Sukses Kampung 3G, Abah Anton Jadi Narsum Bagi Bupati dan Wali Kota Se Indonesia

Sukses Kampung 3G, Abah Anton Jadi Narsum Bagi Bupati dan Wali Kota Se Indonesia

Sukses Kampung 3G, Abah Anton Jadi Narsum Bagi Bupati dan Wali Kota Se Indonesia

Klojen, MC – Kota Malang mengukir sejarah baru dalam dunia pemerintahan di Indonesia. Wali Kota Malang, H.Moch Anton dan Ketua RW 23 Purwantoro Kecamatan Blimbing, Bambang Irianto, ditunjuk menjadi narasumber bagi Wali Kota dan Bupati se-Indonesia, karena konsep Kampung Glintung Go Green(3G) dianggap Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) sangat inovatif dan layak jadi percontohan nasional.

Wali Kota Malang, H.Moch Anton saat di kampung Glintung Go Green (3G)
Wali Kota Malang, H.Moch Anton saat di kampung Glintung Go Green (3G)

Apresiasi akan Kampung 3G disampaikan Dirjen Otonomi Daerah, Kemendagri, Dr. Soemarsono MDM, yang memberikan perhatian khusus bagi perkembangan kampung 3G. Kemendagri menilai pembangunan kampung itu berbasis partisipatif dan sangat layak jadi rujukan bagi kepala daerah se-Indonesia.

“Pembangunan konsep Kampung 3G berbasis partisipatif ini sangat layak jadi percontohan,” kata Menteri Soemarsono, Sabtu (24/9)

Diinformasikan pula, jika dalam waktu dekat tim dari Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, bakal mengunjungi Kampung 3G untuk melihat langsung pembangunan kampung yang ramah lingkungan dan melibatkan partisipasi masyarakat itu.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Malang, H. Moch Anton, sangat mengapresiasi Kampung 3G hasil inovasi mulia Ketua RW 23 Purwantoro, Bambang Irianto yang mampu menginspirasi para tokoh sosial kemasyarakatan (RT dan RW), tokoh komunitas, para akademisi hingga tokoh pemerintahan.

“Karya besar patut diapresiasi positif, karena merupakan contoh model pemberdayaan dan kepedulian warga terhadap lingkungannya, karenanya semangat warga harus dipelihara,” kata Abah Anton.

Kesuksesan Kampung 3G di kancah nasional merupakan bukti nyata jika dari lingkungan yang baik, mampu mengedukasi dan menumbuhkan potensi masyarakat, seperti potensi sosial berupa kerukunan antar warga dan kepedulian kepada lingkungan, serta potensi ekonomi, yakni hasil produk dari kampung itu berupa sayur mayur organik.

“Tentunya Kampung 3G ini adalah contoh nyata bagaimana ide dari masyarakat Kota Malang sangat inovatif dan diakui,” imbuhnya.

Abah Anton, sapaan akrab Wali Kota Malang memang memiliki cara unik dalam memajukan Kota Malang. Ketika beberapa daerah lainnya masih banyak menggunakan paradigma top down, yakni program dari pemerintah dijalankan masyarakat, justru Abah Anton, memilih paradigma bottom up, yakni menggali ide dan kreativitas masyarakat untuk dijadikan program pemerintah, dan hasilnya sangat maksimal dan sukses.

“Kalau program itu dari masyarakat, maka mereka akan serius untuk menjalankannya, berbeda ketika program itu dari pemerintah kepada masyarakat,” ungkap Abah Anton.

Ketua RW 23 Purwantoro, Bambang Irianto, mengakui jika ia dan Abah Anton akan menjadi narasumber bagi seluruh kepala daerah se-Indonesia. “Saya bersama Abah Anton akan menjadi narasumber dalam acara Rakornas Wali Kota dan Bupati se-Indonesia,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Drs. Wasto S.H.,M.H menegaskan jika seorang Ketua RW menjadi narasumber bagi bupati dan wali kota se-Indonesia merupakan sejarah baru.

“Wali Kota Malang Abah Anton dan Ketua RW jadi narasumber merupakan sejarah baru, sulit merumuskan kalimat atas prestasi membanggakan itu,” kata Kepala Bappeda.

Upaya menumbuhkan kampung tematik dengan cara menggali konsep dan ide dari masyarakat terus dilakukan, melalui program Festival Rancang Malang. “Semoga dengan adanya festival itu tumbuh kampung tematik di 57 kelurahan se Kota Malang,” tukasnya. (say/may)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *