Pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan yang jika digali dan dioptimalkan akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Hal ini juga berlaku di lingkungan pesantren yang selama ini terkesan hanya mempelajari ilmu agama saja.
Pernyataan itu disampaikan Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji usai mengukuhkan Tim Penguatan dan Pengembangan Program One Pesantren One Product (OPOP) Kota Malang di Ruang Sidang Balai Kota Malang, Jumat (11/8/2023).
Disampaikan orang nomor satu di jajaran Pemerintah Kota Malang itu, program OPOP ini telah diluncurkan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa beberapa waktu silam, karena banyaknya pesantren di Jawa Timur yang dibarengi berbagai potensi. Namun potensi tersebut terkadang kurang dimaksimalkan karena belum ada yang menggerakkan atau memotorinya.
“Kami di Pemkot Malang pada hari ini mengukuhkan tim ini juga dalam rangka realisasi dan focusing program tersebut. Dengan demikian nantinya program One Pesantren One Product akan terwujud secara maksimal,” imbuh Wali Kota Sutiaji.
Dengan maksimalisasi potensi, maka menurut pria berkacamata itu akan membuka peluang pasar. Pasar tersebut sebenarnya sudah ada, yaitu di kalangan pesantren sendiri. “Misalnya minuman kesehatan dari jahe merah. Jika digarap dengan serius, bukan tidak mungkin nantinya akan menembus pasar nasional bahkan internasional,” ungkap Sutiaji.
“Melalui tim ini dan bersinergi dengan berbagai pihak, kami harapkan program OPOP ini akan merealisasikan apa yang disebut pemberdayaan pesantren dengan melahirkan para pelaku usaha berdaya saing dari kalangan santri,” pungkasnya.