Malang Raya Layak Berpredikat Kawasan Budaya dan Sejarah
MALANGTIMES – Sejahrawan Malang Dwi Cahyono mengungkapkan selain sebagai daerah kunjungan wisata, Malang Raya layak diberi predikat sebagai kawasan Budaya dan Sejarah. Hal ini mengingat potensi budaya dan sejarah yang dimiliki oleh Malang Raya.
Selain banyak dijumpai situs dan candi peninggalan beberapa kerajaan mulai dari Kanjuruhan hingga Singosari, juga memiliki kearifan lokal seni budaya seperti Tari bapang, tari topeng, kesenian bantengan dan banyak lagi lainnya.
“Selain potensi wisata, Malang Raya punya potensi Seni, Budaya dan Sejarah. Ini perlu diperkenalkan lagi pada masyarakat luas. Dan Saya rasa predikat daerah Budaya dan Sejarah layak disematkan kepada Malang Raya, ” tutur Dwi yang Dosen Sejarah Universitas Negeri Malang ini, Minggu (14/12/2015).
Dirinya menambahkan, hal tersebut harus sejalan dengan kegiatan pelestarian seni budaya dan sejarah yang ada. Dan harus ada event skala besar untuk memperkenalkan dan menujukkan kepada masyarakat luas.
Selain itu, Dwi juga mendesak pemerintah untuk menetapkan 14 Desember sebagai hari Sejarah Nasional. Selama ini, komunitas sejarah dan Kementerian Pendidikan dan Budaya memperingati tanggal 14 Desember sebagai Hari Sejarah, namun belum ditetapkan secara nasional oleh pemerintah.
Menurut Dosen Sejarah UM ini, pemerhati sejarah dan komunitas pecinta sejarah telah mengusulkan kepada pemerintah terkait penetapan Hari Sejarah Nasional tersebut sejak era kepimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun hingga setahun kepimpinan Presiden Joko Widodo, hal ini belum terealisasi.
“Kami mendesak pada era pemerintahan Presiden Jokowi, segera diupayakan untuk menetapkan tanggal 14 Desember sebagia Hari Sejarah Nasional,” tegasnya. (*)