Dalam kegiatan yang diikuti kurang lebih 500 peserta yang terdiri dari kepala sekolah, bendahara, dan operator sekolah negeri ini Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji memberikan motivasi agar sekolah mampu meningkatkan tanggung jawab dalam segala proses pembelajaran, termasuk dalam hal perencanaan pendidikan.
“Tugas dan tanggung jawab bendahara, operator dan terutama top leader di sekolah yakni kepala sekolah. Tidak akan mungkin itu dapat terencana dengan baik jika paradigmanya tidak tertata,” ujarnya.
Sutiaji menyampaikan agar peran masing-masing dapat terus dikuatkan dan dimaksimalkan supaya tugas dan fungsinya dapat berjalan dengan optimal. “Kepala sekolah ada tambahan tugas sebagai leader, manajer, dan supervisor. Melihat bagaimana proses belajar mengajar, sesuai atau tidak. Namanya kepala sekolah pegang uang, jadi operator, itu tidak benar. Harus bisa memaksimalkan peran-peran yang ada,” tuturnya.
Pada kesempatan ini Wali Kota Malang juga memberi penguatan secara emosional bagi para tenaga pendidik dan kependidikan. Wali kota mengingatkan bahwa walau anak memiliki keterbatasan pasti memiliki kelebihan.
Dengan perencanaan pendidikan yang baik, Sutiaji berharap akan tercapai keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan spiritual yang bisa dimiliki para peserta didik. Ke depan, peserta didik tidak lagi dianggap sebagai bejana kosong yang tak mengerti apapun. Dengan demikian proses pembelajaran antara siswa dan guru dapat berjalan secara efektif
“Harus positive thinking pada siswa. Siswa harus dipandang bahwa memiliki kemampuan semuanya, pasti bisa. Di tengah keterbatasannya anak itu sudah hebat, nah bagaimana bisa membuat anak itu lebih hebat. Anak itu adalah mutiara yang akan muncul kala sudah diasah,” ucap orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana, SE, MM menyampaikan kegiatan penguatan perencanaan pendidikan satuan pendidikan negeri amat penting untuk dilakukan agar terwujud akuntabilitas kinerja sesuai dengan tujuan dan fungsi instansi.
“Sehingga perencanaan dalam penyediaan biaya personel peserta didik dan pengelolaan dana BOS dapat diprioritaskan untuk menunjang tercapainya sasaran Disdikbud. Juga untuk mendukung terciptanya inovasi pada masing-masing satuan pendidikan ‘One School, One Innovation’,” tukas Suwarjana.
Disdikbud Kota Malang juga berharap agar perencanaan yang disusun sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh seorang kepala sekolah. “Poin-poinnya ya biar perencanaannya sesuai dengan apa yang dibutuhkan di lembaga sekolah itu, dengan dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah maupun Nasional (BOSDA) dan (BOSNAS),” ungkap Suwarjana.