SEJARAH TREM DI KOTA MALANG
Jalur Trem MS Pembelah Taman Raksas
Sejuknya udara Gemeente(kota) Malang membuat banyak orang-orang Eropa betah tinggal di kota Malang, selain menjadi tempat wisata juga berkembang menjadi kota tempat tinggal. Apalagi semenjak dibangunnya jalur rel kereta api dari Soerabaja dan diteruskan ke Blitar, kota teramai kedua setelah Soerabaja ini makin berkembang pesat. Maka seiring perkembangan jaman dibutuhkan sarana transportasi yang memadai untuk menghubungkan pusat kota dengan kota-kota kecil disekitarnya.
MS sebagai perusahaan swasta(partikelir) didirikan pada 14 November 1897 dan berkantor pusat di Djagalan. MS merupakan satu asosiasi perusahaan trem dengan KSM(Kediri Stoomtram Maatschappij) yang mengoperasikan tremnya trayek Kediri – Pare – Djombang dan sekitarnya. Setelah mendapat konsesi dari pemerintah Hindia-Belanda maka MS segera membangun jalur tremnya. Namun karena keterbatasan dana maka pembangunan dilakukan bertahap seluruh jalurnya baru bisa diselesaikan tahun 1908.
1. Singasari – Blimbing – Djagalan
2. Blimbing – Toempang
3. Djagalan – Gondanglegi
4. Gondanglegi – Dampit
5. Gondanglegi – Kepandjen
Jarak dan Pembukaan Jalur Trem MS
- Malang – Boeloelawang(11 km), dibuka 14 November 1897.
- Boeloelawang – Gondanglegi(12 km), dibuka 4 Februari 1898.
- Gondanglegi – Talok(7 km), dibuka 9 September 1898.
- Talok – Dampit(8 km), dibuka 14 Januari 1899.
- Gondanglegi – Kepandjen(17 km), dibuka 10 Juni 1900.
- Tumpang – Singasari(23 km), dibuka 27 April 1901.
- Malang – Blimbing(6 km), dibuka 15 Februari 1903.
- Sedajoe – Toeren(1 km), dibuka 25 September 1908.
Total, ada 85 km jalur trem yang dibangun. Trem uap MS melayani angkutan penumpang dan barang. Barang yang diangkut kebanyakan adalah hasil perkebunan di sekitar Malang seperti tebu. Salah satu suikerfabriek(pabrik gula) yang bekerjasama dengan MS adalah Pabrik Gula Krebet. Selain itu terdapat koneksi dengan jalur kereta api negara SS(Staatsspoorwegen) untuk memudahkan penumpang berganti dari kereta api ke trem atau sebaliknya guna melanjutkan perjalanannya, yakni stasiun Malang SS(Kotalama), Singasari dan Kepandjen. Untuk Singasari dan Kepandjen MS mendirikan halte perhentian sendiri yang berdekatan dengan Halte kereta api SS.
Dalam perjalanannya biasanya satu rangkaian trem terdiri dari beberapa kereta dan gerbong barang(rangkaian campuran). Ada 3 kelas kereta yang ditawarkan. Jalur trem uap membelah pusat kota Malang dan ada petak yang berada di tengah-tengah jalan raya yaitu lintas Blimbing – Djagalan. Sementara di lintas tertentu seperti Blimbing – Singasari dan Toeren – Dampit karena jalan raya tidak semuanya datar maka posisi rel terkadang berada di sebelah jalan raya dan dibangun tanggul atau jembatan agar jalur rel tidak ikut menanjak. Perjalanan dari Malang hingga Dampit membutuhkan waktu kira-kira hampir 2 jam karena banyaknya perhentian dan adanya proses langsir posisi lokomotif di stasiun Gondanglegi.
Daftar Perhentian Trem MS
Malang – Singasari
- Malang Djagalan
- Aloen-aloen
- Zijweg naar Batoe(pertigaan ke Batu di Celaket)
- Rampal
- Lowokwaroe
- Glintoeng
- Blimbing
- Ardjosari
- Karanglo
- Mondoroko
- Singasari SS
- Singasari Pasar
- Singasari MS
Malang – Gondanglegi – Dampit
- Malang Djagalan
- Malang SS(Kotalama)
- Lowokdoro Kacoek
- Kendalpajak
- Sempalwadak
- Boeloelawang
- Krebet
- Boeloepajoeng
- Ketawang
- Gondanglegi
- Sepandjang
- Sedajoe
- Toeren
- Talok
- Remboen
- Pamotan
- Dampit
Blimbing – Toempang
- Blimbing
- Wendit
- Boegis
- Boenoet
- Pakis I
- Pakis II
- Pasir
- Tjokro
- Jeroe
- Malangsoeko
- Toempang
Gondanglegi – Kepandjen
- Gondanglegi
- Gondanglegi Pasar
- Bandjarredjo II
- Brongkal I
- Brongkal II
- Kanigoro
- Jambe Gede
- Boemiajoe
- Senggoeroeh
- Djenggolo
- Mangir
- Panggoengredjo
- Kepandjen MS
- Kepandjen SS
Direktur Eksploitasi yang pernah menjabat
Bakker, J. (1896-1897)
Textor, J.P. (1897-1898)
Geene, L.J.R. (1898-1902)
Everts, F.W. (1902-1907)
IJsseldijk, E. van (1907-1915)
Wins, M. (1915-1931)
Slingelandt, D.J.M.G., baron van (1932-1934)
Madarasz, J. (1935-1942, 1946)
Lokomotif penarik trem uap
Lokomotif trem MS semuanya dipesan dari Hohenzollern, perusahaan pembuat lokomotif ternama di Jerman. Untuk lokomotif tipe C lebih sering digunakan untuk rute ke Singasari karena memiliki tenaga yang lebih kuat, sedangkan tipe B dipakai di lintas yang relatif datar dan tidak terlalu menanjak seperti Malang – Gondanglegi – Dampit.
Nomor asli | Nomor DKA | Susunan Roda | Tahun | Pabrik Pembuat | Nomor Pabrik |
MS 1 – MS 5 | B1701 – B1705 | 0-4-0Tr | 1897-1898 | Hohenzollern, Jerman | 960 – 964 |
MS 6 – MS 7 | B1706 – B1707 | 1899 | 1050 – 1051 | ||
MS 8 – MS 9 | B1708 – B1709 | 1900 | 1321 – 1322 | ||
MS 13 | B1710 | 1900 | 1326 | ||
MS 10, MS 12 | B2401 – B2402 | 1902 | 1323, 1325 | ||
MS 11 | 1902 | 1324 | |||
MS 14 | D1101 | 0-8-0T | 1913 | 3040 | |
MS 15 | D1102 | 1914 | 3206 | ||
MS 16 – MS 18 | D1103 – D1105 | 1920 | 4072 – 4074 | ||
MS 19 – MS 21 | D1106 – D1108 | 1921 | 4086 – 4088 | ||
MS 22 – MS24 | D1109 – D1111 | 1924 | 4506 – 4508 |
Jalur trem cukup vital bagi warga kota Malang dan sekitarnya jaman itu, bahkan MS sempat merencanakan jalurnya diteruskan ke Lawang namun gagal karena medannya cukup berat untuk dilalui kereta api sekelas trem uap.
Source: A.E Durrant, Lokomotif Uap, 1971
(dikutip darihttps://sepurwagen.wordpress.com)