Kampung Menanti, Dari Pengemis Menjadi Pengusaha
Kedungkandang, MC – Wakil Walikota Malang, Drs. Sutiaji melakukan sidak, Selasa (24/1) ke Kampung Menanti, Kelurahan Tlogowaru, Kota Malang. Sidak kali ini di dampingi oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Kepala Dinas Sosial, Sri Wahyu Puji Lestari, untuk melihat kondisi warga setelah dibangunnya tempat usaha oleh Kementerian Sosial RI.
Sebelumnya, Kampung Menanti ini adalah tempat orang-orang yang menjadi pengamen, pengemis dan gelandangan. Sehingga melalui Kemensos dan Pemkot Malang melakukan sebuah perubahan untuk meningkatkan tarap hidup warga yang ada di Kampung Menanti. Saat ini, Kampung Menanti sudah menjadi tempat usaha. Warga yang dulunya sebagai pengemis, pengamen, dan gelandangan sudah beralih untuk berwirauhasa. Ada yang membuat sarung bantal, berjualan kue, berjualan balon, dan berbagai usaha warga lainnya.
Dalam sidaknya, Wawali Sutiaji, mengungkapkan bahwa Desaku Menanti tersebut program dari Kementrian Sosial RI untuk mengentaskan masalah kemiskinan. Hal itu termasuk kemiskinan yang masih menyelimuti Kota Malang. Program ini, kata Sutiaji, dilakukan mulai bulan Maret 2016 yang lalu dengan dibangun 40 rumah bagi gelandangan dan pengemis.
“Kampung Menanti sudah dibangun dengan baik, dari 40 rumah yang ada 35 rumah sudah berpenghuni dan warga disini sudah meninggalkan pekerjaan lamanya. Saat ini warga sedang bergiat menekuni berbagai macam usaha,” terang Sutiaji, Selasa (24/1) disela-sela sidaknya.
“Selain warga bisa memiliki ketrampilan yang perlu dipikirkan adalah bagaimana mereka bisa hidup dengan layak. Karena itu perlu dipikirkan bagaimana bisa memasarkan produk yang dibuat warga,” sambung Sutiaji.
Menurut Sutiaji, pemberdayaan seperti itu sangat penting dilakukan agar warga Kampung Menanti tidak kembali kejalanan menekuni pekerjaan lamanya. Ini juga menjadi langkah agar ke depan warga Kampung Menanti bisa lebih mandiri, mampu mengembangkan diri sehingga menjadi wirausahawan yang sukses.
Salah satu warga Kampung Menanti, Bambang, mengaku bahwa Pemkot Malang melalui Dinas Sosial sudah banyak membantu warga. Meski begitu, tidak mudah untuk bisa mengajar warga untuk berwirausaha sebab susah meninggalkan kebiasaan nyaman hidup dijalanan.
“Contoh kecil di tempat ini sarana untuk membuat berbagai macam keripik, getuk, krupuk, peyek sudah lengkap. Namun tidak mudah mengajak warga. Sebab pesanan tidak datang setiap hari, rasanya susah untuk bisa mendapatkan uang,” tutup Bambang. (cah/ram)