Wawali: Kota Malang Perlu Dikenal Melalui Karya Seni
Klojen, MC – Komunitas Asta Citra Perupa gelar pameran karya seni lukis di gedung DPRD Kota Malang, Senin (3/4). Acara tersebut dibuka dengan pemotongan tumpeng untuk memperingati hari jadi Kota Malang ke-103.
Dalam pameran tersebut banyak menyajikan berbagai lukisan kaligrafi, mulai dari gambar Presiden Joko Widodo, Kiai Hasyim Muzadi, Punokawan, Warok Ponorogo, Singo Edan hingga ibu menyusui tersaji indah di tempat pameran kali ini
Selain itu, tampil juga berbagai jenis batu akik, keris, wayang kulit, kerajinan perak, kerajinan topeng, dan kerajinan coklat juga hadir mempesona.
Ketua pelaksana pameran Bambang ‘Simbah’ Randika Santoso, mengaku senang bisa kembali menggelar pameran di gedung DPRD Kota Malang. Dalam pameran kali ini, panitia memerkan sebanyak 55 lukisan, 100 keris dengan melibatkan 22 pelukis dari Malang.
“Bukan hanya sekedar pameran untuk menjual karya seniman. Pameran ini juga dijadikan ajang untuk edukasi masyarakat atas tingginya potensi seni di Kota Malang,” jelas Bambang.
Demi mewujudkan tekat itu, pameran juga diisi dengan berbagai kegiatan seperti demo melukis, sket wajah, demo membatik, demo pembuatan topeng Malangan, hiburan topeng Malangan. Pameran tersebut akan berlangsung hingga 9 April 2017 dan dimulai pukul 11.00 WIB. Dalam pameran tersebut, panitia juga menjual lukisan dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 2 juta – Rp 25 juta.
Sementara itu, Wakil Walikota Malang Drs. Sutiaji menyambut baik adanya kegiatan yang dilakukan oleh seniman Kota Malang ini. Sutiaji berharap dari kegiatan ini bisa semakin memperkenalkan kepada masyarakat bagaimana karya-karya yang dihasilkan oleh seniman Kota Malang.
“Kami berharap seniman bisa menghidupkan ruang pemerintahan di Kota Malang sebagai ruang ekspresi seni,” ujar Sutiaji saat menyaksiakan langsung pameran di gedung DPRD Kota Malang.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan gayung bersambut antara seniman, DPRD Kota Malang dan Pemerintah. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini tidak hanya digelar satu dua kali namun lebih sering lagi. Sehingga Kota Malang perlu dikenal dunia melalui seninya,” tutupnya. (cah/ram)