Arsip Kategori: BERITA NASIONAL

Listrik Baik Untuk Indonesia Mandiri Energi

Listrik Baik Untuk Indonesia Mandiri Energi

Listrik Baik Untuk Indonesia Mandiri Energi

 

Jakarta, MC – Energi listrik dengan segala kebaikan yang dihasilkannya menjadi jalan pembuka peradaban yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi dari suatu negara. Lalu bagaimanakah awal mula pengelolaan dan penyediaan listrik di Indonesia?

Pengelolaan dan penyediaan energi listrik dimulai pada tahun 1927 oleh Pemerintah Belanda dengan membentuk s’Lands Waterkracht Bedriven (LWB), perusahaan listrik negara yang mengelola beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) di Indonesia. Perusahaan ini sempat dikuasai oleh Pemerintahan Jepang hingga pada tanggal 17 Agustus 1945 direbut kembali oleh para pemuda serta pekerja listrik dan gas di Indonesia. Pada bulan September 1945 delegasi dari pekerja listrik dan gas dan pimpinan KNI Pusat menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik dan gas kepada Pemerintah Republik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden Soekarno, dan kemudian dengan Penetapan Pemerintah No. 1 tahun 1945 tanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga. Tanggal bersejarah tersebut, 27 Oktober, diperingati sebagai Hari Listrik Nasional.

Peringatan Hari Listrik Nasional menjadi momentum bagi seluruh pemangku kepentingan untuk menyediakan listrik yang lebih baik. Hingga Agustus 2016, Pemerintah berhasil mencapai tingkat rasio elektrifikasi nasional menjadi 89,53% (di tahun 2015 sebesar 88,3%). Meningkatnya rasio elektrifikasi tersebut didasari oleh peningkatan jumlah rumah tangga berlistrik di tingkat nasional yang bertambah sebanyak 2.510.337 rumah tangga. Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi provinsi dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga berlistrik terbesar, yakni 1.005.991 rumah tangga. Kondisi ini berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi di Kawasan Timur Indonesia sebesar 6.05% pada Semester I, 2016.

Upaya penambahan rasio elektrifikasi juga didukung dengan pengerjaan konstruksi infrastruktur listrik yang terus dilakukan. Salah satunya melalui program pembangkit 35.000 MW yang dicanangkan Presiden Joko Widodo di Bantul, Mei 2015 lalu. Program ini menjadi pelengkap program 7.000 MW yang dirancang pada era pemerintahan sebelumnya. Hingga September 2016, sebesar 4.133 MW sudah beroperasi, 12.317 MW sudah memasuki masa konstruksi, sementara 8.641 MW sudah menyelesaikan tahapan kontrak.

Tidak hanya meningkatkan pembangunan pembangkit, infrastruktur listrik lain seperti transmisi dan gardu induk juga dibangun yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Transmisi yang telah beroperasi hingga September 2016 sebesar total 3,924 kms sementara total 16.053 kms sudah masuk ke dalam tahapan konstruksi. Sejalan dengan transmisi, pembangunan gardu induk pun cukup pesat. Sebesar 12.245 MVA gardu induk telah beroperasi dan 21.147 MVA sedang dalam konstruksi.

Upaya penyediaan listrik yang baik untuk memastikan bahwa penyediaan ketenagalistrikan memenuhi aspek keamanan, keandalan dan laik operasi, pengawasan ketenagalistrikan menjadi faktor penting. Sejak masa pemerintahan Jokowi-JK, telah diterbitkan 14 regulasi dan kebijakan terkait pelaksanaan dan tata kelola ketenagalistrikan. Tidak hanya melalui penerbitan regulasi, pengawasan juga terus dilakukan melalui berbagai upaya.

  1. Pengawasan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) dari Pemerintah yang ditujukan bagi para pelaksana di subsektor ketenagalistrikan. Terdapat sembilan kategori yang diawasi mutu pelayanannya, seperti kategori tegangan di titik pemakaian, frekuensi di titik pemakaian, kategori lama gangguan yang dialami per pelanggan, jumlah gangguan per pelanggan, kecepatan pelayanan sambungan baru, kecepatan pelayanan perubahan daya, kecepatan menanggapi pengaduan gangguan, kesalahan membaca KWh serta waktu koleksi kesalahan rekening.
  1. Pengawasan keamanan instalasi listrik melalui Sertifikasi Laik Operasi (SLO) sebagai bukti pengakuan formal suatu instalasi tenaga listrik. Pengajuan permohonan Sertifikat Laik Operasi dan penyambungan tenaga listrik kepada pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik dilakukan melalui layanan satu pintu dengan menggunakan aplikasi online. Proses pelayanan satu pintu ini pun telah dipercepat, dari 79 hari menjadi 22 hari.
  1. Pengawasan terhadap kemudahan penyambungan listrik (Getting Electricity). Pemerintah Indonesia melalui Kementerian ESDM berkomitmen meningkatkan peringkat Getting Electricity menjadi peringkat 23 di tahun 2017.
  1. Pengawasan terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia. Ditjen Gatrik Kementerian ESDM telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan pada 30 September 2016 untuk peningkatan kompetensi siswa SMK di bidang ketenagalistrikan.

Berbagai usaha penyediaan listrik dan pengawasan dari Pemerintah akan terus dilakukan meski bukanlah hal sederhana. Diperlukan waktu tidak sebentar untuk penyediaan akses listrik sehingga pemakaian listrik sebaiknya dilakukan dengan bijak. Seiring dengan modernisasi di Indonesia, kita sering kali tidak menyadari bahwa masih ada energi listrik yang terpakai dari alat-alat elektronik yang dibiarkan dalam keadaan standby dan tidak digunakan (vampir listrik). Banyak energi listrik terbuang karena penggunaan yang tidak bijak. Sebagai gambaran, data dari www.standby.lbl.gov menyebutkan bahwa notebook yang dibiarkan dalam keadaan standby masih mengkonsumsi 50 watt listrik. Begitu pula dengan pemutar DVD yang mengkonsumsi 10.58 watt, oven sebesar 4.9 watt, layar komputer sebesar 3.5 watt, printer sebesar 4 watt, alat fax sebesar 8.71 watt serta charger telepon genggam sebesar 1 watt.

Rata-rata kita membiarkan 83 watt listrik terbuang per jam nya. 83 watt tersebut bisa digunakan untuk menyalakan 11 lampu LED selama satu jam. Bayangkan dampak positif nya jika lampu LED ini dinyalakan di daerah terpencil di Indonesia. Dalam kampanye Potong 10% dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM pun disebutkan, bahwa mematikan satu jam listrik di Jawa dan Bali sama dengan menerangi 2.527.469 rumah di Timur Indonesia. Penghematan listrik atau konservasi energi dalam kehidupan sehari-hari semakin diperlukan karena penyediaan listrik tidaklah mudah dan murah. Manfaat baik listrik harus terus kita tingkatkan, agar Negara kita Indonesia bisa mewujudkan kemandirian energi. (Biro Hukum dan Humas Kementerian ESDM dan Tim Komuninasi Pemerintah Kemkominfo)

Kota Malang terpilih sebagai kota udara terbersih di Asia

Kota Malang terpilih sebagai kota udara terbersih di Asia

 malang-from-above

Merdeka.com – Kota Malang raih penghargaan dari NGO (Non Government Organization), The Clean Cities Air Partnership Program (CCAP) sebagai kota dengan udara terbersih di Asia bersama empat kota lainnya.

 

“Penghargaan (sertifikasi) diberikan oleh sebuah lembaga non-pemerintah atau NGO (Non Government Organization) yakni The Clean Cities Air Partnership Program (CCAP) yang diinisiasi oleh Clean Air Asia,” ujar Agus Edy Putranto, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Malang.

Agus, yang juga mantan Kasatpol PP Kota Malang, mengatakan penghargaan rencananya akan diberikan kepada Walikota Malang pada Rabu (12/10) mendatang, saat Eksekutif Direktur Clean Air Asia berkunjung ke Malang.

“Kita merasa bangga. Ini adalah kebanggaan seluruh warga Malang. Karena dunia internasional memperhatikan. Ini (penghargaan) juga buah dari komitmen bersama untuk terus membuat asri dan mempercantik wajah kota, menggalakkan penghijauan termasuk mengharuskan mahasiswa baru untuk menyumbangkan bibit tanaman, menciptakan kampung-kampung yang asri dan bersinar seperti Glintung Go Green, membudayakan sekolah hijau, serta ragam gerakan hijau dan bersih lainnya,” ungkap Mochamad Anton, Walikota Malang menyikapi penghargaan tersebut.

Selain penghargaan, Kota Apel ini, julukan Kota Malang, terpilih dan ditunjuk menjadi area pilot (The Pilot Areas).

Adapun empat kota lainnya yang terpilih adalah Kota Baguio, Kota Iloilo, dan State Rosa in Laguna, Filipina dan kota Kathmandu, Nepal.

(dikutip dari Merdeka.com)

Menag: Idul Adha 1437H Jatuh Pada 12 September

Menag: Idul Adha 1437H Jatuh Pada 12 September

Ilustrasi. Masjid Agung Jami Malang. (Foto: Halomalang)

Dalam sidang istbat penetapan awal Zulhijjah 1436H di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag Jakarta, Kamis (01/09/2016,  Pemerintah RI melalui Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1437H jatuh pada tanggal 12 September 2016.

“Dengan tidak terlihatnya hilal, maka bulan Zulqaidah diistikmalkan atau disempurnakan menjadi 30 hari, dan 1 Zulhijjah 1437H jatuh pada tanggal 03 September 2016. Dengan demikian tanggal 10 Zulhijjah bertepatan dengan hari Senin, 12 September 2016,” terang Menag seperti dirilis laman resmi Kemenag RI.

Ngalamers, penetapan ini berdasarkan laporan pengamatan tim rukyat hisab Kementerian Agama yang menyatakan, posisi hilal berada di bawah ufuk minus 0 derajat 13 menit sampai minus 0 derajat 5 menit Artinya para petugas rukyat yang tersebar di 29 titik di seluruh Tanah Air tidak melihat hilal.

Turut hadir dalam sidang Itsbat tersebut, di antaranya: Wakil Ketua MUI Abdullah Zaidi , Sekjen Kemenag Nur Syam, Dirjen Bimas Islam Machasin, Ketua Komisi VIII DPR RI Ali Taher, tokoh dan pimpinan ormas Islam, juga duta besar negara sahabat Islam.

Lukman juga menyampaikan amanah Presiden yang meminta kepada semua pemuka dan tokoh agama serta pimpinan ormas Islam agar melaksanakan ibadah qurban tahun ini dengan tertib dan aman.

“Mudah-mudahan Idul Adha yang bisa menyatukan kita semua, memberikan keberkahan bagi umat Islam Indonesia,” imbuhnya.

Apresiasi kepada Kementerian Agama yang telah mampu mempersatukam umat Islam melalui sidang Itsbat dengan memberikan kepastian waktu pelaksanaan ibadah Idul Adha bersama disampikan Ketua Komisi VIII DP RI Ali Taher.

“Ini menjadi momentum penting untuk membangun ukhuwah islamiyah,” kata Ali.

(sumber Halo Malang)

Pendidikan Harus Bisa Menciptakan Generasi Tangguh

Pendidikan Harus Bisa Menciptakan Generasi Tangguh

Pendidikan Harus Bisa Menciptakan Generasi Tangguh

Klojen, MC – Suasana menarik tersaji indah ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Muhadjir Effendy, Wali Kota Malang H. Moch. Anton dan Bupati Malang Rendra Kresna bermain ketoprak bersama.

Mendikbud RI bersama Walikota Malang dan Bupati Malang saat bermain ketoprak bersama, Jumat (2/9)
Mendikbud RI bersama Walikota Malang dan Bupati Malang saat bermain ketoprak bersama, Jumat (2/9)

Penampilan apik dari Mendikbud dan pejabat tinggi di Malang itu membuat suasana di Pendopo Kabupaten Malang menjadi semakin meriah. Gubernur Jawa Timur Soekarwo juga turut hadir dalam perhelatan ini, Jumat (2/9).

Dalam pembukaan Pekan Budaya Indonesia 2016 ini Menteri Muhadjir yang berperan sebagai Batara Brahma banyak memberikan pesan kepada segenap warga Malang terutama untuk kembali menghidupkan budaya sebagai senjata agar bisa memenangi persaingan global.

Menteri Muhadjir mengungkapkan, pendidikan hendaknya tidak hanya memunculkan angka di rapor sekolah. Pendidikan jangan hanya terfokus kepada pelajaran di sekolah saja, menurutnya pendidikan harus juga mengasah budi pekerti dan budaya.

“Saya berharap ke depan pendidikan kebudayaan banyak disampaikan di sekolah, sehingga budaya bisa tetap hidup sejak dini dan merasuk dalam jiwa anak-anak sejak masih di bangku sekolah,” harapnya, Jumat (2/9).

Ke depan, imbuhnya, pendidikan juga harus bisa menciptakan generasi yang tangguh dan tidak cengeng. Jangan sampai hanya gara-gara hal yang tidak seharusnya menjadi masalah besar, guru yang menjadi pendidik siswa harus berhadapan dengan pihak yang berwajib.

“Saya tidak setuju kekerasan kepada anak. Namun kalau guru mencubit siswa untuk mendidik, ya jangan dilaporkan ke polisi. Kalau itu terjadi terus tentu tidak ada orang yang mau jadi guru lagi,” tukasnya.

Ditambahkannya, saat ini bangsa Indonesia sedang membutuhkan guru-guru hebat yang bisa melahirkan generasi yang berkepribadian kuat, mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain, tidak lembek dan rapuh.

“Apapun kurikulumnya, asal gurunya hebat, maka tidak akan ada masalah memakai kurikulum 2004, 2013 ataupun kurikulum 3400,” tegasnya.

Senada dengan Menteri Muhadjir, Gubernur Jatim Soekarwo juga mendukung penuh masuknya pendidikan kebudayaan di sekolah-sekolah. Bahkan orang nomor satu di jajaran Pemerintah Provinsi Jatim ini mendeklarasilam Jatim sebagai provinsi budaya. (cah/yon)