Pentingnya Pembentukan Kelurahan Tangguh Bencana

Di tengah cuaca ekstrim dan untuk meminimalisir risiko bencana, maka kehadiran Desa/Kelurahan Tangguh Bencana sangat dibutuhkan. Di sisi lain, peran tim tangguh bencana di tingkat desa/kelurahan sangat besar dan menjadi garda terdepan bagi kabupaten/kota, khususnya di Jawa Timur.

Pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang dimotori Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur

Hal itu yang disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang Drs. Alie Mulyanto usai membuka acara pembentukan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana yang diselenggarakan BPBD Jawa Timur di aula Kantor Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Rabu (16/2/2022).

Menurut pria berkacamata itu saat dihubungi via ponselnya, dari 57 kelurahan di Kota Malang hingga saat ini sudah 44 kelurahan yang mempunyai tim tangguh dan tanggap bencana. “Tahun lalu Kelurahan Gadang, Kecamatan Sukun menjadi kelurahan tangguh bencana di bawah binaan BPBD Jawa Timur,” imbuhnya.

Ditambahkan Alie, tahun ini yang terpilih Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru. Pihaknya berharap nantinya kelurahan lain akan menyusul untuk menjadi binaan berikutnya. “Kota Malang termasuk daerah rawan bencana, seperti banjir dan angin kencang, sehingga keberadaan kelurahan tangguh ini sangat signifikan,” jelasnya.

Lebih lanjut Allie mengatakan, bahwa risiko bencana itu ada dua, yaitu menyangkut jiwa dan material. Sedangkan jenis bencana ada tiga, yaitu bencana alam, nonalam, dan sosial. “Dari pembinaan ini, maka kesiapsiagaan tim tangguh bencana akan lebih baik lagi, sehingga risiko bencana dapat ditekan,” urainya.

Berdasarkan arahan dan masukan dari BPBD Jawa Timur, dikatakan Alie, setiap kelurahan juga harus melakukan pemetaan terjadinya risiko bencana. Kemudian penguatan sumber daya manusia serta bagaimana meminimalisir dan mengatasi sebuah bencana.

Sementara itu, Lurah Tasikmadu Adhi Kristanto, S.Pd., M.AP mengatakan, saat ini BPBD Jawa Timur masih memberikan pembekalan bagi tim tangguh bencana yang ia bentuk. “Pembekalan mulai 16-22 Februari 2022. Saya mengapresiasi karena Kelurahan Tasikmadu menjadi kelurahan tangguh binaan BPBD Jawa Timur,” ungkapnya.

Di wilayah Kelurahan Tasikmadu, kata Adhi, sebenarnya minim terjadi bencana, khususnya banjir karena letak geografisnya di dataran agak tinggi. Namun dia tidak memungkiri jika di wilayahnya pernah terjadi angin kencang dan meluapnya air saat hujan deras dari drainase.

Di wilayah Tasikmadu, kata dia, ada sekitar 20 perumahan dan para tenaga pengamanan di tiap perumahan tersebut mempunyai kepedulian saat terjadi bencana. Berawal dari hal tersebut mereka bersatu hingga terbentuk tim tanggap bencana dengan nama Tanara.

“Saat ini Tanara di bawah koordinasi tim tanggap bencana kelurahan. Salah satu faktor pertimbangan bagi BPBD Jawa Timur untuk memberikan pembinaan sepertinya karena hal tersebut,” pungkas Adhi. (say/ram)

Malang Creative Center Didesain Hemat Energi

Operasional Malang Creative Center (MCC) mengintegrasikan konsep bangunan ramah lingkungan menjadi salah satu pembahasan dalam Rapat Koordinasi Pengelolaan Malang Creative Center (MCC) di Ruang Sidang, Balai Kota Malang, Rabu (16/2/2022).

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji memimpin rapat koordinasi

Salah satu faktornya adalah desain baru yang kini sedang dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang memiliki lebih banyak ruang terbuka dibanding desain awal. Imbasnya sirkulasi dan pencahayaan alami dapat lebih dimaksimalkan ketimbang penggunaan air conditioner (AC).

Hal tersebut diungkapkan Haris Wibisono, arsitek muda dari Kota Malang yang turut aktif menyumbangkan pemikiran dalam pengembangan MCC bersama berbagai pegiat ekonomi kreatif lain. “Dengan desain baru ini, kita hitung potensi penghematan listrik per tahun bisa sampai 200 ribu watt per tahun. Jadi yang ada di zona-zona tertentu nanti tidak perlu pakai AC,” papar Haris.

Hal ini tentu sangat membantu dalam hal efisiensi biaya operasional MCC yang terus dipersiapkan pengelolaannya. Sementara Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang didapuk sebagai instansi perumus konsep pengelolaan terus berproses, seiring pembangunan fisik yang ditarget rampung tahun 2022 ini.

Sementara itu, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menekankan bahwa perspektif lain di luar manfaat utama MCC sebagai creative hub (pusat kreatif) pengembangan ekonomi kreatif sangat menarik dan bisa menjadi ‘jualan’. Semuanya tentu demi kemanfaatan MCC bagi pemerintah dan masyarakat Kota Malang.

“Saya rasa ini memperkuat keunikan MCC. Perspektif kita, terus kita kuatkan bahwa MCC adalah lebih dari sekadar bangunan fisik, tapi ada proses, ada peran, ada budaya kolaborasi yang ingin dibangun di sana,” tegas Sutiaji. (ndu/ram)