Kominfo Latih Calon Tenaga Pendamping Pengelola Website SKPD

Kominfo Latih Calon Tenaga Pendamping Pengelola Website SKPD

Kominfo Latih Calon Tenaga Pendamping Pengelola Website SKPD

Klojen,MC – Terus membuat terobosan agar masing masing SKPD di lingkungan Pemerintahan Kota Malang semakin baik dalam mengelola website, Dinas Kominfo Kota Malang membuat gebrakan baru. Kali ini disiapkan tenaga pendamping untuk masing-masing SKPD di Kota Malang supaya website terkelola dengan baik. Pelatihan ini diadakan di Ruang Majapahit di Balai Kota Malang selama dua hari, yakni 11-12 Mei 2016.

pembekalan tenaga pendamping pengelolaan website SKPD

Pembekalan tenaga pendamping pengelolaan website SKPD di Ruang Majapahit Balai Kota Malang, 11-12 Mei 2016Kasi Pengelolaan dan  Pelayanan Informasi Dinas Kominfo Kota Malang, Drs.Hamzah Setiono mengungkapkan kegiatan ini merupakan pembekalan kepada calon tenaga pendamping SKPD di Kota Malang. Peran mereka nantinya adalah untuk mendampingi staf di masing-masing SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang untuk mengelola dan menghidupkan website.

“Dengan adanya tenaga pendamping nantinya SKPD harus bisa mengelola websitenya dengan baik,” jelas Hamzah, Rabu (11/5).

Hamzah menjelaskan para calon tenaga pedamping SKPD yang saat ini menjalani pembekalan sudah memiliki kemampuan mumpuni dalam mengelola website. Para tenaga pendamping ini dari anggota Asosiasi Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) Kota Malang.

“Untuk melihat sejauh mana kinerja pengelolaan website masing-masing SKPD ke depan akan digelar lagi Anugerah Inovasi dan Kreatvitas Informasi (AIKID) 2016,” terang Hamzah.

Dengan adanya AIKID diharapkan bisa menjadi pemacu semangat SKPD di Kota Malang untuk bisa bersaing mengelola website dengan baik. Sehingga ke depan bisa semakin bagus lagi dalam fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat. (cah/may)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2016/05/48979/#ixzz48n3WOhLP

Walikota Malang Wakili Indonesia di Pertemuan Kepala Daerah Antar Negara

Walikota Malang Wakili Indonesia di Pertemuan Kepala Daerah Antar Negara

Walikota Malang Wakili Indonesia di Pertemuan Kepala Daerah Antar Negara

Turki, MC – Wali Kota Malang H. Moch. Anton menjadi satu-satunya wali kota dari Indonesia yang diundang dalam pertemuan kepala daerah antar negara pada forum ‘The International Steering Commitee of The Strong Cities Network’ di Kota Antalya, Turki  pada tanggal 11-12 Mei 2016.

Walikota Malang H. Moch. Anton bersama tamu walikota dari berbagai negara, Rabu (11/5)
Walikota Malang H. Moch. Anton foto bersama kepala daerah dari berbagai negara, Rabu (11/5)

Diinisiasi The Institute for Strategic Dialogue (ISD) yang berkedudukan di Inggris dengan membentuk Strong Cities Network (SCN), gelaran ini adalah sebuah forum berbagi pengalaman, pemikiran dan best practice pada masing-masing daerah terkait dengan langkah membangun kekuatan internal dalam menopang terwujudnya perdamaian.

Seperti yang diutarakan Wali Kota Malang yang kerap disapa Abah Anton itu disela sela forum. Ia mengutarakan SCN adalah jaringan global pertama yang beranggotakan para wali kota, para pemimpin di tingkat lokal, dan para praktisi yang terlibat dalam mengembangkan ketahanan masyarakat.

“Kebanggaan tersendiri bagi Kota Malang, tentu juga bagi masyarakat Jawa Timur dan juga Bangsa Indonesia karena rekomendasi serta undangan yang diberikan untuk Kota Malang,” ucap Abah Anton, Rabu (11/5).

Sejauh ini, kata dia, Kota Malang dinilai mampu menjalin komunikasi dan ketahanan yang kuat antara pemimpin formal (Forpimda) maupun dengan pimpinan-pimpinan non formal.

“Yang dimaksud yaitu seperti melalui FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama), LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan), Forum Rektor, Forum Temu RT/RW serta keterlibatan pemuka agama dalam proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan”, ujar Abah Anton.

Tercatat selain Abah Anton, dalam forum ini juga dihadiri oleh:
1. Menlu Turki, Mevlut Cavusoglu
2. Gubernur Antalya, Turki, Muammer Turker
3. Gubernur Mombasa, Kenya, Hassan Ali Joho
4. Menteri untuk Maharashtra, India, Dr. Ranjit Patil
5. Walikota Antalya, Turki, Menderes Turel
6. Walikota Istanbul, Turki, Kadir Topbaz
7. Walikota Kopenhagen, Denmark, Frank Jensen
8. Walikota Chattanooga, U.S., Andy Berke
9. Walikota Vilvoorde, Belgia, Hans Bente
10. Walikota Cair, Macedonia, Izet Mexhiiti
11. Walikota Kepez Distrik Municipality, Turki, Hakan Tutuncu
12. Walikota Kolatata, Kamerun, Dr. Seiny Boukar Lamine
13.Walikota Koussen, Kamerun, Isseini Darkadre
14. Walikota Male, Maldives, Mohammed Shihab
15. Deputi Walikota Mokolo, Kamerun, Claude Sukatai
16. Deputi Walikota Bourdeaux, Perancis, Marik Fetouh
17. Deputi Walikota Kristiansand, Norwegia, Jorgen Kristiansen
18. Vice Walikota Ulcitij, Montenegro, Ardijan Mavrig
19. Walikota Goundam, Mali, Dumou Sallseck
20. Walikota Kacanik, Kosovo, Bezim Ilazi
21. Walikota Kiffa, Mauritania, Mohamed Lamine
22. Walikota Meri Diamare, Kamerun, Hamawa Wassili
23. Walikota Peja, Kosovo, Gazmend Muhazheri
24. Walikota Punu, Kosovo, Ivan Flores Quispe
25. Walikota Yaounde 2, Kamerun, Major Iuc Assamba
26.Deputi Walikota Malaga, Spanyol, Julio Andrade.

(say/yon)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2016/05/walikota-malang-wakili-indonesia-di-pertemuan-kepala-daerah-antar-negara/#ixzz48VtjGaAw

Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca Tahun 2016

Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca Tahun 2016

Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca Tahun 2016

Klojen, MC – Bertempat di Hotel Kartika Graha diadakan Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca yang bertemakan Membangun Karakter Bangsa Melalui Gemar Membaca dengan Memberdayakan Perpustakaan yang dihadiri Asisten III  Sekda Kota Malang, Yudhi K. Ismawardi, SH, M.Hum, Selasa (10/5).

Asisten III sekda kota Malang, Yudhi K. Ismawardi, SH, M.Hum (tengah) foto bersama dengan pejabat lain dalam acara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca Tahun 2016
Asisten III Sekda Kota Malang, Yudhi K. Ismawardi, SH, M.Hum (tengah) foto bersama dengan pejabat lain dalam acara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca Tahun 2016 di Hotel Kartika Graha, Selasa (10/5)

Selain itu, hadir pula anggota Komisi X DPR RI Dra. Hj. Latifah Shohib  dan Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Drs. Muh Syarif Bando, MM. Acara ini dibuka dengan Tari Bapang, tarian tradisional khas Malang yang disambut dengan antusias oleh perwakilan pustakawan Jawa Timur serta pelajar dan mahasiswa se Kota Malang.

Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Drs. Muh Syarif Bando, MM., menyampaikan ucapan terima kasih kepada panitia lokal dan pusat atas partisipasinya dalam menyelenggarakan acara positif ini.

Dalam sambutannya, dia berpesan untuk para guru atau dosen agar tidak memberikan absensi tidak hadir tanpa keterangan pada siswa ataupun mahasiswa mereka hanya karena berkunjung ke perpustakaan, museum ataupun ketika menghadiri acara workshop. Bahkan dosen dan guru patut memberikan nilai tambahan bagi siswa dan mahasiswanya karena berniat dan rutin berkegiatan positif seperti ini.

“Tahun 2016 anggaran perpustakaan naik sekitaR 50 % dari sekitar 470 Milyar menjadi 750 Milyar. Sebetulnya Komisi X DPR RI menginginkan satu triliyun dan itu akan diperjuangkan di APBN, tetapi saat ini ada kabar bahwa ada pemotongan,” tegas Dra. Hj. Latifah Shohib.

“Saya berharap kantor perpustakaan hendaknya senantiasa  melakukan pembinaan dengan mengeluarkan berbagai program dan aktivitas pengembangan minat baca yang menunjang seperti  promosi perpustakaan dan minat baca, kampanye pengumpulan buku bekas, penyediaan layanan membaca di  berbagai tempat,” imbuh Latifah.

Tak kalah penting, terang dia, seperti lomba perpustakaan, lomba membaca,  pengkajian minat baca masyarakat, dan lainnya, dapat diagendakan secara rutin sehingga nantinya dapat menarik perhatian masyarakat untuk datang dan mengakses berbagai referensi yang dibutuhkan.

Sementara itu, Wali Kota Malang, H. Moch Anton dalam sambutannya yang dibacakan Yudhi K. Ismawardi, SH, M.Hum berharap nantinya dapat membentuk generasi yang berkarakter yang memiliki minat gemar membaca dan itu timbul dari sebuah kebiasaan dan kesadaran masyarakat.

“Dari semua itu, pada akhirnya, apabila kebiasaan ini terus berlanjut secara turun temurun, maka akan menuju pada budaya baca,” urainya. Acara ini juga didukung dengan talkshow yang interaktif. (say/may)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2016/05/safari-gerakan-nasional-gemar-membaca-tahun-2016/#ixzz48VsvZFpm

PKHPKH Untuk Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan menuju Indonesia Sejahtera

PKHPKH Untuk Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan menuju Indonesia Sejahtera

JAKARTA (April 2016) – Program Keluarga Harapan (PKH) menunjukkan dampak signifikan dalam mengurangi kemiskinan dan ketimpangan.
“Karena program tersebut sudah berjalan sejak 2007, Desember 2015 sudah melahirkan 400.000 keluarga sangat miskin (KSM) menjadi mandiri,” Kata Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa.
Tidak hanya itu, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran masyarakat yang diukur oleh Gini Ratio turun 0,01 poin dibandingkan tahun 2015 lalu menjadi 0,40 dari sebelumnya 0,41. Adapun tahun 2016, pemerintah menargetkan Gini Ratio kembali turun di angka 0,39.
Diterangkan Mensos, efektifitas PKH dapat dilihat dari konsumsi keluarga PKH yang meningkat rata-rata sebesar 14%, dari 79% dari garis kemiskinan ke 90% dari garis kemiskinan.
Di sektor pendidikan, terjadi peningkatan angka pendaftaran sekolah. Pada tingkat sekolah dasar (SD) sebesar 2,3%, sementara tingkat sekolah menengah pertama (SMP) sebesar 4,4%.
“Dampak positif PKH juga terjadi pada peningkatan kunjungan ibu hamil sebelum melahirkan, imunisasi, dan perlambatan pertumbuhan anak,” ujarnya.
Mensos mengungkapkan, pada 2015, PKH telah menjangkau 3,5 juta keluarga. Tahun ini, jumlahnya akan ditambah 2,5 juta keluarga, sehingga total penerima bantuan PKH sebanyak 6 juta keluarga.
Penambahan jumlah penerima PKH ini dilakukan, karena berdasarkan survei Bank Dunia, program ini merupakan satu-satunya program yang memiliki indeks efisiensi dan penurunan derajat kemiskinan yang signifikan.
“Intervensi PKH terhitung masih kecil, tetapi efektifitasnya tinggi sekali dibanding program bansos kemiskinan lainnya. Menurut perhitungan Bank Dunia, nilai yang diterima penerima PKH sebaiknya antara 16-25 persen dari pengeluaran per jiwa/bulan. Saat ini baru mencapai 14.5 persen. Tahun 2016 ini telah dianggarkan di APBN hampir mencapai Rp10 triliun untuk 6 juta keluarga penerima bantuan PKH,” tambahnya.
Selain perluasan jumlah keluarga yang menerima PKH, lanjut Mensos, juga ditambah komponen kepesertaan. Yaitu penambahan kategori anak SMA dengan batas usia hingga 21 tahun, penyandang disabilitas, serta lanjut usia 70 tahun yang kurang mampu.
PKH merupakan program perlindungan sosial melalui pemberian uang tunai kepada Keluarga Sangat Miskin (KSM). Bantuan PKH terbagi dalam dua komponen, yakni kesehatan dan pendidikan. Komponen kesehatan diberikan kepada ibu hamil atau anak balita dengan jumlah bantuan sebesar Rp 1,2 juta per orang. Kemudian dana bagi komponen pendidikan diperuntukkan bagi murid SD sebesar Rp 450 ribu, pelajar SMP Rp 750 ribu, dan SMA sebesar Rp 1 juta per tahun dibagi ke dalam empat pencairan dalam setahun.
“Tahun 2015, ibu hamil diberikan Rp1 juta untuk empat kali pencairan. Sedangkan 2016, ditingkatkan besaran bantuannya menjadi Rp1,2 juta,” tuturnya.
Sementara bantuan sosial lanjut usia, senilai Rp2,4 juta dan bantuan sosial disabilitas sejumlah Rp3,6 juta. Kedua bantuan sosial tersebut dicairkan tiga kali dalam satu tahun.
Secara garis besar, tambah Mensos, PKH melakukan intervensi pada bidang pendidikan, perbaikan gizi, serta kesehatan ibu hamil. Sehingga melalui PKH diharapkan akan lahir anak-anak yang cerdas dan sehat menuju keluarga sejahtera.
Mengapa program ini dapat mendorong anak-anak generasi penerus bangsa menjadi sehat dan cerdas? Karena setiap keluarga yang menerima PKH mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi sebagai syarat pencairan dana bantuan.
Misalnya untuk ibu hamil, wajib memeriksakan kehamilan di yankes sebanyak 3-4 kali, melahirkan dengan dibantu tenaga kesehatan, dan memeriksakan kesehatan 2 kali sebelum bayi berusia satu bulan.
Untuk bayi usia 0—11 bulan wajib imunisasi lengkap serta pemeriksaan berat badan setiap bulan, mendapat suplemen vitamin A, telah mendapatkan imunisasi tambahan dan pemeriksaan berat badan, sekali setiap tiga bulan, serta rutin melakukan penimbangan setiap satu bulan.
Untuk anak sekolah usia 7—18 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar (SD sampai SMA) harus terdaftar di sekolah atau pendidikan kesetaraan, minimal 85 persen kehadiran di kelas setiap bulan.
Untuk mempercepat upaya kemandirian penerima PKH, mulai tahun 2016, program Kelompok Usaha Bersama (KUBe) atau Usaha Ekonomi Produktif akan diprioritaskan kepada penerima PKH, sehingga maksimal lima tahun penerima PKH diharapkan sudah siap mandiri.

**Biro Humas dan Tenaga Humas Pemerintah (THP) Kementerian Sosial RI, TIM PKP Kemkominfo

WhatsApp-Image-20160510(1)

WhatsApp-Image-20160510

 

dikutip dari : http://humas.malangkota.go.id/2016/05/10/pkhpkh-untuk-pengurangan-kemiskinan-dan-ketimpangan-menuju-indonesia-sejahtera/

 

SUMBERSARI OKE