Rakor Pengendalian Inflasi, Mendagri: Aman Tapi Tetap Perlu Waspada

Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara daring melalui zoom di Ngalam Command Center (NCC), Senin (29/4/2024).

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang memimpin langsung rakor tersebut menyampaikan inflasi year on year (y-o-y) nasional naik dari sebelumnya di angka 2,75% menjadi 3,05%. Tito menjelaskan beberapa faktor baik internal maupun eksternal menjadi pemicu dari kenaikan inflasi ini. Diantaranya momen Ramadan dan Idulfitri serta kondisi global yang mempengaruhi permintaan dan penawaran akan barang dan jasa yang mempengaruhi gejolak inflasi nasional.

“Secara umum, kita bisa lihat kalau ini cukup baik karena target range inflasi tahun ini adalah 2,5 persen dengan toleransi sebesar plus minus 1 persen, sehingga rentangnya berada di antara 1,5 persen hingga 3,5 persen. Akan tetapi, meskipun angka inflasi saat ini masih dalam batas yang ditetapkan, perlu diwaspadai karena inflasi bulan Februari ke Maret naik sebesar 0,52 persen,” jelasnya.

Tito menambahkan terdapat sejumlah komoditas yang perlu menjadi perhatian bersama, sebab harganya mengalami kenaikan diantaranya bawang merah, bawang putih, gula pasir, daging ayam ras dan telur ayam ras.

“Ini penting menjadi perhatian kita karena kenaikannya paling tinggi adalah bawang merah, ada 314 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan dari 512 yang ada. Kemudian daging ayam ras dan daging sapi untuk di Jawa, daging ayam ras untuk di Sumatera sementara dan juga telur ayam ras yang sebabnya karena permasalahan pakan juga. Padahal kita sedang panen jagung,” tambahnya.

Sementara itu, untuk komoditas beras yang beberapa waktu lalu mengalami kenaikan harga dan menimbulkan polemik kini harganya cenderung menurun, jelas Tito lebih lanjut. Hal tersebut ditengarai akibat produksi padi pada periode April-Mei 2024 yang relatif tinggi, sehingga ada potensi produksi beras menjadi surplus.

Tito juga meminta kepada daerah untuk senantiasa melihat dan mengecek apabila harga beras ditingkat petani terlalu jatuh, sebab jika hal tersebut terjadi maka perlu diatur mekanisme distribusi beras sehingga beras bisa terserap secara memadai. Selain itu, ia juga mengingatkan Bulog untuk terus bekerja keras dan berkompetisi agar distribusi beras tidak dikuasai oleh para pedagang besar.

“Tolong di daerah-daerah untuk melihat dan cek kalau misalnya ada harga yang terlalu jatuh di tingkat petani seperti gabah misalnya, ini kasian petaninya. Ini perlu diatur mekanisme dan manajemen pasca panen. Dari Bulog juga perlu bekerja keras dan berkompetisi agar beras tersebut tidak diserap secara besar-besaran oleh pedagang besar dan hanya mereka yang diuntungkan karena mereka yang mengatur,” pungkasnya.

Kemeriahan Pawai Budaya HUT ke-110 Kota Malang

Masih dalam rangkaian peringatan HUT ke-110 Kota Malang, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggelar pawai budaya, Sabtu (27/4/2024). Berbeda dari sebelumnya, pawai budaya kali ini diikuti tidak hanya oleh jajaran Perangkat Daerah (PD) saja, akan tetapi juga diikuti oleh masyarakat umum.

Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat MM menjelaskan bahwa masyarakat turut dilibatkan dengan tujuan agar masyarakat bisa turut serta merayakan dan memeriahkan hari jadi Kota Malang.

“Pesertanya ini dari semua lapisan masyarakat, yang tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut serta dan bersama-sama merayakan HUT ke-110 Kota Malang,” ujarnya.

Wahyu bersama dengan Pj. Ketua TP PKK Kota Malang Dra. Hj. Hanik Andriani Wahyu Hidayat di pawai budaya ini mengenakan pakaian ala era kolonial dan berasa di depan memimpin rombongan pawai yang mengangkat tema Kolaborasi Kuno-Kini tersebut.

“Kesannya ini kan berbeda, ini menunjukkan Kota Malang dari history-nya dahulu kan dijajah oleh Belanda, dan sampai sekarang juga ada peninggalan kolonial yang masih ada. Jadi kita harapkan penampilan tadi bisa menunjukan Kota Malang yang kuno serta Kota Malang yang kekinian. Kota Malang di era kolonial dan Kota Malang di era milenial,” ungkapnya.

Selain itu Wahyu berharap dengan mengangkat tema tersebut, masyarakat Kota Malang dapat terus mengingat sejarah perkembangan berdirinya Kota Malang, sehingga peninggalan sejarah yang ada di Kota Malang bisa terus dijaga dan terus lestari hingga masa mendatang.

“Harapannya kita menolak lupa, jadi kita bisa melestarikan sejarah-sejarah yang menjadikan Kota Malang,” pungkasnya.

Pawai budaya yang dimulai dari Balai Kota Malang dan berakhir di Jalan Semeru ini tampak disambut antusias oleh masyarakat. Berbagai atraksi dan kreativitas ditampilkan para peserta, mulai dari penggunaan busana era kolonial, pakaian adat, atraksi kesenian bantengan, hingga miniatur gedung Malang Creative Center (MCC) yang memunculkan rasa takjub dari para penonton.

Peringati Hari Otoda XXVIII, Komitmen Wujudkan Ekonomi Hijau

Upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) XXVIII di Kota Malang digelar di halaman depan Balai Kota Malang, Kamis (25/4/2024). Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Erik Setyo Santoso, ST, MT bertindak sebagai inspektur upacara peringatan yang mengangkat tema ‘Otonomi Daerah Berkelanjutan Menuju Ekonomi Hijau dan Lingkungan yang Sehat’.

Erik menyampaikan bahwa sesuai penjelasan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia, tema tersebut dipilih untuk memperkokoh komitmen, tanggung jawab, dan kesadaran seluruh jajaran pemerintah daerah terhadap tugas untuk membangun keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup di tingkat lokal serta mempromosikan model ekonomi yang ramah lingkungan untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

“Pada Hari Otoda ke-28 ini lebih ditekankan pada bagaimana otonomi daerah ini berfokus pada pembangunan berkelanjutan, sustainble development yang menuju green economy dan lingkungan yang semakin sehat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Erik menjelaskan kebijakan otonomi daerah juga dirancang untuk mencapai dua tujuan utama termasuk, untuk tujuan kesejahteraan dan demokrasi. Dari segi tujuan kesejahteraan, desentralisasi diarahkan untuk memberikan pelayanan publik bagi masyarakat efektif, efisien, dan ekonomis melalui berbagai inovasi kebijakan pemerintahan yang menekankan kepada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development) serta pemanfaatan potensi SDA yang bijak dan berkelanjutan (sustainable). Dari segi tujuan demokrasi, kebijakan desentralisasi menjadi instrumen pendidikan politik di tingkat lokal yang mempercepat terwujudnya masyarakat madani atau civil society.

“Tentunya dari penekanan ini rencana pembagunan daerah, tentu disesuaikan dengan penekanan pada otonomi daerah ini. Apa yang menjadi tema tahun ini nanti juga akan mewarnai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) untuk 2025 yang saat ini sedang diselesaikan. Sehingga arah pembangunan seperti ini disinergikan dengan kekhasan lokal dan kebutuhan primer yang saat ini menjadi perhatian setiap pemerintah daerah termasuk Kota Malang,” terangnya.

Lebih lanjut, Erik menerangkan bahwa ekonomi hijau mengarahkan pembangunan tidak hanya pada hal bersifat fisik, penyerapan tenaga maksimal, menurunkan kemiskinan namun juga mengarahkan semua gerak langkah pembangunan dengan memperhatikan lingkungan sehingga tetap lestari hingga masa mendatang. “Karena itulah pembangunan ekonomi tidak hanya untuk satu atau dua tahun ke depan, tetapi pembangunan harus memiliki penekanan terkait wawasan hijau. Jadi semua pembangunan kita harus memiliki wawasan lingkungan yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaannya,” sambung Erik.

Selain itu, Erik juga menyebutkan pentingnya energi terbarukan dalam kehidupan saat ini. “Bagaimana kita tidak hanya mengandalkan sumber energi yang selama ini kita kenal, tetapi juga sumber -sumber energi alternatif lainnya. Seperti saat ini penggunaan kendaraan listrik, solar cell atau sumber cahaya matahari. Ini juga masih berkaitan dengan green economy, bagaimana sumber daya kita tidak terfokus pada sumber-sumber yang ada saat ini tapi penggunaan alternatif lainnya sehingga generasi mendatang juga masih bisa bertahan dan harapannya bisa lebih mengelola dengan baik,” paparnya.

Sekda Kota Malang menuturkan pihaknya juga akan melakukan penyesuaian kendaraan dinas yang penggunaannya memanfaatkan sumber energi alternatif. Disebutkannya bahwa pemerintah pusat pun telah mengeluarkan instruksi Presiden terkait percepatan pelaksanaan program penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle) sebagai kendaraan dinas operasional. “Saat ini memang masih kita masukkan dalam rencana pengadaan, belum terealisasi. Karena kita juga menunggu sarana prasarana pendukungnya, termasuk titik pengisiannya. Kami sedang berkoordinasi untuk penyediaan titik-titik ngecharge mobil listrik,” tutupnya.

Buku Satu Abad Stadion Gajayana dan Spektrum Anak-Anak Kota Malang Diluncurkan

Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM menghadiri peluncuran Buku Satu Abad Stadion Gajayana dan Spektrum Anak-Anak Kota Malang di Gedung Malang Creative Center (MCC), Sabtu (20/4/2024). Atas nama Pemerintah Kota Malang, dengan penuh sukacita Pj. Wali Kota Malang mengapresiasi dan menyambut baik penerbitan buku Spektrum II Edisi Satu Abad Stadion Gajayana 1924-2024.

Wahyu mengungkapkan bahwa buku ini hadir sebagai persembahan istimewa dalam rangka memperingati hari ulang tahun ke-110 Kota Malang tercinta. Menurutnya sebagai wadah kebanggaan dan kebersamaan, Stadion Gajayana bukan sekedar bangunan bersejarah.

“Lebih dari itu, stadion ini adalah saksi bisu perjalanan panjang Kota Malang dari masa ke masa. Semangat juang para atlet, gemuruh sorak-sorai penonton, dan momen-momen bersejarah lainnya telah terukir di setiap sudut stadion ini,” tutur nomor satu di Pemkot Malang itu.

Dia juga mengatakan para penulis menuangkan cerita sejarah Stadion Gajayana dalam buku ini, baik itu mengenai arsitektur, penyelenggaraan olahraga maupun momentum aktivitas lainnya. Ini menjadi sebuah cerminan semangat kontribusi, dimana hal tersebut sejalan dengan tema HUT Kota Malang ‘Berselaras untuk Kota Malang Berkelas’.

Dengan diterbitkannya buku ini, lanjut Wahyu, pihaknya berharap dapat membangkitkan semangat kebersamaan dan kebanggaan akan warisan sejarah yang telah dimiliki. “Melalui penguraian sejarah Stadion Gajayana yang mendalam, saya ingin mengajak setiap pembaca untuk mengenang perjalanan panjang kota ini serta memupuk semangat untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi kemajuan Kota Malang yang lebih baik di masa depan,” lanjutnya.

Tak lupa Wahyu mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi  dalam penyusunan dan penerbitan buku ini. “Semoga buku ini dapat menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang berharga bagi generasi mendatang,” pungkasnya.

Buku Spektrum II Edisi Satu Abad Stadion Gajayana ini diterbitkan oleh Media Nusa Creative dengan tebal 614 halaman, dicetak pada April 2024, memiliki 12 babak, 8 bab, 44 artikel dan satu puisi. Adapun penulisnya ada 36 orang, yakni Haris Wibisono, Dezzalina Dyana Paramita, Wasiska Iyati, Armudya Indra Permana, Dian Widatama, Lulut Edi Santoso, Meananing Windi A, Debita Aisyiyah Putri Ayu, Bachtiar Djanan, Khalyandhara Pramesthi Regita Wulan, Bagus Ninar, Ico Oemar, Teguh Yudi Cahyono, Restu Respati, Denise Resiamini Praptaningsih, Bambang AW, Abdul Muntholib, Abdul Malik, Novarita, Muhammad Nasa’i, Arief Wibisono, Robby Hidayat, Ari Ambarwati, Bagus Ary Wicaksono, Rendra Fatrisna Kurniawan, Yayuk Sulistiowati M.V, Eko Rody Irawan, Hengki Herwanto, Herman Aga, Satriya Paramandana, Agung H.Buana, Engelbertus Kukuh Widiatmoko, Hariani, Wahyu Eko Setiawan, RBG Kushariyono Arif Wibowo, Taufiq Saguanto.