Ungkapan Syukur Kembali Diraihnya Piala Adipura

Usai melakukan bersih-bersih di area Alun-Alun Merdeka, Wali Kota Malang bersama jajaran berjalan kaki menuju Taman Rekresasi Kota Malang untuk menyambut Kirab Piala Adipura yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Erik Setyo Santoso, ST, MT.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji pada kesempatan ini memberikan apresiasi serta mengucapkan ribuan terima kasih kepada warga masyarakat Bumi Arema yang telah berkomitmen tinggi untuk menjaga kebersihan.

“Kota Malang bukan milik pemerintah saja, tetapi adalah milik warga Kota Malang yang sementara ini yang diberikan amanah untuk memimpin adalah saya dengan pak wawali,” jelas Sutiaji, Jumat (3/3/2023).

Wali Kota Malang pun bersyukur Piala Adipura dapat direngkuh, walaupun pencapaiannya tidak segampang yang mungkin dibayangkan. Komponennya penilaiannya pun sangat luar biasa dengan tim penilai dari tiga kementerian ditambah dari para akademisi.

“Kita bersyukur Kota Malang meraih Piala Adipura untuk kategori Kota Besar. Mudah-mudahan nantinya kita bisa meraih Adipura Kencana,” harap Sutiaji.

Dijelaskannya, untuk dapat meraih Adipura Kencana tentu akan lebih berat lagi, sebab komponen penilaian tentunya akan bertambah. Maka diperlukan langkah yang tepat dari pemerintah daerah dan tentunya dukungan dari warga masyarakat untuk mewujudkannya.

Wali Kota Malang mengungkapkan pihaknya terus mendorong pengurangan sampah plastik dan nantinya akan dibuatkan peraturan daerahnya.

Edukasi lingkungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menurut orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu sangat penting, seperti halnya pembiasaan memilah sampah dari rumah.

Ke depan ini harus dikuatkan dengan tag line ‘Sampahmu Tanggung Jawabmu’. “Jadi kalau buang sampah harus bisa ditangani sendiri. Kalau buang sampah, seperti saya contohkan, kalau belum ada tempat sampah pasti saya masukan di saku dulu, kalau ada tempat sampah baru saya buang,” tuturnya.

Wali Kota Malang: Perencanaan Pendidikan Harus Berorientasi Pada Anak

Dalam kegiatan yang diikuti kurang lebih 500 peserta yang terdiri dari kepala sekolah, bendahara, dan operator sekolah negeri ini Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji memberikan motivasi agar sekolah mampu meningkatkan tanggung jawab dalam segala proses pembelajaran, termasuk dalam hal perencanaan pendidikan.

“Tugas dan tanggung jawab bendahara, operator dan terutama top leader di sekolah yakni kepala sekolah. Tidak akan mungkin itu dapat terencana dengan baik jika paradigmanya tidak tertata,” ujarnya.

Sutiaji menyampaikan agar peran masing-masing dapat terus dikuatkan dan dimaksimalkan supaya tugas dan fungsinya dapat berjalan dengan optimal. “Kepala sekolah ada tambahan tugas sebagai leader, manajer, dan supervisor. Melihat bagaimana proses belajar mengajar, sesuai atau tidak. Namanya kepala sekolah pegang uang, jadi operator, itu tidak benar. Harus bisa memaksimalkan peran-peran yang ada,” tuturnya.

Pada kesempatan ini Wali Kota Malang juga memberi penguatan secara emosional bagi para tenaga pendidik dan kependidikan. Wali kota mengingatkan bahwa walau anak memiliki keterbatasan pasti memiliki kelebihan.

Dengan perencanaan pendidikan yang baik, Sutiaji berharap akan tercapai keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan spiritual yang bisa dimiliki para peserta didik. Ke depan, peserta didik tidak lagi dianggap sebagai bejana kosong yang tak mengerti apapun. Dengan demikian proses pembelajaran antara siswa dan guru dapat berjalan secara efektif

“Harus positive thinking pada siswa. Siswa harus dipandang bahwa memiliki kemampuan semuanya, pasti bisa. Di tengah keterbatasannya anak itu sudah hebat, nah bagaimana bisa membuat anak itu lebih hebat. Anak itu adalah mutiara yang akan muncul kala sudah diasah,” ucap orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana, SE, MM menyampaikan kegiatan penguatan perencanaan pendidikan satuan pendidikan negeri amat penting untuk dilakukan agar terwujud akuntabilitas kinerja sesuai dengan tujuan dan fungsi instansi.

“Sehingga perencanaan dalam penyediaan biaya personel peserta didik dan pengelolaan dana BOS dapat diprioritaskan untuk menunjang tercapainya sasaran Disdikbud. Juga untuk mendukung terciptanya inovasi pada masing-masing satuan pendidikan ‘One School, One Innovation’,” tukas Suwarjana.

Disdikbud Kota Malang juga berharap agar perencanaan yang disusun sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh seorang kepala sekolah. “Poin-poinnya ya biar perencanaannya sesuai dengan apa yang dibutuhkan di lembaga sekolah itu, dengan dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah maupun Nasional (BOSDA) dan (BOSNAS),” ungkap Suwarjana.

Kota Malang Siap Intervensi Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Malang dan jajaran Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengikuti Roadshow Daring bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI terkait Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Timur dari ruang Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang, Selasa (1/3/2023).

Menko PMK RI Muhadjir Efendy mengungkapkan wilayah Jawa Timur menjadi prioritas untuk penanganan penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem karena populasi penduduknya sangat besar yang menjadikan efek agregatnya sangat besar sampai dengan ke tingkat nasional.

“Jawa Timur menjadi perhatian utama kita karena itu dari seluruh aparat, dari seluruh pimpinan kabupaten/kota untuk bisa berikan perhatian pada dua isu besar yaitu penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem,” jelas Menteri Muhadjir.

Pada kesempatan ini Menko PMK juga menyampaikan kepada segenap kepala daerah untuk memenuhi berbagai kebutuhan agar secepatnya dapat menangani stunting. Mulai dari penyediaan alat untuk menjadi tolok ukur stunting di Puskesmas dan Posyandu sampai dengan edukasi yang baik kepada masyarakat sejak dini.

Harapannya dengan dilakukan berbagai intervensi dan penanganan terhadap stunting di Jawa Timur, angka stunting dapat ditekan. Untuk itulah dibutuhkan kerja keras semua pihak untuk bersama-sama memiliki satu visi dalam penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem.

Sementara itu Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko usai menerima arahan dari Menko PMK RI mengungkapkan bahwa terkait penanganan stunting, Pemkot Malang akan bergerak cepat. Diantaranya dengan melibatkan semua pihak untuk melakukan penanganan secara sistematis.

“Banyak inovasi-inovasi dengan kearifan lokal yang bisa digunakan untuk melakukan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem. Mari semua itu terus dioptimalkan untuk bisa mengintervensi terjadinya stunting dan kemiskinan ekstrem sebagaimana apa yang disampaikan Menko PMK,” ajak pria yang kerap disapa Bung Edi tersebut.