Bekraf Beri Pendampingan Usaha Kreatif

Bekraf Beri Pendampingan Usaha Kreatif

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memberikan pendampingan kepada sejumlah pelaku usaha kreatif ke beberapa daerah di Indonesia guna mempererat jejaring komunitas kreatif. Selain itu, upaya ini untuk daya saing, nilai jual dan multi manfaat dari suatu produk, sehingga pada akhirnya akan turut mendongkrak pendapatan domestik bruto.

Kepala Sub Direktorat Hubungan Antar Lembaga Non Pemerintah Dalam Negeri Bekraf, Rita Dwi Kartika Utami memberikan berbagai materi terkait pengembangan usaha kreatif di basecamp MCF Kota Malang, Senin (24/09/2018).

Di sisi lain, kualitas sumber daya dari para pelaku ekonomi kreatif ini juga akan lebih baik dan terbangun koneksifitas diantara mereka. Terkait hal itu semua, maka pendampingan dari Bekraf menjadi sesuatu yang dibutuhkan, untuk menghasilkan output yang optimal.

Beberapa hal itu yang disampaikan Kepala Sub Direktorat Hubungan Antar Lembaga Non Pemerintah Dalam Negeri Bekraf, Rita Dwi Kartika Utami, usai melakukan pendampingan dan atau memberikan pelatihan bagi sejumlah pelaku usaha kreatif, di rumah kreatif ‘Malang Creative Fucion’, Kota Malang pada Senin (24/09/2018).

Lebih jauh Rita mengatakan, bahwa Kota Malang menjadi kota keenam yang disasar Bekraf dalam program kombet kreatif. Program ini, kata dia, bertujuan untuk mempererat jejaring komunitas kreatif di tingkat kabupaten/kota, sehingga nantinya terbangun sebuah jaringan diantara para pelaku ekonomi kreatif tersebut.

Kota berikutnya, yaitu Singkawang, Bojonegoro, Bandung Barat, Belu, Kupang dan Merauke.  Terkait program ini, terang Rita, dari 16 sub sektor usaha kreatif yang digawangi Bekraf, setiap daerah tentu memiliki potensi yang berbeda.

“Dari berbagai perbedaan ini, Bekraf berfungsi sebagai jembatan, sehingga terbangun suatu ekonomi kreatif yang tangguh. Setelah ada pendampingan, maka akan terbangun jaringan dan kerja sama yang saling menguntungkan,” urainya.

Dari semua itu, jelas Rita, maka kualitas suatu produk akan meningkat, dapat membuka lapangan kerja baru dan akan berkontribusi pada ekonomi secara makro, seperti halnya peningkatan PDB suatu daerah.

Di sisi lain, Bekraf juga terus melakukan upaya dan mendorong tumbuhkembangnya pelaku ekonomi kreatif baru yang memiliki potensi tinggi, tangguh dan berdaya saing.

“Dari program kombat kreatif ini, maka diharapkan akan menjadi pemicu bagi para pelaku usaha kreatif untuk berkreasi, lebih inovatif dan bisa bersaing di pasar global. Kami pun akan selalu melakukan pendampingan, selama hal tersebut dibutuhkan,” pungkas Rita.

SDN Model Kota Malang Menuju Sekolah Sehat Nasional

SDN Model Kota Malang Menuju Sekolah Sehat Nasional

Klojen, MC – Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pendidikan Kota Malang menerima tim juri Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat nasional di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Selasa (18/09/2018).

Plh. Wali Kota Malang, Drs. Wasto, SH,.MH saat menerima tim juri Loma Sekolah Sehat di Balai Kota Malang, Selasa (18/09/2018).

Hadir sebagai ketua tim penilai dalam kroscek penilaian yang telah dilakukan beberapa waktu yang di SD Negeri Model Kota Malang ini, Arya, S.Sos. Tujuannya untuk memastikan apakah ada perbaikan penilaian yang telah dilakukan sebelumnya.

“Verifikasi yang kami lakukan hari ini adalah kroscek penilaian untuk memastikan apakah sekolah ini layak atau tidak mewakili Jawa Timur melaju ke tingkat nasional,” jelas Arya.

Arya menjelaskan hampir setiap tahun Kota Malang ada sekolah yang mewakili ke tingkat nasional. Penilaian hari ini akan sangat menentukan apakah kota ini layak atau tidak melaju ke tingkat nasional.

Sementara itu, Plh. Wali Kota Malang, Drs. Wasto, SH,.MH mengatakan kedatangan tim juri LSS sangat memantapkan penciptaan sekolah sehat di Kota Malang. Ini sangat sejalan dengan program Pemerintah Kota Malang yang terus menggelorakan penciptaan sekolah sehat yang sedang dan terus dilakukan.

“Lingkungan belajar yang efektif adalah lingkungan belajar yang produktif, dimana didesain atau dibangun untuk membantu anak didik meningkatkan produktivitas belajar,” tegas Wasto.

Wasto berharap sejak usia dini anak-anak bisa memiliki kepedulian di bidang kesehatan dan juga lingkungan. Dia juga meminta pada seluruh sekolah untuk menjadi nasabah Bank Sampah, sehingga ke depan anak-anak tumbuh kepedulian terhadap kesehatan dan lingkungan.

“Bagi Kota Malang, program ini bukan hanya sekedar lomba. Tetapi juga merupakan kebutuhan dalam rangka menanamkan kepada anak didik untuk selalu menjaga sekolah yang sehat dan lingkungan yang baik,” terang Wasto.

 

Menteri Rini Dorong BUMN Lahirkan Wirausaha Tangguh

Menteri Rini Dorong BUMN Lahirkan Wirausaha Tangguh

Klojen, MC – Seiring semakin kreatif dan inovatifnya kaum muda, terutama dalam berwirausaha, maka Menteri BUMN, Rini Soemarno mendorong dan mengimbau berbagai pihak, baik swasta maupun pemerintah, terutama kalangan BUMN untuk turut melahirkan wirausaha muda mandiri dan tangguh.

Menteri BUMN, Rini Soemarno meninjau berbagai stan pameran dari wirausahawan muda tangguh di Universitas Brawijaya Malang, Sabtu (15/09/2018).

Bagi swasta, program tersebut bisa direalisasikan dengan adanya dana Coorporate Social Responsibility (CSR), dan bagi pemerintah melalui berbagai kebijakan yang berpihak atau bersentuhan langsung dengan tumbuh kembangnya pelaku UMKM baru yang tangguh.

Modal usaha merupakan salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan untuk memulai suatu usaha, terutama bagi generasi muda yang hendak menjadi wirausaha. Terkait hal ini, maka pemerintah dan swasta, khususnya BUMN diimbau agar turut memfasilitasinya. Seperti halnya melalui adanya alokasi dana CSR dan prosedur pengajuan pinjaman dari perbankan yang mudah dan cepat harus dijalankan.

Hal itu yang ditekankan oleh Menteri BUMN, Rini Soemarno, pada Sabtu (15/09/2018) usai menghadiri acara Wirausaha Muda Mandiri Award 2018 di Universitas Brawijaya Malang. Hadirnya rumah kreatif BUMN dan ajang penghargaan seperti ini, kata dia, dapat dimanfaatkan oleh calon dan pelaku UMKM, sehingga mereka mendapat suntikan modal usaha.

Di beberapa kementerian, lanjut Menteri Rini, sebenarnya ada alokasi anggaran yang diperuntukkan UMKM, namun belum bisa dioptimalkan karena terbentur aturan. Maka dari itu, pihak Kementerian BUMN akan mendorong dan akan berupaya agar anggaran tersebut nantinya dapat terserap dengan maksimal.

Oleh seban itulah, lanjut Rini, sinergi antara pemerintah, swasta dan pihak terkait lainnya sangat dibutuhkan, agar di masa mendatang semakin banyak terlahir wirausaha baru yang tangguh dan mandiri.

“Peran lembaga pendidikan pun dibutuhkan, agar watak dan karakter kaum muda terbentuk kuat untuk menjadi wirausaha sejati, dan bukan lagi bermental pegawai,” tegasnya.

“Dengan adanya dorongan dan imbauan dari Kementerian BUMN ini, untuk kalangan pemerintah dan swasta, maka diharapkan akan terus menumbuhkembangkan atau banyak melahirkan calon-calon wirausaha muda yang tangguh dan memiliki daya saing tinggi di berbagai situasi,” pungkas Menteri Rini.

MFC Jadi Nominator 100 COE Wonderfull 2019

MFC Jadi Nominator 100 COE Wonderfull 2019

Klojen, MC – Perhelatan Malang Flower Carnival  atau MFC 2018 mendapat apresiasi dari Kementerian Pariwisata RI dan akan diusulkan menjadi 100 agenda nasional, atau calender of even wonderfull. Terkait hal tersebut, gelaran yang sudah memasuki tahun ke-8 ini, sebagian besar sudah memenuhi persyaratan dan layak menjadi agenda nasional dan bahkan internasional.

Staf ahli Menteri Pariwisata Bidang Multicultural, Esthy Reko Astuti, Kepala Disbudpar Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni, SH., M.Si dan berbagai pihak membuka acara MFC 2018 di Simpang Balapan, Kota Malang, Minggu (16/08/2018).

Malang Flower Carnival yang digelar pada Minggu sore (16/09/2018) di Simpang Balapan ini diikuti peserta dari berbagai negara dan 150 desainer, menyita perhatian banyak pihak, termasuk dari manca negara. MFC kali ini bertemakan ‘Wonderfull Indonesia Flower’ dan 200 peserta turut andil di dalamnya.

Hal itu yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni usai acara pembukaan. Even tahunan ini, kata dia, dimotori oleh para komunitas kreatif bidang fashion dengan kostum carnival dari bahan daur ulang yang di desain menyerupai bunga yang indah.

“Kegiatan ini dalam upaya mengangkat kembali Malang sebagai kota bunga, dengan memacu partisipasi masyarakat dalam pelestarian lingkungan. Bagi para pemenang yang paling baik dari yang terbaik, diberikan piagam, trophy dan uang pembinaan toal Rp40 juta,” imbuh Ida.

Lebih jauh dia mengatakan, bahwa tak sekedar gebyarnya yang meriah, namun even wisata ini juga berdampak terhadap berbagai sektor, seperti terangkatnya kearifan lokal, meningkatnya kunjungan wisata dan ekonomi masyarakat.

Foto: Wiwit Adi P/ Media Center Malang Kota

Rutinnya penyelenggaraan even ini, terang perempuan ramah itu, akan turut mendongkrak cita-cita besar Kota Malang, untuk menjadi kota kreatif berkelas internasional.

Terpisah, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multicultural, Esthy Reko Astuti menyampaikan, dari semua itu, MFC masuk menjadi 100 agenda Kementerian Pariwisata 2017 dan 2018 atau calender of even wonderfull. Tak hanya sampai disitu, even ini pun akan diusulkan di tahun 2019, dan semoga terealisasi.

“Penyelenggaraan MFC dapat memenuhi berbagai syarat konsep pengembangan pariwisata yang dicanangkan oleh menteri pariwisata dan presiden. Seperti halnya even yang ramah lingkungan, menggerakkan ekonomi dan melibatkan banyak kalangan masyarakat serta pemerintah,” urai Esthy.

Gelaran ini, diharapkan dapat membangun komunitas kreatif yang berwawasan global, berbasis kearifan dan keunggulan lokal. Selain itu, juga dapat membentuk generasi muda yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan dan berkontribusi aktif. Sehingga Malang menjadi kota kreatif dunia.