Aparat Kota Malang Sosialisasikan Aturan Ramadan

Untuk menghormati umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa, maka tempat hiburan, panti pijat, dan penjual minuman beralkohol di Kota Malang harus tutup atau tidak beroperasi. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Wali Kota Malang Nomor 18 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Kegiatan di Bulan Ramadan dan Idulfitri 1443 Hijriah.

Petugas gabungan lakukan pengecekan minuman beralkohol saat sosialisasi aturan selama Ramadan

Terkait hal tersebut petugas dari Satpol PP, TNI-Polri, dan Dinas Perhubungan Kota Malang pada Rabu (30/3/2022) melakukan sosialisasi aturan itu kepada pengelola sejumlah tempat hiburan, panti pijat, dan penjual minuman beralkohol. Pada momen ini petugas juga melakukan pengecekan apakah di 16 tempat yang disasar itu ada minuman beralkohol yang dijual atau disediakan yang tidak sesuai aturan.

Kepala Ketentraman dan Ketertiban Umum (Kabid Trantibum) Satpol PP Kota Malang Rahmat Hidayat mengatakan, sejauh ini pihaknya tidak menemukan minuman beralkohol atau barang lain yang mencurigakan dari beberapa tempat yang didatangi tersebut.

“Saat bulan Ramadan jika di antara para pengelola tersebut masih beroperasi, maka terancam akan disegel dan bahkan dicabut izin usahanya. Jadi tidak ada toleransi lagi, karena sosialisasi aturan sudah kami disosialisasikan jauh-jauh hari kepada mereka,” imbuhnya.

Meski aturan tersebut sudah disosialisasikan, kata Rahmat, saat bulan Ramadan nanti petugas tetap akan melakukan pengecekan dan operasi gabungan. Hal ini guna mengantisipasi para pengelola usaha yang diindikasi masih membandel. “Bagi warga masyarakat yang mengetahui terkait hal tersebut hendaknya melapor kepada petugas untuk ditindaklanjuti dan dilakukan pengecekan di lapangan,” pungkasnya. (say/ram)

57 Kelurahan di Kota Malang Bersiap Jadi Cantik

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menghadiri acara Pembinaan Tata Kelola Data Statistik Sektoral Kota Malang di Hotel Savana, Rabu (16/3/2022). Dalam kesempatan ini pula, secara resmi dicanangkan Program Kelurahan Cinta Statistik (Kelurahan Cantik).

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji bersama Kepala Diskominfo Kota Malang Muhammad Nur Widianto, S.Sos di acara Pembinaan Tata Kelola Data Statistik Sektoral

Wali Kota Sutiaji menyampaikan arti penting keberadaan data. Dengan adanya Kelurahan Cinta Statistik, diharapkan akan mempermudah penghimpunan data. Jadi data itu memang penting. Menurutnya, nantinya dia akan menghimpun data dari kelurahan yang ada di Kota Malang.

“Maka kita canangkan Kelurahan Cantik, Kelurahan Cinta Statistik. Besok ada gerakan Sam Gebun Basa atau Smart City Gerakan Menghimpun Data Berbasis Dasawisma,” ujar Sutiaji.

Untuk updating data diminta keterlibatan semua stakeholder, termasuk pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) yang punya grass root hingga dasawisma. Jadi dalam rangka peluncuran Kelurahan Cantik. Perlu ditekankan bahwa data itu penting dalam proses dan pembuatan kebijakan pembangunan ke depan.

“Mulai hari ini kita canangkan (Kelurahan Cantik). BPS akan maraton memberikan dampingan. Dalam waktu dekat ini juga akan kerja sama dengan Universitas Brawijaya, karena di sana kan ada Fakultas Statistik yang tidak menutup kemungkinan akan memberikan pendampingan juga kepada 57 kelurahan,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur Dr. Dadang Hardiwan, S.Si., M.Si mengungkapkan latar belakang diselenggarakannya program Desa/Kelurahan Cantik ini. Karena pembinaan statistik sektoral tidak hanya pada tingkat perangkat daerah saja.

“Kami ingin memperluas sampai dengan tingkat desa atau kelurahan. Dengan tujuannya untuk meningkatkan literasi, kesadaran, dan peran perangkat desa/kelurahan dan masyarakat dalam kegiatan statistik,” kata Dadang.

Selain itu, kata dia, ada standarisasi pengelolaan data statistik untuk menjaga kualitas dan keterbandingan. Optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan data statistik sehingga program pembangunan di desa/kelurahan ini dapat tepat sasaran. Kemudian dengan adanya Kelurahan Cantik akan terbentuk komunitas statistik pada level kelurahan.

Dadang menyebutkan, sekitar 11 ribu masyarakat Kota Malang berperan mengikuti survei perilaku masyarakat di masa pandemi beberapa waktu lalu. Karena itu, Pemkot Malang mendapat penghargaan dari BPS atas partisipasi masyarakat tertinggi se-Indonesia dalam survei perilaku masyarakat pada masa pandemi Covid-19. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Kepala BPS Provinsi Jawa Timur kepada Wali Kota Malang.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang Muhammad Nur Widianto, S.Sos menyebutkan, kegiatan ini merupakan wujud nyata dalam memaknai, melandingkan, membumikan tema HUT ke-108 Kota Malang yang juga menjadi spirit gerak Kota Malang. Pria yang akrab disapa Pak Wiwid ini mengungkapkan ada tiga spirit dari tema HUT Kota Malang, yakni kolaborasi, akselerasi, dan bangkit bersama.

“Kegiatan hari ini juga menerjemahkan tiga spirit tersebut. Karena data mampu terhimpun dengan baik, mampu dijalankan dengan baik jika diletakkan pada spirit kolaborasi. Data semakin bermanfaat jika mampu diakselesariksan, uang pada muaranya sebagai modal kita untuk langkah kebangkitan bersama. Itulah latar belakang kegiatan hari ini yang menyatu dengan spirit dari program Kelurahan Cinta Statistik. Alhamdulillah pada tahun lalu, Kelurahan Sukoharjo terpilih menjadi salah satu yang terbaik dalam pelaksanaan Kelurahan Cantik,” ujarnya.

“Tujuan kegiatan ini juga untuk memotivasi kelurahan dan kecamatan tentang bagaimana cara mencari, mengumpulkan, dan mengolah data sesuai dengan format, standar, prosedur, dan kriteria dalam penyelenggaraan statistik sektoral daerah. Bagaimana cara memubikasikan data agar mudah dipahami masyarakat,” tuturnya.

Tak hanya seremonial pencanangan Kelurahan Cantik dan penyerahan penghargaan. Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan peningkatan kapasitas statistik. Hadir dalam kegiatan ini tiga orang narasumber, yakni J.A. Bayu Widjaya, S.Sos, M.Si (Kepala Bidang Statistik dan Persandian Diskominfo Kota Malang), Drs. Mulyono, M.Si (Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Malang, dan Erni Fatma Setyoharini, SE., MM (Kepala BPS Kota Malang). (ari/ram)

Kolaborasi, Akselerasi dan Bangkit Bersama Jadi Tema HUT ke-108 Kota Malang

Menyambut momen peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-108 Kota Malang pada 1 April 2022 mendatang, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang merilis tema ‘Kolaborasi, Akselerasi dan Bangkit Bersama’ beserta logo HUT pada Selasa (15/3/2022).

Logo dan filosofinya

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengungkapkan, pilihan tema tersebut merefleksikan semangat kebangkitan dalam bingkai keselarasan langkah mewujudkan visi dan misi pembangunan Kota Malang bermartabat. Di mana dalam dua tahun terakhir menghadapi tantangan pandemi Covid-19.

“Kita sudah melihat sejumlah indikasi empirik positif untuk itu dan untuk bangkit bersama kita butuh kolaborasi dan bersatu. Sehingga ada akselerasi pembangunan yang menyejahterakan,” terang Sutiaji.

Menurutnya, optimisme kebangkitan tidak terlepas dari penanganan pandemi yang semakin baik sebagai modal penting membangun kembali sendi-sendi ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Ekonomi Kota Malang yang sempat terkontraksi di angka -2,26 di tahun 2020 kini tumbuh dan melesat ke angka 4,21% di tahun 2021.

Meningkatnya realisasi pendapatan asli daerah (PAD) dari Rp491 miliar (2020) ke angka Rp603 miliar (2021), terus meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) ke angka 82,04 (2021), hadirnya mal pelayanan publik dan infrastruktur strategis, seperti Jembatan Tunggulmas, tiga sekolah baru, dan Malang Creative Center (MCC). Hal itu ditopang dengan akuntabilitas kinerja pemerintahan berpredikat sangat baik secara nasional menjadi tambahan modal optimisme menjalani tahun 2022.

Semuanya dirangkum dalam narasi HUT ke-108 Kota Malang yang dimaknai sebagai berikut.

Kolaborasi

Kota Malang yang sarat sejarah, budaya, dan potensi diyakini akan tumbuh menjadi kota terkemuka di kancah nasional bahkan dunia. Hal itu akan terwujud dengan mengusung semangat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, masyarakat, media, perbankan, dan jasa keuangan serta dunia usaha dalam memaduserasikan sumber daya dan talenta untuk satu tujuan. Satu simfoni dalam ragam warna adalah energi untuk kota dan bangsa ini.

Akselerasi

Kota Malang memiliki keyakinan dengan berbekal energi yang dialirkan lewat kolaborasi, akan melahirkan momentum percepatan pemulihan ekonomi dan pencapaian target pembangunan.

Bangkit Bersama

Kota Malang ingin mewujudkan kebangkitan yang bisa dirasakan seluruh masyarakat lewat program, kegiatan, inisiatif, dan inovasi pembangunan yang semakin inklusif dan berkelanjutan.

Ketiga esensi tersebut juga menjadi dasar perumusan logo HUT ke-108 Kota Malan

Desainer

g yang turut diluncurkan hari ini. Ada empat elemen utama desain logo tersebut. Pertama, angka ‘108th’ berwarna biru yang menjadi penanda usia dan warna kebanggaan Kota Malang. Kedua, elemen maskot Osi & Ji dengan gestur bersemangat untuk bersinergi.

Ketiga, tulisan Kota Malang berwarna hijau disertai narasi tema sebagai representasi warna lambang pemerintahan dan cita-cita kesejahteraan. Keempat, kelopak bunga yang bermakna Malang sebagai kota bunga siap mekar secara sosial dan ekonomi dalam menghadapi pandemi.

Kontribusi besar komunitas kreatif lokal tersebut pun diapresiasi tinggi oleh Wali Kota Sutiaji. “Saya bangga sekali dan terima kasih atas peran anak-anak muda Malang yang telah melahirkan karya luar biasa. Insha Allah logo terpilih ini mewakili semangat kita untuk bangkit,” pungkas Sutiaji.

Maskot bernuansa futuristik ini dirancang oleh M. Zahir Fikri, salah satu desainer grafis muda ternama dari Kota Malang melalui proses kurasi oleh Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) Chapter Malang.

Tim pendamping

Ketua ADGI Chapter Malang Andreas Syah Pahlevi menjelaskan, ada tiga desain yang ditawarkan oleh tiga desainer grafis terpilih. Semuanya telah melalui proses yang memperhatikan dalam perancangan desain secara profesional. Dimulai pemilihan kandidat dari member ADGI Chapter Malang dengan metode seleksi portofolio, workshop, dan briefing, proses perancangan, evaluasi, presentasi untuk pemilihan desain terpilih melalui forum group discussion (FGD) hingga dokumentasi asset desain final.

“Kami mengapresiasi keterbukaan Pemkot Malang yang menggandeng desainer lokal sebagai bentuk kolaborasi nyata dan semoga ini terus berkelanjutan,” papar Andreas.

Logo dan contoh panduan penggunaan logo HUT ke-108 Kota Malang tersebut dapat diunduh di tautan https://bit.ly/Logo108KotaMalang. (ndu/ram)

Wujudnya Satu Data, Pemkot Malang Publikasi Data Statistik Sektoral

Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) menggelar Publikasi Data Statistik Sektoral Kota Malang Tahun 2022 di Hotel Savana, Rabu (9/3/2022). Tujuannya kegiatan ini untuk memublikasikan data statistik sektoral Kota Malang tahun 2022, sehingga dapat digunakan untuk berbagai tujuan termasuk untuk perencanaan pembangunan daerah di semua sektor.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang, Muhammad Nur Widianto, S.Sos menyampaikan, kegiatan ini menjadi upaya untuk menerjemahkan tema HUT ke-108 Kota Malang mendatang, yakni ‘Kolaborasi, Akselerasi dan Bangkit Bersama.’ Menurutnya, dengan kolaborasi, data bisa dihimpun dan dibangun secara kuat berdasarkan prinsip kolaborasi.

“Tentu data ini akan memberikan kemanfaatan jika terakselerasi. Adapun tujuan kegiatan ini adalah terlaksananya penyebarluasan data statistik sektoral Kota Malang. Untuk perangkat daerah dapat digunakan sebagai referensi dalam menyusun rencana pembangunan secara terintegrasi dan terkoordinasi di Kota Malang,” ujar Pak Wid, biasa Muhammad Nur Widianto disapa.

Sementara untuk institusi pendidikan, swasta atau masyarakat umum, lanjut dia, data statistik sektoral ini dapat dimanfaatkan sebagai rujukan informasi. Data hasil kegiatan statistik sektoral ini terbuka pemanfaatannya untuk umum, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.

“Seperti pesan kuat dari Presiden Joko Widodo, bahwa saat ini data adalah jenis kekayaan baru bangsa. Jadi dengan sumber daya alam yang ada dikuatkan lagi dengan data. Data harus bersifat dinamis, harus diperhatikan dicermati atas perubahan data itu sendiri,” sambungnya.

Harapannya, kata dia, mari secara bersama berangkat dari prinsip kolaborasi, akselerasi dan bangkit bersama. Sehingga dapat tercipta data fungsional yang mampu menjadi kendaraan yang kuat untuk mewujudkan Kota Malang yang bermartabat.

Sementara itu, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji dalam menekankan bahwa data sangat penting sebagai fondasi penentuan arah dan pelaksanaan pembangunan. Dalam konteks daerah, data sangat menentukan tercapainya visi dan misi Wali Kota Malang dan Wakil Wali Kota Malang yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023. Data yang dimaksud adalah data yang dinamis dan di-update.

“Ketersediaan data dan akurasi data jadi keharusan, runtut dan jelas. Kemudian dapat dibentuk menjadi pola, grafis bahkan konten publikasi seperti media sosial sehingga masyarakat bisa tau pentingnya data tersebut. Selain itu, data menjadi starting poin sebuah kebijakan untuk menyejahterakan masyarakat,” jelas Sutiaji.

Menurutnya, saat ini orang memegang data adalah yang dicari, misalnya di perusahaan data bisa menjadi pertimbangan karena berkaitan dengan masalah pasar. Pemkot Malang terus bersinergi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mengetahui perkembangan. Dalam konteks daerah data sangat menentukan. Bagaimana implementasi di lapangan atau dalam menentukan visi dan misi kepala daerah. Sehingga bisa meningkatkan potensi-potensi khususnya Kota Malang.

“Satu visi bahwa data itu penting, perlu didukung data yang akurat dan update sehingga bisa dibuat kebijakan yang berkelanjutan. Visi misi Kota Malang bisa tercapai, harapannya data berkualitas harus mewarnai dan menjadi basis setiap program dan kegiatan pembangunan,” paparnya.

Dalam arahan tersebut, Sutiaji juga menyampaikan bahwa Satu Data Kota Malang penting dan dimulai dari merendahkan ego sektoral. Menurutnya update data adalah tugas semua, bersinergi dengan semua stakeholder. “Karena saat ini sudah hexa helix, sehingga perlu terus berkomunikasi dan bersinergi. Literasi masyarakat pun juga terus dikuatkan. Menyatukan satu visi itu penting dan mendukung satu data Kota Malang,” tutupnya. (yul/ram)