Wali Kota Malang Sampaikan Sederet Capaian Selama 2022

Berbagai capaian disampaikan Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji dalam Rapat Paripurna Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Wali Kota Malang Tahun Anggaran 2022 di Ruang Rapat Paripurna Gedung DPRD Kota Malang, Jumat (31/3/2023).

Sepanjang 2022, Sutiaji mengungkapkan banyak capaian yang sudah diraih selama masa kepemimpinannya bersama Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko berkat kebijakan-kebijakan yang diterapkan. Seperti halnya kebijakan pengentasan kemiskinan, upaya menekan angka pengangguran, upaya peningkatan ekonomi, dan lainnya.

“Kami juga terus melakukan berbagai upaya untuk penguatan UMKM, revitalisasi pasar rakyat dan juga peningkatan ekosistem usaha untuk menumbuhkan investasi,” jelas Sutiaji.

Ditambahkannya, beberapa catatan kemajuan positif di tahun 2022 diantaranya untuk Indeks Pendidikan Kota Malang di tahun 2021 di angka 78,45, sementara di tahun 2022 sebesar 79,41. Untuk Indeks Kesehatan pada tahun 2021 sebesar 82,09 sedangkan di tahun 2022 sebesar 82,69.

Sementara itu untuk realisasi Indeks Daya Beli yang juga sangat berpengaruh kepada inflasi daerah, di tahun 2021 berada di angka 84,73 sementara itu pada tahun 2022 pada angka 86,16. Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Kreatif juga mengalami peningkatan yang signifikan, dari capaian sebesar 4,96 di tahun 2021 meningkat menjadi 10,01 di tahun 2022.

“Berbagai raihan Kota Malang di tahun 2022 ini merupakan komitmen kami untuk terus mengoptimalkan potensi daerah agar Kota Malang bisa mandiri. Ketika sudah mandiri, tentunya kita dapat mengelola sesuai kebutuhan dasar ekonomi kita,” terang orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu.

Capaian progres pembangunan di Kota Malang juga bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,32 persen. “Capaian pertumbuhan ekonomi Kota Malang yang mencapai 6,32 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang ada di angka 5,34 persen,” tegas Sutiaji.

Hal itu seiring dengan upaya Pemkot Malang untuk terus menekan jumlah angka pengangguran terbuka. Pada tahun 2021, angka pengangguran terbuka di Kota Malang sebesar 9,65 dan menurun menjadi 7,66 pada tahun 2022.

Begitupun dengan kinerja indikator persentase penurunan tingkat masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Pada tahun 2021 persentase PMKS Kota Malang sebesar -0.42 persen, sementara itu pada tahun 2022 meningkat di angka 3,76 persen.

Dikatakan Sutiaji, Pemkot Malang pun terus berupaya berkomitmen menumbuhkan kemandirian. Bukan hanya kemandirian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) saja, tetapi juga kemandirian masyarakat.

“Cita-cita kami, mandiri bukan hanya APBD saja, tetapi juga masyarakat yang mandiri. Kita harus mandiri secara ekonomi, sehingga kemiskinan bisa terus ditekan dan pertumbuhan ekonomi bisa naik,” tutup Sutiaji.

Peningkatan Derajat Kesehatan Perkuat Generasi Bermartabat

Sebagai upaya mewujudkan Kota Malang Bermartabat, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah menempatkan aspek kesehatan pada misi yang pertama. Arah pembangunan diprioritaskan pada peningkatan sumber daya manusia (SDM) dengan meningkatkan kualitas, aksesibilitas, dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi semua warga kota. Komitmen ini ditunjukkan dengan meningkatkan kualitas layanan kesehatan dari waktu ke waktu.

Hasilnya, Kota Malang mencatat adanya kenaikan Indeks Kesehatan dari 82,09 persen pada tahun 2021 menjadi 82,69 pada tahun 2022. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Kota Malang dalam rangka terwujudnya pemerataan akses dan kualitas pendidikan, kesehatan dan layanan dasar lainnya telah membuahkan hasil.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengungkapkan bahwa kesehatan masyarakat merupakan salah satu prioritas yang ingin dicapai di era kepemimpinannya, sehingga ia pun meminta kepada perangkat daerah terkait untuk tidak lengah dan terus memberikan layanan kesehatan yang paripurna.

“Tentunya urusan kesehatan ini adalah bagian dari visi misi kami. Maka sudah sepatutnya saya terus minta ke Dinas Kesehatan agar optimal memberi layanan juga mengawasi perkembangan permasalahan kesehatan di Kota Malang, serta terus memberikan informasi dan literasi pada masyarakat,” terangnya.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, urusan kesehatan merupakan salah satu pelaksanaan urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Pemkot Malang menetapkan empat langkah strategis penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di tahun anggaran 2022, salah satunya adalah terkait strategi penguatan layanan bidang kesehatan dan pendidikan. Langkah Pemkot Malang ini berjalan dengan pendekatan hexahelix dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan di Kota Malang.

Sutiaji menyebutkan bahwa prinsip kolaborasi yang selalu digaungkannya benar-benar menjadi kekuatan yang membuahkan hasil nyata. Diakuinya, peran dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang sebagai leading sector dalam mengoptimalkan jajarannya beserta stakeholder terkait menjadi salah satu faktor kunci peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

“Ini yang terus kami pacu. Kolaborasi selalu bisa memberikan efek positif dan ini jadi salah satu faktor kunci. Saat frame-nya, cara pandangnya sudah sejalan, insyaallah setiap permasalahan di Kota Malang khususnya kesehatan dapat teratasi dengan baik,” sambung pria berkacamata tersebut.

Kota Malang pun telah dinobatkan sebagai salah satu daerah yang memenuhi cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC) oleh Pemerintah Pusat. UHC Award ini diberikan kepada pemerintah daerah yang telah memenuhi cakupan kesehatan semesta yang telah menjamin seluruh masyarakat untuk memiliki akses pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas dan efektif.

Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Kota Malang, capaian program UHC di Kota Malang tahun 2022 sebesar 106,50 persen dan meningkat dari tahun 2021 sebesar 95 persen. Kini Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bermitra dengan BPJS Kesehatan telah meningkat menjadi 93 FKTP.

Untuk itu, Dinkes Kota Malang akan terus mendorong FKTP di Kota Malang untuk memenuhi persyaratan sehingga dapat bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. “Dengan tercapainya UHC ini maka ini upaya dari bagian integral pembangunan manusia khususnya masyarakat Kota Malang sudah sesuai dengan target kami,” beber orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu.

Untuk menunjang pelayanan BPJS Kesehatan kepada masyarakat, Pemkot Malang juga telah meluncurkan aplikasi E-JKN Cekat yang merupakan aplikasi layanan kepesertaan JKN bagi warga Kota Malang yang dilakukan secara Cepat, Efektif, Akurat, dan Terpadu. Aplikasi ini bisa digunakan untuk melakukan pengajuan dan penonaktifan kepesertaan BPJS Kesehatan yang dibiayai oleh Pemkot Malang.

Lebih lanjut Sutiaji mengatakan, melalui E-JKN Cekat ini diharapkan proses pengajuan dan penonaktifan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk warga Kota Malang tanpa harus datang ke beberapa instansi terkait. Warga hanya harus datang ke kelurahan masing-masing sehingga pengurusan menjadi lebih efektif, efisien, dan tepat sasaran.

“Ini menunjukkan bahwa kita sudah transparan serta semakin terbuka. Ada smart yang berarti ada efisiensi, ada kecepatan dan ketepatan. Saya berterima kasih dan memberikan apresiasi, karena pelayanan kesehatan kepada masyarakat semakin baik,” ucapnya.

Penguatan layanan kesehatan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan juga tergambar dari meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH). Pada tahun 2022 penduduk Kota Malang memiliki UHH 73,75 tahun yang naik dari 73,36 tahun pada tahun 2021. Meningkatnya UHH berimbas pula pada meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari tahun sebelumnya, yakni 82,04 menjadi 82,71 di tahun 2022. Capaian IPM ini membawa Kota Malang masuk dalam kategori Sangat Tinggi dalam Status Pembangunan Manusia Kabupaten/Kota.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan, Kota Malang memiliki satu RSUD, 16 puskemas, dan 33 puskesmas pembantu yang tersebar di lima kecamatan Kota Malang. Untuk menjamin masyarakat mendapatkan layanan kesehatan dengan baik, maka fasilitas pelayanan kesehatan di bawah naungan Dinkes Kota Malang ini ditunjang oleh 90 dokter umum, 32 dokter gigi, 198 perawat, 173 bidan, serta ratusan tenaga penunjang pelayanan kesehatan lainnya seperti apoteker, nutrisionis, penyuluh kesehatan, dan sebagainya. Selain itu, keberadaan sejumlah rumah sakit, klinik, dan fasilitas pelayanan kesehatan swasta lainnya yang tentu juga memberikan kontribusi dalam mewujudkan warga kota yang sehat.

“Dengan ditunjang oleh fasilitas dan tenaga kesehatan yang mumpuni, diharapkan kesadaran masyarakat akan kesehatan juga makin tinggi kalau kita support dengan layanan yang bagus. Fungsi-fungsi fasilitas kesehatan tingkat pertama, puskesmas, klinik, puskesmas pembantu, dokter keluarga akan terus kita kuatkan. Adalah tanggung jawab kita bersama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Ini masih perlu ditingkatkan literasi dan edukasinya,” pungkasnya.

MCC, Rumah Bagi Insan Kreatif Penggerak Ekonomi

Kota Malang telah berkembang pesat menjadi salah satu kota potensial secara ekonomi. Kini dengan jumlah penduduk lebih dari 850 ribu jiwa, Kota Malang tersohor sebagai Kota Kreatif. Berdirinya Malang Creative Center (MCC) menjadi wujud nyata Kota Malang yang kian memantapkan langkah menjadi kota kreatif.

MCC dibangun menjadi ‘rumah’ bagi para pelaku 17 subsektor ekonomi kreatif, yakni: arsitektur, film, fotografi, kriya, kuliner, seni rupa, desain produk, aplikasi, game, televisi dan radio, fesyen, pertunjukan, desain interior, periklanan, penerbitan, DKV, dan musik.

Manager Pemasaran dan Kerja Sama MCC, Frishanti Yuan menyampaikan bahwa sejak soft launching pada bulan Desember 2022 lalu, hingga kini telah tercatat sekitar 500 kegiatan yang telah digelar di MCC. Berbagai event skala besar seperti pameran, workshop, fashion show, lomba yang melibatkan hingga ratusan orang telah digelar dengan sukses. Beragam aktivitas kelompok-kelompok kecil juga terselenggara di MCC, mulai rapat, seminar dan workshop, dan ragam aktivitas kreatif lainnya seperti syuting dan latihan musik. “Tentunya dari sini juga kegiatan ekonomi berjalan, potensi Kota Malang dikenalkan dan produk-produk unggulan Kota Malang ditampilkan,” jelasnya.

Perempuan yang akrab disapa Icha itu mengungkapkan bahwa dalam setiap event yang digelar, ada potensi pergerakan ekonomi di dalamnya. “Beberapa event di MCC saling berkolaborasi. Contohnya komunitas fotografer kolaborasi sama pelaku kuliner bikin workshop foto produk. Lalu mereka adakan live shopping. Langsung ada peningkatan omzet juga di sana. Nah, teman-teman fotografer akhirnya juga banyak dipake beberapa pelaku ekraf untuk bikin konten mereka,” beber perempuan ramah itu.

Dari bangunan dengan arsitektur yang terinspirasi dari Candi Badut ini diharapkan akan selalu ada geliat ekonomi dari industri kreatif tanpa mengikis budaya sebagai kekayaan warisan dan sejarah. Ekonomi Kota Malang berhasil mencapai level tertinggi pada tahun 2022 dengan menembus angka 6,32 persen dan menjadi capaian tertinggi dalam lebih dari satu dasawarsa terakhir. Capaian tersebut tak lepas dari gerak ekonomi kreatif di Kota Pendidikan ini.

Sebelumnya, Kota Malang telah dinobatkan menjadi salah satu kabupaten/kota (KaTa) Kreatif Tahun 2022 oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/BPEK). Kota terbesar kedua di Jawa Timur ini makin menunjukkan kehidupan kota dalam eksosistem ekonomi kreatif. Inovatif, adaptif, dan kolaboratif menjadi semangat untuk mewujudkan wajah kota kreatif yang bermuara untuk peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Kehadiran MCC diharapkan juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Malang agar makin kuat dari waktu ke waktu.

MCC yang mengusung tagline Creative Culture Ambience adalah pusat aktivitas untuk pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri kreatif dengan menciptakan suasana budaya kreatif dari Malang untuk Indonesia dan dunia. MCC yang mengusung konsep 8C, yaitu Creative, Create, Communication, Collaboration, Commerce, _Champion, Consistent, dan Culture.

Icha menyampaikan bahwa MCC selalu terbuka bagi semua pelaku ekonomi kreatif, baik dari wilayah Kota Malang dan juga yang berasal dari luar wilayah Kota Malang. Animo para pelaku kreatif untuk berkolaborasi dengan MCC pun tinggi. Namun demikian, pihaknya juga selalu melakukan proses kurasi terhadap rencana penyelenggaraan event di MCC.

“Syarat event bisa terselenggara di MCC secara garis besar adalah penyelenggara merupakan pelaku ekraf, termasuk dalam 17 subsektor ekraf. Dan yang terpenting, kegiatan yang diselenggarakan harus bersifat pemberdayaan atau peningkatan kapasitas SDM. MCC juga terbuka untuk institusi pendidikan, kampus dan sekolah boleh juga di sini,” terang Icha.

Icha menyebutkan bahwa MCC juga kerap menjadi jujugan study tour. Ini sesuai dengan cita-cita Kota Malang untuk menjadi sebuah destinasi wisata kreatif. Siapapun yang ingin belajar tentang ekonomi kreatif bisa datang ke Kota Malang, bisa mengunjungi MCC. Dari MCC, ekonomi kreatif bergerak dan branding Kota Kreatif pun makin kuat. MCC merupakan investasi berharga untuk generasi emas bangsa. MCC akan membuat insan kreatif makin berdaya, dan dari sini lahir insan-insan kreatif yang mampu membawa bangsa Indonesia ke kancah internasional.

Tukar Uang Baru, Warga Serbu Mobil Kas Keliling BI Malang di Rampal

Layanan penukaran uang baru melalui mobil kas keliling Bank Indonesia Malang di kawasan Lapangan Rampal Kota Malang mulai diserbu masyarakat, Selasa (28/3/2023).

Layanan penukaran uang baru bagi masyarakat sudah dibuka Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang bekerja sama dengan Perbankan sejak kick off SERAMBI (Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri) 2023 tanggal 27 Maret 2023 hingga 19 April 2023 di 109 titik lokasi yang tersebar di wilayah kerja BI Malang.

Salah satu warga yang menukarkan uang baru, Iik Rusdianti mengungkapkan senang akhirnya bisa menukarkan uang baru pecahan Rp2.000,-, Rp5.000,- dan 10.000,- di mobil keliling BI untuk persiapan Lebaran. “Alhamdulilah tidak perlu antre lama saya bisa menukarkan uang Rp3,7 juta,” terang Iik.

Iik mengatakan sengaja datang jauh-jauh dari Gondanglegi ke Lapangan Rampal untuk menukar uang baru sebagai persiapan menyambut Lebaran. Jadi uang baru ini nanti akan dibagikan untuk uang saku bagi anak-anak.

“Saya tahu program layanan uang baru di Rampal ini dengan memantau lewat aplikasi PINTAR BI. Tidak sampai 10 menit saya antre di sini, sudah dilayani dengan baik oleh BI,” jelasnya lagi.

Iik mengatakan untuk penukaran uang baru di mobil keliling BI, persyaratannya sederhana yaitu membawa KTP, bukti booking antrean di aplikasi dan juga uang yang mau ditukarkan. Jumlah yang bisa ditukarkan di mobil keliling BI di Lapangan Rampal maksimal senilai Rp3,7 juta tiap orang.

Iik mengaku bersyukur pada kesempatan ini bisa menukarkan uang baru, sebab selain antreannya panjang, untuk menukarkan uang juga harus antre melalui aplikasi. Pasalnya jika hanya datang saja ke lokasi dan tidak memilki aplikasi tentu tidak bisa menukarkan uang.

Berbeda dengan Iik Rusdianti, Zainal, warga Sawojajar mengaku kecewa tidak bisa menukar uang di layanan penukaran uang BI di Lapangan Rampal lantaran belum memiliki aplikasi PINTAR.

“Saya tidak punya aplikasi untuk menukar uang melalui layanan BI. Makanya hari ini sudah ikut antre tetap tidak bisa menukar uang di sini meski sudah membawa uang tunai,” kata Zainal.

Dari kenyataan ini Zainal mengaku di lain hari akan menukarkan uang baru di mobil layanan keliling BI Malang dengan menginstal aplikasi PINTAR terlebih dahulu agar bisa dilayani untuk penukaran uang baru.