Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang menggelar Pelatihan Pengolahan Media Sosial di Hotel Grand Mercure Malang Mirama, Senin (15/5/2023). Pelatihan yang ditujukan bagi warga masyarakat ini diharap mampu meningkatkan literasi dalam mengolah konten media sosial yang edukatif dan inspiratif.
Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji yang hadir membuka kegiatan menyampaikan pentingnya memanfaatkan media sosial dengan baik. Menurutnya media sosial ini menjadi sarana untuk melakukan dan menyalurkan kebaikan.
“Saya harap kita bisa bijak bermedia sosial. Ketika bijak, kita harus saring sebelum sharing. Kedua, media sosial itu menjadi alat untuk melakukan kebaikan, menyuarakan kebaikan, menyampaikan kebaikan, dan memitigasi apa yang tidak baik,” tutur pria berkacamata tersebut.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kota Malang, Muhammad Nur Widianto, S.Sos, mengungkapkan walau tingkat penggunaan media sosial terbilang tinggi, namun kurang diimbangi dengan keterampilan dalam mengolah media sosial, sehingga pemanfaatan media sosial menjadi kurang maksimal.
“Keterampilan mengolah media sosial sangat diperlukan untuk berbagai tujuan, seperti perencanaan strategi komunikasi digital, pengolahan media sosial multi-platform, serta monitoring dan evaluasi performa dari media sosial yang digunakan oleh pribadi maupun organisasi,” bebernya.
Pria yang akrab disapa Wiwid ini menyebut bahwa banyak kemudahan yang didapat dari media sosial, yakni untuk berinteraksi dan berkolaborasi dalam meningkatkan berbagai potensi yang ada di masyarakat.
Pelatihan ini digelar dalam tiga tahap dengan total peserta 273 peserta yang merupakan perwakilan masyarakat seluruh wilayah kecamatan di Kota Malang dan merupakan usulan dari Musrenbang tematik (anak, pemuda, dan disabilitas).
Dalam rangka melakukan sinkronisasi strategi penanggulangan kemiskinan di Kota Malang, Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kota Malang menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Penanggulangan Kemiskinan Kota Malang di Hotel Savana Kota Malang, Kamis (11/5/2023).
Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji saat memberikan arahan menyampaikan bahwa dalam 15 tahun terakhir angka kemiskinan di Kota Malang mengalami tren penurunan yakni dari 7,22 persen pada tahun 2008 menjadi 4,37 persen di tahun 2022. Disebutkannya anggaran yang dialokasikan oleb Pemkot Malang untuk penanggulangan kemiskinan pada tahun 2023 ini sekitar Rp453,72 miliar.
Dalam rakorda yang mengangkat tema percepatan penanggulangan kemiskinan melalui data yang akurat ini Sutiaji mengajak masyarakat dan segenap stakeholders untuk berkolaborasi dalam mendukung program penanggulangan kemiskinan, melalui PeDeKaTe SAM (Pendataan Kesejahteraan Sosial Malang).
“Kemiskinan bukan hanya masalah Dinas Sosial saja, tapi adalah urusan semuanya. Maka kami lakukan seperti crosscutting. Maka kami dorong percepatan, seperti saat Covid-19 kenapa bisa sukses? Karena memandang ini adalah masalah krusial dan harus ditangani bersama. Demikian juga kami harap untuk kemiskinan, juga stunting adalah urusan kita semua,” bebernya.
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang tersebut menginstruksikan bahwa penyelesaian masalah kemiskinan harus diawali dengan data yang valid (by name, by address, dan by needs) dengan harapan data selalu diperbarui agar mendapat data faktual kondisi masyarakat.
“Seperti yang kita lakukan validasi di dua kecamatan berbasis P3KE dan DTKS, kita mampu men-delete– 2.970 KK yang bisa kita keluarkan dari angka kemiskinan, itu sejumlah 11 persen. Hari ini kita kumpulkan dalam rangka data _by name by address-nya, lalu kita susun programnya, dan bagaimana cara pengentasan, treatment gimana,” terang Sutiaji.
Sementara itu dalam Laporan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) yang disampaikan oleh Wakil Wali Kota Ir. Sofyan Edi Jarwoko, diketahui bahwa angka kemiskinan Kota Malang pada tahun 2022 sebesar 4,37 persen dengan jumlah penduduk miskin per Maret 2022 mencapai 38.560 jiwa. Sedangkan garis kemiskinan berada pada angka Rp609.612 per kapita per bulan yang meningkat sebesar 6,9 dibanding tahun 2021.
Untuk angka indeks kedalaman kemiskinan tahun 2022 meningkat 0,13 persen dari tahun 2021 menjadi 1,00. Indeks keparahan kemiskinan tahun 2022 mencapai 0,34. Angka ini meningkat sebesar 0.12 dibanding tahun 2021 dan mengindikasikan bahwa kondisi ekonomi para penduduk miskin di Kota Malang makin beragam sehingga perlu penanganan yang kebih spesiifk.
Wawali yang juga didapuk sebagai Ketua TKPK tersebut menyebut ada beberapa faktor yang memengaruhi kemiskinan di Kota Malang pada tahun 2022. “Situasi pascapandemi di Kota Malang berangsur mulai normal kegiatan perekonomian sudah kembali berjalan walau belum 100 persen. Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 1,99 persen. Dari 9,65 persen pada Agustus 2021 menjadi 7,66 pada Agustus 2022. Selain itu penyaluran Program Bantuan Sembako yang tepat waktu juga memberikan dampak positif pada turunnya angka kemiskinan,” bebernya.
Wawali yang kerap disapa Bung edi tersebut mengatakan bahwa TKPK telah menggelar pendataan kesejahteraan sosial Kota Malang pada tahun 2022 dengan menyasar Kecamatan Kedungkandang dan Kecamatan Sukun. Pada tahun 2023 ini disebutkannya akan dilakukan pendataan di Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Blimbing, dan Kecamatan Klojen.
“Nanti rencananya pada 15 Mei sampai 14 Juli 2023 dengan total responden 37.879 KK. Proses pendataan kesejahteraan sosial ini merupakan kolaborasi antar perangkat daerah. Siapkan program bapak/ibu yang sesuai dengan kebutuhan rakyat miskin,” ucapnya.
Bung Edi pun menekankan pentingnya komitmen perangkat daerah dan stakeholder terkait untuk memanfaatkan database kesejahteraan sosial sebagai data sasaran dalam melaksanakan intervensi program pengentasan kemiskinan. “Anggaran cukup besar, data yang harus ditangani sudah ada, harapan kita di tahun 2023 penurunan angka kemiskinan juga makin besar, sehingga angka kemiskinan mengecil,” pungkasnya.
Memompa semangat para generais muda kreatif Kota Malang untuk lebih bersemangat dalam berkarya, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji hadir langsung dalam acara ulang tahun dan halalbihalal Komunitas Stasion (Startup Singo Edan) di Malang Creative Center (MCC), Jumat (5/5/2023).
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malan itu mengungkapkan banyaknya perguruan tinggi di Kota Malang tentu juga menyimpan sumber daya manusia yang kreatif, cerdas dan kritis. Melalui MCC ini lah diharapkan menjadi wadah untuk memunculkan generasi muda yang hebat dari Kota Malang.
“Saya jadi orang itu selalu mengikuti aliran optimisme. Saya pasti bisa, ketika kita mempunyai kekuatan yang luar biasa, pasti bisa. Maka saya mempunyai ekspektasi yang luar biasa tumbuh kembangnya ekonomi kreatif di Kota Malang,” yakin Sutiaji.
Oleh karena itulah menurutnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan Pemkot Malang adalah hal yang sangat diperlukan. “Dunia luar juga sudah mengetahui kemampuan Kota Malang. Apalagi di Kota Malang tidak kurang dari 3.400 SDM nya adalah keluaran perguruan tinggi yang memiliki basic IT,” jelasnya.
Terkait smart city, Wali Kota Malang mengungkapkan dari komponen pendukung yakni smart economy, smart people, smart governance, smart government, smart mobility, smart environment, dan smart living, dengan adanya teman-teman insan kreatif ini tentunya akan semakin baik dan mendorong pada terciptanya Kota Malang menjadi Kota Cerdas.
Wali Kota Sutiaji saat menjadi keynote speaker ini memaparkan materi tentang memperkuat peran dan kolaborasi e-Kraf subsektor game dan aplikasi di Kota Malang. Potensi game dan aplikasi di Kota Malang ini, menurutnya sangat luar biasa yang dapat membawa dan mengenalkan nama Kota Malang tidak hanya di Indonesia saja tetapi juga mancanegara.
Sementara itu Ketua Komunitas Stasion Kota Malang, Zielfikar Albaba mengungkapkan di usia yang sudah menyentuh angka 12 tahun ini, Komunitas Stasion terus berkembang. Menurutnya kehadiran Wali Kota Malang pada acara ini menjadi penyemangat bagi para generasi muda untuk semakin banyak berkarya.
Kota Malang tengah bersiap menjadi tuan rumah penyelenggaraan Festival Olahraga Masyarakat Daerah (FORDA) I Provinsi Jawa Timur Tahun 2023 pada 27-30 Mei 2023. FORDA ini menjadi salah satu wujud upaya Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) untuk menyosialisasikan olahraga rekreasi serta meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat.
Ketua Panitia Penyelenggara FORDA I Provinsi Jawa Timur, Dr. Andun Sudijandoko, M.Kes., AIFO menyampaikan bahwa terpilihnya Kota Malang sebagai tuan rumah karena KORMI Jawa Timur menilai Kota Malang memiliki kesiapan lebih dibandingkan daerah lain.
“Kota Malang menjadi embrio, cikal bakal FORDA yang nantinya akan berkelanjutan. Antusiasme para pegiat sangat luar biasa, terlihat dari yang hadir dalam pertemuan teknik ini saja sudah luar biasa berjubel, lebih dari estimasi kami. Ini menunjukkan prestise setiap kabupaten/kota, serta semangat tinggi untuk membawa bendera daerahnya masing-masing untuk berlaga di FORDA pertama ini,” ungkap Andun disela-sela Technical Meeting di SMP Negeri 3 Malang, Rabu (3/5/2023).
Andun mengungkapkan gelaran akbar para pecinta olahraga rekreasi ini adalah dalam rangka melestarikan, mengembangkan serta menjaga kelangsungan dan kesinambungan olahraga masyarakat yang merupakan warisan budaya bangsa serta menciptakan kondisi hidup sehat, bugar yang harus selalu dibangun.
Dengan demikian seseorang akan memiliki tingkat daya tahan tubuh yang baik untuk mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa terasa lelah menghasilkan kerja fisik atau non-fisik secara maksimal. “Selain itu juga dengan ajang ini, nanti kita akan menemukan para pegiat olahraga yang nantinya akan mewakili Jawa Timur dalam Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) di Bandung, Jawa Barat pada Juli 2023 mendatang,” bebernya.
Lebih jauh Andun mengungkapkan bahwa panitia penyelenggara awalnya menargetkan dari 31 Cabang Organisasi Olahraga Masyarakat (COOM) dengan 108 jenis olahraga (jenor) yang digelar, akan diikuti 1.000 hingga 1.200 pegiat yang berpartisipasi. Namun pada realitanya jumlah pegiat yang sudah terdaftar melebihi target.
Berdasarkan data di laman https://www.fordasatujatim.online tercatat bahwa per tanggal 3 Mei 2023, FORDA I ini diikuti oleh anggota 21 KORMI kabupaten/kota se-Jawa Timur dengan jumlah peserta 2.190 orang. “Kami justru kaget karena yang mendaftar dua kali lipat dari target. Ini menunjukkan prestise daerah benar-benar dipegang,” lanjutnya.
Andun menyebutkan pihakya sangat optimis pelaksanaan FORDA pertama ini bisa berjalan dengan lancar. Berbagai persiapan yang luar biasa sudah dilakukan oleh panitia pelaksana, termasuk adanya dukungan pemerintah kota serta serta seluruh stakeholder terkait untuk menjadikan Kota Malang sebagai tuan rumah yang baik.
“Kami memandang secara kasat mata semua sudah siap. Kesiapan Kota Malang sangat luar biasa dengan dukungan berbagai pihak. Venue yang disiapkan juga luar biasa, semuanya representatif. Kami katakan seperti ini karena telah meninjau langsung semua venue yang ada, tinggal penyelenggaraannya saat hari-H. Sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi itu yang kita harapkan bersama. Dengan event besar ini, Kota Malang akan kedatangan banyak orang sehingga insyaallah juga bisa meningkatkan perputaran semuanya, seperti UMKM, penginapan, wisata, dan lain sebagainya,” tutupnya