Panduan Logo HUT ke-106 Kota Malang Tahun 2020
Untuk format JPG silahkan unduh pada tautan di bawah ini;
Unduh/Download
Untuk format PNG silahkan unduh pada tautan di bawah ini;
Unduh/Download
Untuk format JPG silahkan unduh pada tautan di bawah ini;
Unduh/Download
Untuk format PNG silahkan unduh pada tautan di bawah ini;
Unduh/Download
Malang, MC – Sebagai salah satu rumah sakit rujukan untuk mengangani pasien suspect hingga positif COVID-19, Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang telah melakukan berbagai persiapan dengan maksimal. Seperti halnya menyiapkan ruang perawatan khusus, tenaga medis, dan alat pelindung diri bagi para tenaga medis. Berbagai pihak terkait pun, seperti Dinas Kesehatan Kota Malang dan para dokter spesialis paru serta spesialis penyakit dalam diajak kerja bersama.
Dari wabah virus COVID-19 yang sampai saat ini masih menghantui masyarakat, hingga saat ini rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur itu menerima 10 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19. Hasil tes melalui Balitbangkes Kemenkes menyatakan dua positif COVID-19 dan satu meninggal dunia, enam orang negatif COVID-19 dan satu orang meninggal, lalu tambahan dua pasien suspect baru dengan hasil uji spesimen yang belum keluar. Pasien yang positif tersebut, kini ditangani intensif dan kondisinya terus membaik.
Beberapa hal itu yang disampaikan oleh Wakil Direktur RSSA Malang, dr. Syaifullah Asmiragani pada Rabu (18/03/2020) saat memberi keterangan pers kepada para awak media di Ruang Majapahit RSSA Malang. Sehari sebelumnya atau pada Selasa kemarin, kata dia, pihak rumah sakit ini mendapat tambahan dua orang pasien dalam pengawasan dan saat ini hasil uji tesnya masih dikirim ke Balitbangkes Kemenkes. Adapun hasilnya diperkirakan akan keluar dalam hari hari ke depan.
Di RSSA ini, terang Syaifullah, maksimal dapat menangani maksimal 60 pasien positif COVID-19 dan jika lebih dari itu akan dilimpahkan ke rumah sakit rujukan lain, sesuai dengan arahan atau perintah dari Pemprov Jawa Timur maupun pemerintah pusat. Begitu juga dengan adanya keterbatasan bantuan alat pelindung diri bagi tenaga medis dari pemerintah, pihak rumah sakit sudah mendapat rekanan untuk membuat sendiri guna mengantisipasi membludaknya pasien suspect maupun postitif COVID-19 ini.
Terkait hal tersebut, Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji mengatakan bahwa pihaknya sangat berterima kasih atas koordinasi berbagai pihak untuk menangangi dan menekan merebaknya virus berbahaya ini. “Kami juga telah membentuk satgas khusus, sehingga informasi seputar virus ini satu pintu nantninya,” ungkapnya.
Sementara itu, jumlah rumah sakit di kota ini juga disiapkan untuk mengantisipasi lebih banyak lagi orang yang suspect COVID-19. Seperti Rumah Sakit Lavalette, rumah sakit tentara Soepraon, rumah Panti Waluyo dan rumah sakit umum daerah milik Pemerintah Kota Malang. Selain itu, belasan puskesmas dan klinik juga disiagakan untuk membantu penanganan awal pasien, jika diduga ada suspect atau orang dalam pengawasan hingga langkah antisipasi seperti pemeriksaan tahap awal.