Hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat yang mengguyur sebagian wilayah Malang Raya pada Jumat (8/4/2022), berdampak pada terjadinya banjir dan genangan di sejumlah titik Kota Malang.
Menyikapi fenomena cuaca ekstrim yang masih terus terjadi dan dampaknya ini, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji meminta jajarannya terus melakukan langkah-langkah antisipatif dan responsif untuk membantu masyarakat.
“Sejak turun hujan kemarin personil sudah terjun di lapangan membantu masyarakat dan hari ini (Sabtu) juga masih terus kita lakukan pembersihan. Saya minta BPBD, DPUPRKPK, DLH, camat, lurah semua tetap waspada dan pantau drainase tiap lokasi,” ujar Sutiaji pada Sabtu (9/4/2022).
Wali Kota Sutiaji memastikan bahwa Pemkot Malang tidak tinggal diam. Masterplan drainase yang puluhan tahun tidak tersedia, kini sedang disusun dan segera menjadi pedoman pengembangan infrastruktur drainase jangka menengah dan panjang yang lebih terintegrasi. Usulan penganggaran drainase berbiaya besar, seperti kawasan Soekarno-Hatta juga terus dikomunikasikan ke pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Fenomena cuaca ekstrim antara lain ditandai hujan dengan intensitas tinggi pada waktu singkat, diprediksi masih akan terjadi sehingga Wali Kota Sutiaji meminta seluruh jajarannya di tingkat kota hingga kelurahan, RT/RW waspada dan siap merespons situasi.
Sutiaji menambahkan, masyarakat juga dapat meningkatkan kewaspadaan dengan senantiasa mengupdate perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan berkoordinasi dengan layanan 112 dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang pada situasi darurat. Selain itu, bersama-sama perangkat kelurahan, TNI/Polri dan RT/RW, Sutiaji juga mengajak melaksanakan kerja bakti secara rutin sebagai bentuk antisipasi.
“Meskipun Ramadan, Gerakan Angkat Sampah dan Sedimen (GASS) saya harap terus berjalan di setiap lingkungan. Mari kita angkat spirit gotong royong yang menjadi kekuatan bangsa ini,” ajak Sutiaji.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang Ir. Diah Ayu Kusumadewi, MT menjelaskan, tingginya air limpasan permukaan yang meningkat drastis sejak wilayah hulu Brantas turut menambah beban drainase di Kota, sehingga meluber ke sejumlah jalan dan lingkungan.
“Jumat sore itu sudah hampir merah muka air di DAM Sengkaling. Nah karena saluran kita juga sebagian terkoneksi langsung, maka dampaknya seperti kemarin. Mohon maaf, Satgas Drainase sudah terjun langsung,” urai perempuan berhijab yang ramah tersebut.
Diah Ayu menambahkan, sebagian air dari saluran primer Sengkaling masuk ke Kota Malang lewat saluran sekunder Blimbing, Lowokwaru, Tunggulwulung, Mojolangu, dan Purwantoro.
Hal tersebut, kata dia, bersama beberapa faktor lain, seperti sampah dan material yang terbawa, penyempitan pada beberapa titik dan faktor lainnya. Akhirnya mempengaruhi kapasitas saluran, sehingga meluap cukup signifikan pada sejumlah titik seperti kawasan Jalan Sukarno-Hatta hingga ke Jalan Letjen Sutoyo dan Jalan S. Parman. Selain itu, rekaman video netizen juga menunjukkan bahwa Early Warning System (EWS) di sekitar kawasan Kampung Warna Warni Jodipan turut berbunyi seiring naiknya muka air sungai Brantas. (ndu/ram)