Abah Anton Unjuk Prestasi Di Hadapan Kepala Daerah Se-Indonesia
Jakarta, MC – Wali Kota Malang, H. Moch Anton memukau seluruh peserta Seminar Nasional bertajuk “Memperkuat Otonomi Daerah: Membangun Indonesia dari Daerah” yang diselenggaran Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Aula Gedung LAN, Jakarta, Selasa (19/4).
Mengambil judul “Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pemerintahan Daerah yang Bersih, Inovatif dan Melayani (Praktik di Kota Malang), pria yang akrab disapa Abah Anton itu menjelaskan saat pertama kali dilantik menjadi kepala daerah.
Pertama yang dilakukan adalah merombak sistem birokrasi. Keinginan itu tak lepas dari pengalamannya menjadi Ketua Rukun Warga (RW) yang melihat langsung bagaimana proses administrasi dan pelayanan di kelurahan yang kurang maksimal.
“Kami merasakan sendiri bagaimana sistem birokrasi yang kurang baik, karena itu pertama kali saat saya dilantik sistem itu yang saya ubah untuk diperbaiki,” kata Abah Anton dalam paparannya di hadapan beberapa kepala daerah yang hadir dalam seminar tersebut.
Melihat potensi Kota Malang yang luar biasa karena memiliki 50 Perguruan Tinggi, Abah Anton, juga berinisiatif merangkul para akademisi handal agar ide dan konsep mereka terkait pembangunan Kota Malang bisa dimaksimalkan dengan baik.
“Selama ini orang-orang pintar dari berbagai perguruan tinggi ini malah keluar kota. Ini sangat disayangkan, karena itu saya mencoba merangkul mereka untuk membantu pembangunan Kota Malang,” imbuhnya.
Perombakan layanan publik yang sudah terealisasi saat ini adalah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang dilakukan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T), dimana pengurusan izin bisa dilakukan secara cepat dan efisien.
Menurut politisi PKB itu, walaupun kota Malang memiliki PTSP tapi tetap memanfaatkan 57 kelurahan untuk memberikan layanan, ini tak lain karena semangat kita melayani rakyat.
Dalam hal perpajakan, Abah Anton, juga membeberkan, penggunakan E-Tax yang digagas Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Malang, telah berhasil menutup segala kebocoran pajak dan mampu menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Rp 160 miliar pada awal tahun 2014 hingga mencapai Rp 500 miliar sampai awal tahun 2016 ini. “Penggunaan sistem teknologi ini sangat baik dan mampu mengefektifkan PAD kita,” Imbuhnya.
Inovasi lain yang mendapat sambutan hangat peserta seminar adalah upaya melakukan bedah rumah tiap dua minggu sekali yang dilakukan Pemkot Malang. Program ini cukup istimewa, karena tidak menggunakan dana dari APBD melainkan dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.
Saat menjelaskan hal ini, Abah Anton, menyebut upaya identifikasi rumah warga yang rusak dilakukan pada saat ia dan jajaran SKPD di lingkungan Pemkot Malang melakukan sambung rasa (blusukan) kepada masyarakat. Dari situlah dia, mengetahui keluhan warganya termasuk rumah rusak yang butuh direnovasi.
“Sudah ratusan rumah kita bedah, karena setiap dua minggu sekali ada 4-6 rumah warga kita bedah rumah dengan dana CSR,” urainya.
Tak hanya itu, jargon Peduli Wong Cilik yang melandasi visi dan misi Pemerintah Kota Malang, juga dibuktikan dengan peduli kepada para Gelandangan Pengemis (Gepeng) yang terdaftar sebagai warga Kota Malang.
Khusus hal ini, Pemkot Malang menggandeng Kementerian Sosial guna menelurkan program “Desaku Menanti” dimana beberapa rumah layak huni sudah dibangun agar para Gepeng tidak lagi berkeliaran di jalanan.
“Pemkot juga memberikan pemberdayaan ekonomi agar mereka tidak lagi meminta-minta tapi menjadi enterpreuner handal,” kata Abah Anton.
Di akhir paparannya, orang nomor satu di Kota Malang itu menunjukkan jika zona air minum yang digagas bersama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) saat ini menjadi yang terbaik di Indonesia. Lebih membanggakan lagi khusus air minum ini, dunia internasional juga memberikan apresiasinya.
“Kami akan ke Abu Dhabi untuk menerima penghargaan Internasional Global Award dalam bidang air minum dan hal itu merupakan prestasi yang membanggakan,” pungkas Abah Anton yang disertai gemuruh tepuk tangan dari para undangan. (say/may)