Inovatif Kunci Sukses Otonomi Daerah

Inovatif Kunci Sukses Otonomi Daerah

Inovatif Kunci Sukses Otonomi Daerah

Jakarta, MC – Pemimpin atau Kepala Daerah yang inovatif memiliki peran penting dalam penyelenggaraan otonomi daerah saat ini. Apabila kepala daerahnya tidak inovatif, maka tidak akan tercapai tujuan pembangunan Indonesia.

Deputi Bidang Administrasi Negara dan Plt Deputi Bidang Kajian Kebijakan, Dr. Tri Widodo W Utomo memaparkan tentang Inovatif Kunci Sukses Otonomi Daerah, Selasa (19/4) di Jakarta

Hal itulah yang ditekankan Deputi Bidang Administrasi Negara dan Plt Deputi Bidang Kajian Kebijakan, Dr. Tri Widodo W Utomo dalam Seminar Nasional bertajuk “Memperkuat Otonomi Daerah: Membangun Indonesia dari Daerah” yang diselenggarakan Lembaga Administrasi Negara, Selasa (19/4) di Jakarta.

Dalam kesempatan yang dihadiri kepala daerah dan wakil kepala daerah se-Indonesia itu, Tri menjelaskan jika gerak otonomi daerah sifatnya divergent. Artinya ada beberapa daerah yang sudah on the right track dalam menjalankan otonomi namun ada pula daerah yang masih off side atau keluar dari rel yang benar.

“Daerah yang on the right track menimbulkan optimisme, tapi bagi daerah yang offside adalah PR kita bersama,” kata Tri Widodo.

Beberapa daerah yang sudah menjalankan otonomi daerah sesuai rel yang benar diantaranya Kota Malang, Surabaya, Kota Bandung, Bantaeng, Pontianak, Denpasar dan beberapa daerah lain. Hal itu tak lepas dari peran kepala daerah yang betul-betul mengabdi kepada rakyat dan juga memiliki inovasi yang sangat baik.

“Pimpinan daerah yang inovatif ini adalah kunci utama daerah bisa berjalan di  track yang benar,” terang Tri.

Adapun beberapa ciri pimpinan inovatif menurut Tri Widodo bisa dilihat dari beberapa hal, pertama pemimpin harus memiliki visi yang kuat dan memiliki gambaran dalam pembangunan daerah.

Selanjutnya pemimpin inovatif harus percaya diri dan memiliki karakter yang kuat disamping pemimpin harus antusias dan terbuka serta mampu memanfaatkan perkembangan teknologi.

Ditambahkan dia, contoh yang ditunjukkan Pak Anton selaku Wali Kota Malang dan lainnya patut diapresasi karena cukup inovatif dan mampu memanfaatkan teknologi.

Karena itu, otonomi daerah yang berjalin kelindan dengan pemilihan kepala daerah secara langsung oleh rakyat, memiliki keunggulan tersendiri salah satunya yakni penentuan kebijakan yang sifatnya bottom up atau kebijakan yang berasal dari aspirasi rakyat sebagai efek dari Pilkada Langsung.

Selain itu, terang Tri, ada kedekatan rakyat dan pimpinan, karena rakyat sendiri memilih pemimpinnya. “Itu semua, akan berdampak positif pada pembangunan daerah yang bisa terus dipacu,” pungkasnya. (say/may)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2016/04/inovatif-kunci-sukses-otonomi-daerah/#ixzz46RwFbyYT

PDAM Kota Malang Raih Penghargaan Internasional

PDAM Kota Malang Raih Penghargaan Internasional

PDAM Kota Malang Raih Penghargaan Internasional

Jakarta, MC – Inovasi produk Zona Air Minum Prima (ZAMP) serta dijadikannya kota Malang sebagai pilot project 100-0-100, yang satu poinnya 100 persen terlayaninya air bersih, menjadikan PDAM Kota Malang menerima penghargaan Global Water Award.

Wali Kota Malang, H Moch Anton di acara Seminar Nasional Otonomi Daerah di Kantor Lembaga Administrasi Negara di Jakarta, Selasa (19/4)

“Ini merupakan penghargaan internasional, yang digelar pada hari ini, Selasa (19/4) di Emirates Palace, Abu Dhabi, Uni Emirate Arab,” ujar Wali Kota Malang, H. Moch Anton disela-sela acara seminar Nasional Otonomi Daerah di Kantor Lembaga Administrasi Negara, di Jakarta.

Menurutnya, tidak semata air bersih tapi ketersediaan air siap minum serta kesehatan manajemen PDAM dan komitmen pelayanan air bersih secara merata memberi point plus dan menempatkan Kota Malang  melalui PDAM, mewakili Indonesia dalam ajang internasional tersebut.

Menurut pria yang akrab disapa Abah Anton, prestasi demi prestasi berhasil diraih Kota Malang bahkan prestasi internasional, menjadi salah satu bukti bahwa pembangunan sudah on the track.

“Tentu penghargaan ini jangan sampai melenakan namun harus diletakkan sebagai motivasi untuk makin meningkatkan kualitas pelayanan PDAM,” imbuhnya.

Mewakili Wali Kota Malang, hadir dan menerima penghargaan Direktur Utama PDAM Kota Malang, Jemianto. Penghargaan ini, tentu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga Kota Malang, khususnya bagi PDAM. (say/may)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2016/04/pdam-kota-malang-raih-penghargaan-internasional/#ixzz46RvRnJ68

Abah Anton Unjuk Prestasi Di Hadapan Kepala Daerah Se-Indonesia

Abah Anton Unjuk Prestasi Di Hadapan Kepala Daerah Se-Indonesia

Abah Anton Unjuk Prestasi Di Hadapan Kepala Daerah Se-Indonesia

Jakarta, MC – Wali Kota Malang, H. Moch Anton memukau seluruh peserta Seminar Nasional bertajuk “Memperkuat Otonomi Daerah: Membangun Indonesia dari Daerah” yang diselenggaran Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Aula Gedung LAN, Jakarta, Selasa (19/4).

Wali Kota Malang saat menjadi pembicara di seminar nasional yang diselenggaran Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Aula Gedung LAN, Jakarta, Selasa (19/4)

Mengambil judul “Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Melalui Pemerintahan Daerah yang Bersih, Inovatif dan Melayani (Praktik di Kota Malang), pria yang akrab disapa Abah Anton itu menjelaskan saat pertama kali dilantik menjadi kepala daerah.

Pertama yang dilakukan adalah merombak sistem birokrasi. Keinginan itu tak lepas dari pengalamannya menjadi Ketua Rukun Warga (RW) yang melihat langsung bagaimana proses administrasi dan pelayanan di kelurahan yang kurang maksimal.

“Kami merasakan sendiri bagaimana sistem birokrasi yang kurang baik, karena itu pertama kali saat saya dilantik sistem itu yang saya ubah untuk diperbaiki,” kata Abah Anton dalam paparannya di hadapan beberapa kepala daerah yang hadir dalam seminar tersebut.

Melihat potensi Kota Malang yang luar biasa karena memiliki 50 Perguruan Tinggi, Abah Anton, juga berinisiatif merangkul para akademisi handal agar ide dan konsep mereka terkait pembangunan Kota Malang bisa dimaksimalkan dengan baik.

“Selama ini orang-orang pintar dari berbagai perguruan tinggi ini malah keluar kota. Ini sangat disayangkan, karena itu saya mencoba merangkul mereka untuk membantu pembangunan Kota Malang,” imbuhnya.

Perombakan layanan publik yang sudah terealisasi saat ini adalah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang dilakukan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T), dimana pengurusan izin bisa dilakukan secara cepat dan efisien.

Menurut politisi PKB itu, walaupun kota Malang memiliki PTSP tapi tetap memanfaatkan 57 kelurahan untuk memberikan layanan, ini tak lain karena semangat kita melayani rakyat.

Dalam hal perpajakan, Abah Anton, juga membeberkan, penggunakan E-Tax yang digagas Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Malang, telah berhasil menutup segala kebocoran pajak dan mampu menaikkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Rp 160 miliar pada awal tahun 2014 hingga mencapai Rp 500 miliar sampai awal tahun 2016 ini. “Penggunaan sistem teknologi ini sangat baik dan mampu mengefektifkan PAD kita,” Imbuhnya.

Inovasi lain yang mendapat sambutan hangat peserta seminar adalah upaya melakukan bedah rumah tiap dua minggu sekali yang dilakukan Pemkot Malang. Program ini cukup istimewa, karena tidak menggunakan dana dari APBD melainkan dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

Saat menjelaskan hal ini, Abah Anton, menyebut upaya identifikasi rumah warga yang rusak dilakukan pada saat ia dan jajaran SKPD di lingkungan Pemkot Malang melakukan sambung rasa (blusukan) kepada masyarakat. Dari situlah dia, mengetahui keluhan warganya termasuk rumah rusak yang butuh direnovasi.

“Sudah ratusan rumah kita bedah, karena setiap dua minggu sekali ada 4-6 rumah warga kita bedah rumah dengan dana CSR,” urainya.

Tak hanya itu, jargon Peduli Wong Cilik yang melandasi visi dan misi Pemerintah Kota Malang, juga dibuktikan dengan peduli kepada para Gelandangan Pengemis (Gepeng) yang terdaftar sebagai warga Kota Malang.

Khusus hal ini, Pemkot Malang menggandeng Kementerian Sosial guna menelurkan program “Desaku Menanti” dimana beberapa rumah layak huni sudah dibangun agar para Gepeng tidak lagi berkeliaran di jalanan.

“Pemkot juga memberikan pemberdayaan ekonomi agar mereka tidak lagi meminta-minta tapi menjadi enterpreuner handal,” kata Abah Anton.

Di akhir paparannya, orang nomor satu di Kota Malang itu menunjukkan jika zona air minum yang digagas bersama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) saat ini menjadi yang terbaik di Indonesia. Lebih membanggakan lagi khusus air minum ini, dunia internasional juga memberikan apresiasinya.

“Kami akan ke Abu Dhabi untuk menerima penghargaan Internasional Global Award dalam bidang air minum dan hal itu merupakan prestasi yang membanggakan,” pungkas Abah Anton yang disertai gemuruh tepuk tangan dari para undangan. (say/may)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2016/04/abah-anton-unjuk-prestasi-di-hadapan-kepala-daerah-se-indonesia/#ixzz46Rudy4oZ

Bakohumas: Perkuat Sinergitas dan Peran Daerah Dalam Pengelolaan Komunikasi

Bakohumas: Perkuat Sinergitas dan Peran Daerah Dalam Pengelolaan Komunikasi

Bakohumas: Perkuat Sinergitas dan Peran Daerah Dalam Pengelolaan Komunikasi

Surabaya, MC – Guna menggali lebih dalam peran pemerintah daerah sekaligus mensinergikan peran antar pemerintah daerah dalam pelaksanaan Inpres No. 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik, Kamis (14/04) Dinas Komunikasi Dan Informatika  Provinsi Jawa Timur menggelar Pertemuan Bakohumas Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 Di Aula Lantai empat Dinas Kominfo Prov. Jatim.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Ir. Eddy Santoso, MM menyampaikan pentingnya komunikasi kehumasan, Kamis (14/4)

Acara ini dihadiri oleh kurang lebih 50 peserta humas dari seluruh kabupaten dan kota di Wilayah Propinsi Jawa Timur. Hadir sebagai narasumber Dr. Ismail Cawidu dari Kepala Biro Humas Kominfo RI dan Kandi Aryani Tomasoa, S.Sos., MA Dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unair.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Ir. Eddy Santoso, MM dalam sambutannya menyampaikan bahwa  begitu pentingnya pengelolaan komunikasi publik dan begitu sentralnya peran pemerintah daerah dalam hal ini.

Lebih detail dalam Inpres No. 9 Tahun 2015, peran Pemda tergaris dari hulu hingga hilir, dari pengumpulan data dan informasi hingga menyebarluaskan informasi tersebut kepada publik. “Pemerintah daerah harus menyiapkan diri untuk menghadapi hal ini jika tidak ingin tertinggal,” ujar Eddy.

“Masyarakat butuh informasi yang tidak hanya tepat dan akurat tapi harus cepat dan mudah dimengerti. Untuk itu, pemerintah harus segera merespon keinginan masyarakat ini dengan informasi yang cepat, tepat, obyektif dan berkualitas baik,” imbuhnya.

Sementara itu, Ismail Cawidu menyampaikan belajar dari kejadian serangan teroris  Sarinah,  informasi pertama tersebar melalui akun twitter @nazrivovinski, 18 menit setelah ledakan pertama di pos polisi.

“Sepanjang hari melalui media twitter mampu mengekspose hingga 114 juta orang dan menjangkau 67,8 juta orang. Pemerintah baru mengeluarkan statement resmi sekitar empat sampai lima jam kemudian,” bebernya.

“Inilah alasan pentingnya perubahan pola pikir Humas, pemerintah harus sadar atas masalah lingkungan yang terjadi,” jelas Ismail. Dalam acara ini Ismail juga menyampaikan arahan Presiden Jokowi bahwa Humas untuk kepentingan rakyat, “Kita Mau ada Trust dari Rakyat!”.

Sedangkan narasumber Kandi Aryani Tomasoa menyampaikan Strategi Komunikasi Untuk Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Komunikasi Publik Pemerintah dengan lebih mengkedapankan prinsip-prinsip “E-Governance: Communication Strategy for Greater Citizen Participation“.

Acara ini dilanjutkan dengan diskusi antara peserta dan narasumber seputar kehumasan, hambatan dan solusinya. Dengan gelaran ini diharapkan kalangan humas bisa bekerja lebih baik lagi dalam berbagai aspek kinerjanya. (say/may)