Presiden Jokowi Sampaikan Pesan Kebangsaan di Kajian Ramadan UMM
Lowokwaru, MC – Akhir-akhir ini sebagian besar warga masyarakat cenderung terlalu banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak perlu dan tidak penting. Seperti halnya saling mendemo, saling menghujat dan kurang menjaga toleransi. Masyarakat sudah mulai lupa bahwa kita bersaudara, lupa akan kemajemukan suku, bahasa dan agama.
Masyarakat lupa juga, bahwa wathoniyah kita satu bangsa, satu tanah air dan satu bangsa yang memiliki adat istiadat luhur. Kita harus sadar, bahwa Indonesia adalah negara yang besar dan memiliki berbagai keberagaman yang dari semua itu sebenarnya dapat melahirkan suatu keindahan serta persaudaraan yang kuat.
Beberapa hal itulah yang disampaikan oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo saat berkunjung dan menghadiri acara Kajian Ramadan di Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (3/6). Menurut presiden, untuk mengatasi berbagai kelupaan warga masyarakat itu, ada tiga hal penting yang harus dicermati dan diperhatikan, yaitu semangat keagamaan yang telah diberi ruang selebar-lebarnya oleh negara, dari sini merupakan suatu modal besar untuk mengembalikan lagi semangat ukhuwah islamiyah dan wathoniyah bagi semua umat.
“Yang kedua adalah pendidikan. Pendidikan harus didasari oleh nilai-nilai agama, etika, integritas, kualitas, dan mentalitas yang kuat. Sehingga akan terlahir atau dapat membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini mengingat persaingan antar bangsa ke depan akan semakin sengit. Dan, akan percuma seseorang yang mempunyai ilmu tinggi, jika tidak menerapkan nilai-nilai tersebut,” ungkap presiden yang kerab disapa Jokowi.
Yang ketiga, lanjut Jokowi, meningkatkan nilai-nilai persaudaraan antar umat beragama dan golongan. Dengan persaudaraan yang kuat, maka akan melahirkan sikap toleransi, saling menghargai dan menghormati antar sesama.
“Kita pun akan menjadi bangsa yang utuh dan tidak mudah goyah dihantam berbagai ancaman atau gangguan dari luar, dengan pondasi yang kuat seperti ini,” jelasnya.
Diakhir ceramahnya, presiden mengajak semua warga masyarakat untuk kembali kepada jati diri kita sebagai bangsa yang besar, karakter bangsa kita sebagai bangsa dan negara yang besar.
“Mari kita kembali pada etos kerja yang tinggi, kembali pada produktifitas yang tinggi, kembali kepada kedisiplinan nasional yang tinggi, serta budi pekerti dan kesopanan yang tinggi,” imbaunya.
“Untuk apa kita selalu menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak berguna, karena saat ini adalah eranya persaingan. Negara luar sudah memiliki banyak kemajuan di berbagai bidang, tapi bangsa ini hanya berkutat pada hal-hal tidak perlu. Mari kita isi kemerdekaan ini dengan hal-hal positif, melahirkan generasi masa depan yang berdaya saing, dan kembali menjadi bangsa yang besar,” pungkas Jokowi. (say/ram)