Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-109 Kota Malang yang diperingati setiap tanggal 1 April, para seniman dan budayawan Kota Malang menggelar tumpengan dan doa bersama di Alun-Alun Tugu, Jumat tengah malam (31/3/2023).
Usai prosesi acara, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengatakan bahwa gelaran ini untuk nguri-nguri budaya atau sebagai langkah untuk menjaga seni tradisi, sehingga keberagaman dan toleransi tetap terawat serta dapat terus dikuatkan.
Dipilihnya Alun-Alun Tugu di depan Balai Kota Malang sebagai tempat acara ini karena Monumen Tugu ini menjadi bagian penting sejarah berdirinya Kota Malang. “Tugu ini ada sebelum berdirinya Tugu Monas yang di Jakarta, dan tidak banyak daerah yang memiliki tugu seperti ini,” beber pria berkacamata itu.
Ditambahkan Sutiaji, tugu ini juga sebagai simbol bagaimana tegak lurusnya sebuah pendirian. Siapapun yang memimpin Kota Malang harus mempunyai pendirian atau sikap yang kuat serta tegak lurus. “Dalam konteks ini yaitu dalam rangka mewujudkan masyarakat yang rukun, adil dan makmur,” jelasnya.
“Seiring dengan arus budaya, arus akulturasi budaya dan asimilasi budaya yang begitu gencar, terlebih Malang adalah Kota Pendidikan yang mestinya tidak sedikit orang yang datang di Bumi Arema yang kita cintai, sehingga tinggal bagaimana karakter itu harus terbangun dengan baik,” urai orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu.
Pernyataan senada disampaikan salah satu budayawan sepuh yaitu Ki Soleh Adi Purnomo. Selain pihaknya berharap agar Kota Malang ke depan lebih baik lagi, ia berkeinginan juga agar tradisi ini bisa diwarisi oleh kaum muda. “Dengan demikian tradisi ini tak lekang tertimpa kemajuan zaman dan terjaga sepanjang masa,” tandasnya
Untuk diketahui bahwa gelaran ini sekaligus untuk mengenang salah satu budayawan maestro tari Kota Malang yang meninggal beberapa hari yang lalu yaitu Yongki Irawan.