Minggu, 28 Agustus 2016 Gebyar Karnaval Sumbersari Bersatu sukses dilaksanakan. Terima Kasih atas Partisipasi Seluruh warga Kelurahan Sumbersari sehingga acara ini dapat terlaksana.
Arsip Bulanan: Agustus 2016
KARNAVAL SUMBERSARI BERSATU 28 AGUSTUS 2016
KARNAVAL SUMBERSARI BERSATU 28 AGUSTUS 2016
Dalam Rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Yang ke-71, PHBN Kelurahan Sumbersari menyelenggarakan Karnaval pada Hari Minggu, Tanggal 28 Agustus 2016. Tema Karnaval adalah “Sumbersari Bersatu” yang menggambarkan Bhineka Tunggal Ika. Acara akan diberangkatkan Ba’da Dhuhur Jam 12.00 s/d selesai dengan start Depan Kantor Kelurahan Sumbersari dan Finish di depan Kantor Diknas Jalan Veteran.
Bagi Pengguna Jalan, atas nama PHBN Kelurahan Sumbersari Kami Mohon Maaf Karena Perjalanan anda menuju atau melewati wilayah kelurahan Sumbersari akan terganggu. Mohon menggunakan Jalan alternatif untuk menghindari kemacetan. Mohon Maaf untuk ketidaknyamanan ini.
PEKAN BUDAYA INDONESIA 2016
Ayo semarakkan #PekanBudayaIndonesia 2016 yg akan digelar Malang Raya | 1-5 Sept ’16, Ini acaranya! #MalangArtWeek
Kota Malang akan menjadi tuan rumah dalam acara Pekan Budaya Indonesia (PBI) 2016 yang mengangkat tema “Dari Pinggiran Merajut Budaya Nasional” yang akan dihelat pada 1-6 September 2016 di 3 tempat, antara lain yakni Pendopo Kabupaten Malang, Taman Krida Budaya, dan Universitas Negeri Malang, Ngalamers.
Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan yang bertujuan untuk mengenalkan keragaman budaya kepada seluruh masyarakat Indonesia.
PBI terdiri dari beragam kegiatan kebudayaan, antara lain permainan tradisional, pertunjukan kesenian, wayang, talkshow atau gelar wicara, lomba sejarah, workshop atau lokakarya, pameran, dan pertunjukan musik. PBI 2016 nanti juga akan dimeriahkan dengan kegiatan pendukung berupa Malang Art Week yang siap mengajak seluruh generasi muda untuk terlibat aktif semarakkan kota.
“Kegiatan ini harus melibatkan banyak pihak, tidak hanya dari lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan semata, namun juga komunitas-komunitas budaya yang ada di Malang dan daerah sekitarnya,” ujar Dirjen Kebudayaan, Hilmar Farid, beberapa waktu lalu.
Pentingnya mengenalkan ragam budaya Indonesia kepada masyarakat luas dinilai menjadi salah satu upaya pelestarian khazanah budaya yang kita miliki. Budaya bukan lagi sebagai pelengkap atau tradisi yang sudah ada sejak dulu, melainkan sebuah peradaban di mana budaya menjadi pilar yang menyusun jati diri manusianya.
Dengan mengetahui, mempelajari, dan melestarikan khazanah budaya yang dimiliki, dapat mendorong tumbuhnya rasa kebangsaan, tenggang rasa, dan sikap saling menghargai antar anak bangsa.
Sumber : Kemdikbud –/http://halomalang.com—/twitter.com/PemkotMalang
Harapan Wali Kota Malang Untuk Segera Wujudkan Pemerataan
Harapan Wali Kota Malang Untuk Segera Wujudkan Pemerataan
Lowokwaru, MC – Harapan masyarakat agar keberadaan kampus dan pusat perbelanjaan tidak hanya terkonsentrasi di pusat kota dan wilayah barat Kota Malang, mengemuka saat Wali Kota Malang, H. Moch Anton melakukan program “Sapa Publik” di Programa 1 RRI Malang di Stasiun RRI Regional Malang, Rabu (24/8).
“Kita (Pemkot Malang_red) telah melakukan komunikasi serta mengajak rekan-rekan perguruan tinggi untuk mengembangkan kampusnya ke wilayah timur Kota Malang. Termasuk pula, menawarkan wilayah timur untuk pengembangan bisnis kepada pelaku usaha, “ujar Abah Anton.
“Tentu diperlukan dukungan dan kesungguhan kesediaan masyarakat juga. Karena saat pelaku usaha siap, jangan sampai masyarakatnya justru ternyata yang kurang siap,” imbuh suami Dewi Farida Suryani ini.
Didampingi Kepala Bappeda Kota Malang, Drs. Wasto SH, MH, Abah Anton juga membeberkan program pengembangan kampung berkarakter melalui Festival Rancang Malang, program pengembangan kota Malang 20 tahun ke depan serta strategi mengatasi kemacetan kota.
Pada kesempatan yang sama, kembali ditegaskan oleh Wali Kota Malang, agar masyarakat di kampung warna-warni tidak melakukan pungutan uang masuk kepada pengunjung.
“Jangan justru kontra produktif, yang harus dibangun adalah model pemberdayaan dengan cara mengembangkan usaha cenderamata, kuliner, lukisan, dan yang lainnya. Sehingga lokasi ini semakin bermakna, berkarakter dan benar-benar penuh warna,” terang Abah Anton. (say/may)