Kuatkan Peran Lintas Sektor untuk Tingkatkan Derajat Kesehatan

Mengingat permasalahan kesehatan tidak hanya bertumpu pada Dinas Kesehatan (Dinkes) saja, maka diselenggarakanlah Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Deteksi Dini Penyakit Tingkat Kota Malang dengan mengundang lintas sektor terkait di Savana Hotel & Convention Kota Malang, Kamis (6/6/2024). Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan seluruh stakeholder dapat menyatukan visi untuk bersinergi menanggulangi terjadinya berbagai macam penyakit menular dan tidak menular pada masyarakat sehingga tercipta derajat kesehatan yang tinggi dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang produktif.

Kepala Dinkes Kota Malang Husnul Muarif menyebutkan bahwa dalam pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) perlu adanya peran serta lintas sektor dan lintas program kesehatan sehingga ada percepatan kinerja dan program. Bidang P2P ini memiliki andil besar dalam pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) kesehatan karena menangani enam dari 12 indikator.

“Jadi untuk mencapai standar pelayanan minimal itu, kita sampaikan pada masyarakat bahwa kita tidak bisa bekerja sendiri. Jadi capaian indikator yang sudah ditetapkan secara nasional ini bisa tercapai. Kita perdalam lagi edukasi bagi yang hadir saat ini dan harapannya nanti mereka juga bisa menyampaikannya kepada masyarakat sekitarnya,” bebernya.

Dalam kesempatan ini, hadir dua orang narasumber dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yakni dr. Savitri Laksmi Winaputri, Sp.A (K) dan dr. Andreas Budi Wijaya, M. Biomed., Sp.A. Kesehatan anak menjadi perhatian penting karena anak-anak lah yang menjadi penerus bangsa. Selain itu juga didasari karena tingginya kasus penyakit pada anak, seperti diabetes melitus dan TBC.

“Kita ingin membangun generasi yang sehat. Jadi kami hadirkan pakarnya, yakni spesialis anak untuk bisa memberi tips dan materi sehingga harapannya bisa mengambil langkah awal untuk mencegah masuk pada penyakit baik yang menular maupun tidak menular,” terangnya.

Husnul mengingatkan kepada seluruh masyarakat untuk memanfaatkan BPJS Kesehatan tidak hanya saat sudah sakit, namun juga untuk melakukan deteksi penyakit dengan rutin melakukan kontrol kesehatan. Terlebih, Kota Malang sudah berstatus Universal Health Coverage (UHC), jadi lebih dari 95 persen masyarakat kita sudah terlindungi. “Kartu perlindungan ini jangan hanya digunakan saat kita sakit, tetapi saat kita sehat. Dengan begitu masyarakat bisa berkontribusi dalam deteksi penyakit,” terangnya.

Dikatakannya bahwa fasilitas kesehatan di Kota Malang saat ini sudah memadai. Saat ini ada 16 puskesmas, 33 puskesmas pembantu, 27 rumah sakit, serta klinik dan dokter praktik mandiri yang memberikan pelayanan kesehatan di Kota Malang. “Jadi mari kita tingkatkan derajat kesehatan di Kota Malang. Paradigma pun harus bergeser, kita ke fasilitas layanan kesehatan seharusnya lebih banyak untuk kontrol atau konsul kesehatan daripada untuk berobat,” tutupnya.

Parade Pratnyaparamita ing Malang Meriahkan Karnaval Budaya Nusantara Apeksi 2024

Delegasi Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dengan bangga menampilkan keindahan seni dan budayanya melalui Parade Pratnyaparamita ing Malang di Karnaval Budaya Nusantara yang menjadi rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) XVII Tahun 2024 di Kota Balikpapan, Rabu (5/6/2024).

Dihadiri Wakil Presiden RI terpilih 2024 – 2029, Gibran Rakabuming Raka, Karnaval Budaya Nusantara yang digelar di area Dome, Balikpapan Sport & Convention Center (BSCC) malam itu disaksikan warga Balikpapan yang telah lama berkumpul untuk menyaksikan. Rombongan pawai budaya dari Kota Malang juga disambut dan disaksikan langsung oleh Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM didampingi Penjabat (Pj.) Ketua TP PKK Kota Malang Dra. Hj. Hanik Andriani Wahyu Hidayat yang kompak mengenakan busana Malangan.

Art Director tim delegasi Kota Malang Dr. Robby Hidajat mengungkapkan Parade Pratnyaparamita ing Malang adalah perayaan budaya spektakuler yang menampilkan keragaman dan kekayaan tradisi warisan budaya Kota Malang. “Diawali segmen tolak balak, menampilkan bala tantara caplokan kucingan dan celeng pengganggu pertanian,” jelas pria merupakan seorang akademisi dari Universitas Negeri Malang bidang seni tari dan seni pertunjukan,

Selanjutnya persembahan tari edan-edanan dengan gerakan ritmis penuh semangat melambangkan tolak balak untuk mengusir dan membersihkan energi negatif. Kemudian ada penampilan Dayang Putri Kedaton yang menyertai Ratu Ken Dedes mengenakan kostum megah menggambarkan bunga teratai nan anggun yang merepresentasikan kesucian.

“Tak hanya itu, Barisan Prajurit Tombak Braja menampilkan sosok barisan prajurit yang dengan gagahnya memegang senjata tradisional sebagai gambaran kekuatan dan keberanian. Parade budaya ini turut menyertakan lurah se-Kota Malang yang mengenakan kostum tradisional,” terangnya lagi.

Parade Pratnyaparamita ing Malang tak hanya menampilkan keindahan seni dan budaya saja, tetapi juga menyampaikan nilai moral keberanian, keanggunan, dan kebijaksanaan, yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini dalam semangat kebanggaan budaya menuju Kota Malang Mbois Ilakes.

Pj. Wali Kota Malang pun menyampaikan apresiasinya kepada seluruh delegasi Kota Malang yang tampil memukau tersebut. Khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) dan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) yang telah berkolaborasi secara apik dengan Sanggar Sardulo Djojo, serta perwakilan guru seni budaya se-Kota Malang yang tergabung dalam paguyuban guru seni tari menampilkan keragaman dan kekayaan khas kebudayaan Kota Malang.

“Ajang Rakernas Apeksi XVII ini menjadi sarana Kota Malang untuk memperkenalkan kekayaan wisata dan budaya kepada khalayak luas. Alhamdulillah, tadi saat delegasi Kota Malang menampilkan Parade Pratnyaparamita ing Malang disambut dengan sangat meriah oleh para tamu yang hadir dan masyarakat yang menyaksikan. Terlihat dari para penonton yang antusias mengabadikan seni budaya yang kita suguhkan,” ungkap orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang tersebut.