Pemkot Malang Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kreatif
Klojen, MC – Komitmen membangun kota kreatif terus ditunjukkan Pemerintah Kota Malang. Kali ini Wakil Walikota Malang Drs. Sutiaji menjadi pemateri dalam diskusi acara ‘Parade Perca’ di Kantor Kompas Malang, Senin (3/4). Wawali Malang menuturkan, bahwa tugas utama pemerintah adalah mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.
Menurutnya, kehadiran beberapa komunitas yang bergerak pada bidang ekonomi kreatif merupakan hal yang sangat positif dan pemerintah harus ikut andil dalam memberi dorongan akan tumbuh kembangnya.
“Kita terus berupaya membangun ekonomi masyarakat, karena kalau ekonominya baik maka kualitas demokrasi juga akan meningkat,” kata Sutiaji.
Wawali Sutiaji menambahkan, tugas utama pemerintah tak lain adalah membuat masyarakat hidup sejahtera dan layak.
“Karena itu tugas kita adalah menjadi fasilitator bagi para pengusaha yang bergerak di bidang ekonomi kreatif,” ungkapnya.
Terkait kerajinan olahan kain perca yang digagas Komunitas Malang Patchwork and Quilts (Mapaquilts), Sutiaji mengaku sangat mengapresiasi dan pemerintah akan memberikan fasilitas baik lahan hingga akses bantuan modal dan pinjaman dari perbankan seperti diatur dalam UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
“Komunitas Mapaquilts dan komunitas kreatif lainnya sangat positif keberadaannya, dan yang perlu dibangun adalah tempat khusus untuk workshop. Dimana nanti seluruh industri kreatif dan olahan berkumpul di satu tempat dan dapat mengembangkan kreasinya bersama,” ungkapnya.
Atas nama Pemerintah Kota Malang, Sutiaji memberikan penghargaan Komunitas Mapaquilts dan juga Kompas yang telah membantu menumbuhkan ekonomi kreatif.
“Hari ini kita semua sudah mulai mengurai dan menyadarkan banyak orang bahwa kita harus sudah memulai apa yang kita canangkan, bukan hanya sekadar omongan saja. Ketika saya tadi berkeliling, melihat produk dari Mapaquilts terasa luar biasa sekali hasil-hasil kreasi disini” tambah Wawali Sutiaji.
Diskusi terbuka ‘Parade Perca’ ini juga turut mengedukasi masyarakat bahwa sampah yang semula dianggap sebagai momok, bisa disulap menjadi barang yang memiliki harga jual tinggi. (say/ram)