Pramuka Bentuk Karakter Kaum Muda Masa Kini
Klojen, MC – Bertempat di halaman depan Balaikota Malang pada hari Senin (5/9) telah dilaksanakan Upacara Peringatan Hari Pramuka Ke-55 tahun. Bertindak sebagai Inspektur Upacara adalah Kamabicab Kota Malang, H. Moch Anton atau biasa di sapa Abah Anton dan diikuti oleh tidak kurang dari 1.500 peserta.
Melalui peringatan Hari Pramuka ini diharapkan dapat memotivasi semangat dan mempercepat kemandirian gerakan pramuka untuk mencapai keberhasilan dalam upaya pembentukan karakter kaum muda sebagai calon pemimpin bangsa masa depan yang handal dan lebih baik.
Dengan mengambil tema “Membangun Karakter Kaum Muda Melalui Kegiatan Yang Keren, Gembira dan Asyik”, peringatan hari Pramuka tahun ini dinilai sangatlah tepat jika dijadikan sebagai momentum kebangkitan generasi muda untuk terus berkarya dan berkreasi membangun bangsa dan negara.
Dalam sambuannya, Abah Anton menyampaikan bahwa gerakan pramuka sebagai lembaga pendidikan non formal akan melengkapi pendidikan informal yang diperoleh anak-anak dalam keluarga, dan pendidikan formal di sekolah. Hal ini disebabkan karena dengan pendidikan formal saja tidaklah cukup untuk menghasilkan kaum muda yang handal dan berkarakter. Sedangkan peranan keluarga sebagai pelaku pendidik informal yang dilakukan orang tua dalam membentuk karakter anak- anak sangatlah penting.
Lebih lanjut, Abah Anton menyatakan bahwa jika persoalan kaum muda sering terjadi diantara rumah dan sekolah, maka menjadi penting peranan gerakan pramuka dalam mengatasi permasalahan kaum muda yang sering terjadi di masa dewasa ini. Kerjasama sinergis antara lembaga pendidikan formal, non formal dan pendidikan informal dalam keluarga sangatlah penting dan menjadi keharusan demi mewujudkan kaum muda yang lebih baik.
Gerakan pramuka yang kini berusia 55 tahun tentu tidak sama suasana dan kondisinya ketika dilahirkan. Perlu re-branding pramuka baru yang diminati kaum muda. Pramuka hendaknya dapat mengikuti perkembangan zaman dan tidak terkesan kuno dalam era komunikasi digital dewasa ini. Pramuka harus dapat menangkap fenomena ini dalam era kebebasan berkomunikasi.
Harapan Abah Anton itu pun sejalan dengan kondisi sebagian besar generasi muda kita yang merupakan generasi cyber yang online setiap saat, dan yang selalu update statusnya dan mengungkapkan kondisi secara real time dalam media sosial. Pramuka baru harus keren, gembira, asyik, dan menyenangkan.
Tantangan bagi para pembina pramuka yang harus selalu kreatif dan berinovasi dalam membina peserta didik sehingga bangga menjadi pramuka. Begitu pula para pelatih harus belajar terus menerus untuk dapat mengembangkan dan menerapkan teknologi pendidikan yang up to date tanpa melupakan prinsip dasar dan metode kepramukaan bagi para pembina pramuka.
“Untuk itu, gerakan pramuka hendaknya memiliki komitmen guna meningkatkan kualitas manusia dengan membekali pendidikan karakter dan kompetensi Iptek berbasis kecakapan yang kelak menjadi bekal hidup (life skill) kaum muda indonesia” tambahnya lagi. (say/may)