Malang, (malangkota.go.id) – Tepat di Hari Batik Nasional, ada lebih dari 500 difabel, menorehkan prestasi dan memecahkan rekor MURI dalam membatik ciprat. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Alun-Alun Tugu Malang, Minggu (2/10/2022). Selain untuk pemecahan rekor MURI, kegiatan ini ditujukan untuk memperingati HUT ke-77 TNI dan juga Hari Kesehatan Jiwa Sedunia.
“Kita semua mengakui bahwa batik adalah warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Banyak perajin batik berinovasi, salah satunya adalah batik ciprat. Batik ciprat sangat unik terlebih yang membuat adalah para difabel,” ungkap Dandim 0833 Kota Malang, Letkol Kav. Heru Wibowo Sofa selaku ketua panitia kegiatan.
Heru menuturkan bahwa melalui kegiatan ini, Kota Malang mempertegas sebagai kota inklusi yang peduli terhadap semua kalangan termasuk para difabel. Tak hanya dari Kota Malang saja, panitia juga menggandeng difabel yang ada di Malang Raya, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Pasuruan.
Nantinya, hasil karya batik ciprat ini akan dilelang. Panitia menargetkan kain batik ciprat ini dapat dimenangkan minimal seharga Rp7.500.000,00 per 50 meter. Hasil lelang akan diserahkan kepada komunitas disabilitas yang berpartisipasi dalam acara ini.
“Hasil lelang akan kita sumbangkan kepada komunitas-komunitas supaya mereka lebih berkarya. Namanya lelang untuk amal ya, charity. Diharapkan semuanya mengambil manfaat dari event ini. Jadi tagline yang kami bawa adalah benefit oriented bukan profit oriented,” ujar Heru.
Kegiatan yang dilaksanakan di sekitaran Alun-alun Tugu Kota Malang ini dilatarbelakagi keinginan untuk memberkan ajang bagi para difabel. “Keberadaan mereka ini perlu kita angkat. Diharapkan ini menjadi pemicu untuk ke depannya dapat lebih baik dan lebih banyak lagi event-event bagi para difabel. Harapannya ke depan, ini harus sustainable. Bagi kita yang lebih baik nasibnya ini, agar lebih bisa lebih menempatkan mereka setara di posisi yang setara dengan kita,” sambung Heru.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang, Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko menungkapkan kebanggaannya. “Ini sungguh luar biasa ya, pertama kali mungkin di Indonesia dan itu diselenggarakan di Kota Malang,” serunya.
Bung Edi pun mengapresiasi kemampuan para yang ternyata juga memiliki potensi untuk menghasilkan karya batik yang indah. “Saya melihat dengan terkagum karena dengan kondisi fisik yang banyak keterbatasan mampu menghasilkan karya besar. Dan ini seni budaya yang asli Indonesia. Jadi kan dahsyat sekali. Yang kedua saya lihat semangatnya, antusiasnya juga tinggi dan gembira. ini saa yakin akan meningkatkan daya tahan tubuh dan akhirya lebih produktif,” ungkapnya.
Tim Museum Rekor Dunia Indonesia telah menyaksikan dan memverifikasi kegiatan ini. Hasilnya dinyatakan bahwa ada 580 difabel yang telah membatik ciprat di Alun-alun Tugu Kota Malang. Bahkan, prestasi ini tak hanya tercatat sebagai rekor Indonesia, namun MURI mencatat juga sebagai rekor dunia.
Acara dimeriahkan oleh fashion show dari Kakang Mbakyu Kota Malang dan Kangmas Nimas Kota Batu, penampilan musik dari para difabel, dan 4wheels freestyle slalom in-line skate Malang. Lagu Bagimu Negeri dikumandangkan oleh para hadirin ini penghujung acara sebagai tanda berakhirnya acara akbar ini.
Meriahnya acara ini, juga tak membuat panitia dan hadirin abai terhadap peristiwa kerusuhan dalam pertandingan sepak bola yang diselenggaran di Stadion Kanjuruhan yang terjadi semalam, Sabtu (1/10/2022). Di awal acara, Bung Edi juga mengajak seluruh hadirin untuk memanjatkan doa untuk para korban tragedi kerusuhan dan berharap tak akan ada lagi kejadian serupa di kemudian hari.