Wali Kota Malang Beli Lukisan MCC Karya Deddy Satya

Di antara puluhan karya lukis yang dipajang dalam Pameran Seni Lukis bertajuk ‘Sewelas Dino Ngenteni Blanggur’, rupanya Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji jatuh hati pada karya lukis yang menggambarkan Gedung Malang Creative Center (MCC). Lukisan tersebut adalah karya seorang seniman lukis bernama Deddy Satya D.

Wali Kota Malang pun membeli lukisan tersebut dan berencana memajangnya di Balai Kota Malang. “Saya langsung ambil lukisan itu karena MCC adalah khazanah kita, belum ada di daerah lain. (MCC) Ini adalah salah satu ikon Kota Malang,” ucapnya bangga usai menghadiri pembukaan Pameran Seni Lukis di MCC Lt 4, Senin (3/4/2023).

Deddy Satya D., sang pelukis pun mengungkapkan ide melukis gedung MCC itu terbersit kala dirinya mengetahui bahwa pameran lukis yang digelar untuk memperingati HUT ke-109 Kota Malang ini diselenggarakan di MCC. Butuh waktu sekitar 14 hari baginya untuk melukis gedung kebanggaan Kota Malang ini.

Karya yang dilukis dengan media cat minyak ini diberi judul ‘Fajar Baru Kota Malang’. Dalam deskripsi lukisan seharga Rp15.000.000,00 ini, Deddy menuliskan Gedung MCC merupakan salah satu prestasi besar Wali Kota Malang yang menjadi ikon baru dunia kreatif Kota Malang.

Menurutnya, melukis gedung MCC bukan perkara mudah. “Ini gedung ikonik, megah, dan saya bukan arsitek, saya pelukis. Jadi bikin sketsanya itu luar biasa, kalau mewarnanya itu mudah,” ujarnya.

Menurutnya sebagai seorang pelukis, yang kerap menjadi problematika adalah mencari gebyar atau momentum. “Momentum apa dalam sebuah event, kita sebagai seniman itu diungkapkan dalam sebuah gambar atau lukisan,” sambung pria ramah ini.

Menjadi seorang pelukis, dikatakannya juga membutuhkan kedisiplinan. Deddy menerapkan prinsip ini dalam hidupnya. Sudah menjadi kebiasaan baginya bahwa setiap hari harus memegang kuas untuk melukis. “Setiap hari harus melukis minimal selama 30 menit. Kala tidak disiplin atau tergantung mood ya gak jadi,” kata seniman yang tinggal di Titan Asri, Pandanwangi tersebut.

Dalam pameran ini, Deddy juga memamerkan dua karya lukisnya yang lain. Dua karyanya yang lain lain bertema lanskap pemandangan. Selain itu juga dalam pameran ini, ia pun megikutsertakan karya anaknya yang merupakan seorang difabel down syndrome dengan talenta melukis yang luar biasa dan telah dilatih sejak kecil.

Terkait karyanya yang dibeli Wali Kota Malang, Deddy menyampaikan rasa syukurnya. “Alhamdulilah ini berkah. Perjuangan tiap pulang teraweh, setiap malam sampai jam satu dan ternyata membawa hasil. Bersyukur sekali. Sepertinya lukisan gedung MCC ini belum ada. Kalau memulai kan harus yakin. Ini belum ada, maka saya harus mulai,” ujar pria 53 tahun ini.

Deddy pun mengapresiasi dibangunnya MCC sebagai wadah baru untuk para seniman melakukan ekshibisi karya agar diapresiasi masyarakat luas. “Usai pandemi ini, saya lihat banyak sekali kegiatan melukis di Kota Malang. Bagus sekali. Apalagi kita diberi galeri (MCC) seperti ini, luar biasa. Juga sambutan Pak Wali tadi tentang melukis, masyaallah,” tutupnya.

Pimpin Apel Pagi, Wawali Ingatkan Waspadai Cuaca Ekstrem

Wakil Wali Kota Malang Ir. Sofyan Edi Jarwoko memimipin apel pagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di halaman depan Balai Kota Malang, Senin (3/4/2023). Saat memberikan arahan, Wawali mengingatkan untuk mewaspadai cuaca ekstrem, seperti halnya hujan deras dengan intensitas tinggi.

Wakil Wali Kota Malang yang kerap disapa Bung Edi tersebut mengungkapkan pagi ini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan di Malang akan terjadi cuaca ekterm sampai dengan tanggal 8 April 2023 yang akan datang. Oleh karena itu informasi ini harus dipersiapkan dan diwaspadai.

“Baik secara personal, jaga kesehatan, karena aktivitas semakin tinggi dari masyarakat membutuhkan perhatian dari kita semua,” tutur Bung Edi.

Bung Edi juga mengingatkan untuk selalu berhati-hari dan waspada dengan segala kemungkinan bencana, begitu pula dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan juga tim penanggulangan bencana. Mengingat kala cuaca ekstrem sering terjadi pohon tumbang, tanah longsor, angin kencang, hujan dengan intensitas lebat, banjir, dan lain sebagainya.

“Informasi dari BMKG ini harus diperhatikan, ditindaklanjuti, dan dipersiapkan berbagai antisipasi,” terang Bung Edi.

Pada kesempatan ini Bung Edi tak lupa mendoakan bagi yang menjalankan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadan ini dapat menjalankannya dengan baik. Termasuk juga ibadah yang lain, seperti melakukan pelayanan publik yang terbaik bagi masyarakat yang diniatkan sebagai bagian dari ibadah.

“Semoga Allah SWT menerima segala apa yang kita lakukan untuk masyarakat Kota Malang,” ucap Bung Edi mendoakan.

Atas nama Wali Kota Malang, Bung Edi pun menyampaikan apresiasinya atas apa yang telah dilakukan dan dicapai ASN Pemerintah Kota Malang selama ini. Berkat kinerjanya yang bagus, Kota Malang dalam beberapa waktu terakhir terus meraih berbagai prestasi yang membanggakan.

Ia pun meminta kepada segenap jajaran untuk terus memertahankan dan meningkatkan kinerja yang bagus ini dan tetap memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. “Untuk dapat memberikan pelayanan dengan terbaik, mohon untuk dijaga kondisinya, dijaga kesehatannya di tengah begitu tingginya tuntutan kinerja,” pesannya.

Cara Seniman dan Budayawan Sambut HUT ke-109 Kota Malang

Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-109 Kota Malang yang diperingati setiap tanggal 1 April, para seniman dan budayawan Kota Malang menggelar tumpengan dan doa bersama di Alun-Alun Tugu, Jumat tengah malam (31/3/2023).

Usai prosesi acara, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengatakan bahwa gelaran ini untuk nguri-nguri budaya atau sebagai langkah untuk menjaga seni tradisi, sehingga keberagaman dan toleransi tetap terawat serta dapat terus dikuatkan.

Dipilihnya Alun-Alun Tugu di depan Balai Kota Malang sebagai tempat acara ini karena Monumen Tugu ini menjadi bagian penting sejarah berdirinya Kota Malang. “Tugu ini ada sebelum berdirinya Tugu Monas yang di Jakarta, dan tidak banyak daerah yang memiliki tugu seperti ini,” beber pria berkacamata itu.

Ditambahkan Sutiaji, tugu ini juga sebagai simbol bagaimana tegak lurusnya sebuah pendirian. Siapapun yang memimpin Kota Malang harus mempunyai pendirian atau sikap yang kuat serta tegak lurus. “Dalam konteks ini yaitu dalam rangka mewujudkan masyarakat yang rukun, adil dan makmur,” jelasnya.

“Seiring dengan arus budaya, arus akulturasi budaya dan asimilasi budaya yang begitu gencar, terlebih Malang adalah Kota Pendidikan yang mestinya tidak sedikit orang yang datang di Bumi Arema yang kita cintai, sehingga tinggal bagaimana karakter itu harus terbangun dengan baik,” urai orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu.

Pernyataan senada disampaikan salah satu budayawan sepuh yaitu Ki Soleh Adi Purnomo. Selain pihaknya berharap agar Kota Malang ke depan lebih baik lagi, ia berkeinginan juga agar tradisi ini bisa diwarisi oleh kaum muda. “Dengan demikian tradisi ini tak lekang tertimpa kemajuan zaman dan terjaga sepanjang masa,” tandasnya

Untuk diketahui bahwa gelaran ini sekaligus untuk mengenang salah satu budayawan maestro tari Kota Malang yang meninggal beberapa hari yang lalu yaitu Yongki Irawan.