Dancing on The Street Pecahkan Rekor Dunia

Dancing on The Street Pecahkan Rekor Dunia

Dancing on The Street Pecahkan Rekor Dunia

Klojen, MC – Dalam rangka memperingati Hari Tari Dunia (HTD) 2017. Kota Malang menggelar Malang Menari (Dancing on The Street) yang diikuti oleh 6.905 peserta di Alun-Alun Tugu depan Balaikota Malang, Minggu (30/4).

DANCING: Deputi Manager MURI Ariyani Siregar, SE saat menyerahkan piagam rekor MURI kepada Ketua Panitia Dancing on The Street Achyadi di depan Balaikota Malang, Minggu (30/4).

Acara yang digelar untuk memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) ini diikuti warga masyarakat dari berbagai kalangan, seperti sanggar senam, para istri TNI, Polri dan penyuka tarian. Para peserta tersebut harus bisa  menarikan lima macam tarian yang harus dihafal dan dikuasai, yakni tarian Mars Kota Malang, Mars Radar Malang, Tul Jaenak, Poco-Poco Nusantara, dan Maumere (Gemu Fa Mi Re).

Malang Menari (Dancing on The Street) ini adalah bentuk kerja sama antara Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kota Malang, Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Kota Malang,                         Ikatan Olahraga Dancesport Indonesia (IODI) Jawa Timur, bersama Jawa Pos Radar Malang untuk menjadi kado indah di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-103 Kota Malang.

Gelaran ini berhasil memecahkan 3 rekor versi MURI sekaligus, yakni pemrakarsa dan penyelenggara pagelaran 5 tarian oleh penari terbanyak diberikan kepada Jawa Pos Radar Malang, pemrakarsa dan penyelenggara pagelaran 5 tarian oleh penari terbanyak diberikan kepada SSK Dance Sport, penyelenggara pendukung pagelaran 5 tarian oleh penari terbanyak diberikan kepada FORMI Kota Malang.

Tak hanya memecahkan rekor MURI, gelaran ini ternyata juga memecahkan rekor dunia, dan tercatat di rekor bernomor 7915. Kedua rekor ini, diberikan kepada Kota Malang karena sebelumnya belum pernah menggelar event serupa. Jika pun ada, hanya diikuti oleh 1000-2000 peserta, sehingga tidak masuk dalam rekor MURI.

Hal itulah yang disampaikan oleh Deputi Manager MURI Ariyani Siregar, SE setelah menyerahkan piagam rekor MURI dan rekor dunia kepada perwakilan panitia penyelenggara.

“Kota Malang memang luar biasa dan ini sangat menakjubkan. Sebelumnya, kota ini juga banyak memperoleh rekor MURI, seperti perempuan berhijab terbanyak,” ujar Ariyani Siregar.

Sementara itu, Ketua Panitia Acara Achyadi mengatakan, bahwa pihaknya merasa bangga karena dapat memecahkan dua rekor.  Dengan kegiatan seperti ini, selain untuk menyehatkan masyarakat, juga untuk mempopulerkan olaharaga dance.

“Selama ini olahraga ini kurang dikenal dan diminati masyarakat, karena terkesan eksklusif,” urainya.

Selain itu, Sekretaris FORMI Kota Malang itu menambahkan, bahwa sebenarnya dance adalah olaharaga bagi masyarakat dari kalangan apapun dan tidak harus mahal atau mengeluarkan uang banyak untuk mengikutinya.

“Kita buktikan hari ini, dance bisa dilaksanakan di jalanan secara bersama-sama,” jelasnya.

Lebih jauh Achyadi mengatakan, bukan berarti dance adalah olahraga murahan. Boleh disebut murah, akan tetapi bukan murahan.

“Di Kota Malang, sebenarnya pernah ada prestasi menggembirakan beberapa waktu silam di olahraga dance, hingga ke level nasional. Tapi kini banyak orang cenderung melupakan itu semua dan seakan enggan meneruskannya,” ungkapnya.

“Ke depan, kami akan terus menggencarkan dan mengadakan olahraga dance ini. Sehingga masyarakat lebih kenal, lebih dekat, dan lebih mencintainya, khususnya kaum muda. Kami berharap nantinya juga akan terlahir bibit-bibit atlet dance, sehingga dapat mengukir kembali prestasi yang pernah diraih Kota Malang beberapa waktu lalu,” pungkas Achyadi. (say/ram)

Ratusan Anggota Drum Band Guncang Kota Malang

Ratusan Anggota Drum Band Guncang Kota Malang

Ratusan Anggota Drum Band Guncang Kota Malang

Klojen, MC –  Acara yang bertajuk Ken Arok Duta Swara (KDS) Display & Playpass Competition X Tahun 2017 menjadi acara akbar tahunan drum band di Kota Malang sekaligus untuk memperingati HUT ke-103 Kota Malang.

KOMPETISI: Ratusan peserta Ken Arok Duta Swara (KDS) Display dan Playpass Competition unjuk kebolehan di depan Balaikota Malang, Jumat (28/4).

Acara yang diselenggarakan mulai tanggal 28-30 April ini diselenggarakan di dua tempat. Pembukaan dilaksanakan di halaman depan Balaikota Malang, Jumat (28/4). Pada hari pertama dan selanjutnya diselenggarakan di GOR Ken Arok. Hari pertama dilaksanakan pawai yang dimulai dari halaman depan Balaikota Malang menuju kantor Perpustakaan Umum Kota Malang.

Ratusan peserta yang terbagi menjadi 61 grup berasal dari Malang Raya, Jombang, Pasuruan, Gresik, Tuban, dan Probolinggo turut hadir memeriahkan acara tahunan terbesar drumb band di Kota Malang. Ada tiga rangkaian lomba yang akan dipertandingkan, yaitu Display, Playpass (kirab) dan Color Guard Contest.

Peserta berasal mulai dari siswa SD hingga Umum. Acara ini cukup menarik perhatian masyarakat Kota Malang. Hal itu terbukti saat acara pembukaan yang mendapat sambutan hangat dari masyarakat Kota Malang, meskipun dalam kondisi hujan. Tetapi kondisi itu tidak menyurutkan niat penonton untuk menyaksikan drum band akbar itu.

Acara ini dibuka oleh Asisten Administrasi Pemerintah dan Kesejahteraan Sosial Kota Malang Drs. Abdul Malik, M.Pd. Dalam sambutannya, Abdul Malik menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada segenap pengurus Persatuan Drum Band Indonesia (PDBI) Kota Malang, Ken Arok Duta Swara dan segenap pihak atas terselenggaranya kegiatan itu.

Pawai drum band ini, kata dia, tidak saja diharapkan mampu menjadi salah satu bentuk wisata hiburan bagi masyarakat Kota Malang, namun lebih jauh juga diharapkan dapat dijadikan sebagai ajang uji prestasi dari semua kelompok drum band yang ada di Jawa Timur.

“Selain dapat menjadi wadah untuk mengembangkan dan memajukan bakat dan kreativitas di bidang musik, juga mampu sebagai sarana penggalian bibit-bibit atlet drum band yang berpotensi dan berprestasi yang kemudian akan dijadikan sebagai aset daerah,” pungkas Abdul Malik. (say/ram)