Jakarta, MC – Dalam rangka mewujudkan Kota Malang menjadi kota kreatif, maka Malang Creative Fusion(MCF) bertolak ke Ibukota Jakarta untuk mengikuti Hellofest 2016 di Plenary Hall Jakarta Convention Centre (JCC) pada tanggal 24 sampai dengan 25 September 2016.
Hellofest merupakan perayaan atau festival industri kreatif yang digelar setiap tahun, dimulai pada tahun 2004. Festival ini bukan hanya menjadi sebuah festival yang menyajikan karya film pendek berkualitas, namun juga menjadi sebuah wadah untuk menampilkan karya kreativitas lainnya, seperti desain komunikasi visual, musik, penampilan Costume Player (Cosplay) atau KostuMasa serta poduk kreatif lainnya.
Festival ini merupakan festival kreatif terbesar di Indonesia yang dihadiri kurang lebih 20.000 pengunjung setiap tahunnya.
Dengan difasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang, Malang Creative Fusion (MCF) melalui animator-animator Kota Malang yang tergabung dalam Forum Animasi Malang (FAM), berkesempatan untuk unjuk gigi memamerkan karyanya di level Asia Tenggara. Dengan menampilkan beberapa karya film animasi dan produk-produk kreativitas lainnya berupa merchandise, antara lain karakter action figure berbentuk boneka, souvenir dan yang lainnya.
Film animasi asli karya Arek Malang yang diusung antara lain adalah “Roh Garuda”. Film yang sedang diproduksi ini membawa misi pembelajaran nilai-nilai keragaman budaya, keragaman suku, agama dan nilai-nilai moral Pancasila yang diharapkan memberi edukasi pada masyarakat untuk tetap mempertahankan nilai-nilai tersebut dan mengimplementasikannya dalam kehidupan, walaupun terdapat tantangan arus globalisasi dan modernisasi.
Sementara itu, Wali Kota Malang, H. Moch Anton menyatakan bahwa dengan mengikuti gelaran Hellofest2016 ini, karya-karya film animasi dan produk kreativitas anak Malang lainnya dapat semakin dikenal di tingkat nasional dan mancanegara.
“Kita harus mempercepat pertumbuhan industri kreatif Kota Malang dengan menumbuhkan start up–start up di Kota Malang sehingga dapat terwujud dan menjadi penggerak ekonomi daerah,” ujar pria yang kerap di sapa Abah Anton itu,” Minggu (25/9). (say/may)
Malang, MC – Kota Malang kembali berhasil menyabet penghargaan prestisius di bidang lalu lintas jalan, yakni Wahana Tata Nugraha (WTN) tingkat Jawa Timur.
Piala penghargaan itu akan diserahkan langsung, Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, S.H., M.Hum kepada Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Kusnadi, S.Sos pada Senin (26/9) di Surabaya.
Sukses menjadi juara tingkat provinsi Jawa Timur, membuat Kota Malang masuk dalam nominasi WTN tingkat nasional. Pengumuman Juara WTN tingkat nasional akan dilakukan pada 6 Oktober mendatang di Jakarta.
Wali Kota Malang, H. Moch Anton menyambut baik prestasi tersebut dan berharap bisa membawa pulang kembali piala WTN tingkat nasional ke Kota Malang. “WTN ini tentunya adalah prestasi membanggakan, semoga nanti di tingkat nasional kita kembali menjadi yang terbaik,” kata Abah Anton, sapaan Wali Kota Malang pada hari Minggu (25/9).
Dijelaskan Abah Anton, prestasi di bidang lalu lintas jalan dapat diraih berkat kerjasama yang baik antara Pemerintah Kota Malang dan juga masyarakat yang selama ini tertib dalam berlalu lintas.
“Tanpa dukungan dari masyarakat, prestasi seperti ini tentu tidak dapat kami raih,” ungkapnya.
Ia juga berharap, dengan diraihnya piala WTN di bidang lalu lintas, jalan di Kota Malang semakin baik kedepannya dengan berbagai program yang sudah disiapkan oleh Dinas Perhubungan (Dishub).
“Semoga kedepan lalu lintas di Kota Malang semakin baik dan masyarakat semakin tertib,” pesan Abah Anton
Sementara itu, Kepala Dishub Kota Malang mengatakan untuk meraih WTN Tahun 2016 ini pihaknya sudah meyiapkan beberapa program unggulan seperti Pengujian Kendaraan Bermotor, Area Traffic Control System (ATCS), aplikasi android Road Traffic and Transport Information Center (RTTIC), Bus Sekolah dan Rute Aman Selamat Sekolah (RASS).
“Kami juga memenuhi catatan dan rekomendasi dari pihak Kementerian Perhubungan. Semoga tahun ini kita dapat kembali meraih WTN tingkat nasional,” harap Kadishub optimis. (say/may)
Sukses Kampung 3G, Abah Anton Jadi Narsum Bagi Bupati dan Wali Kota Se Indonesia
Sukses Kampung 3G, Abah Anton Jadi Narsum Bagi Bupati dan Wali Kota Se Indonesia
Klojen, MC – Kota Malang mengukir sejarah baru dalam dunia pemerintahan di Indonesia. Wali Kota Malang, H.Moch Anton dan Ketua RW 23 Purwantoro Kecamatan Blimbing, Bambang Irianto, ditunjuk menjadi narasumber bagi Wali Kota dan Bupati se-Indonesia, karena konsep Kampung Glintung Go Green(3G) dianggap Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) sangat inovatif dan layak jadi percontohan nasional.
Apresiasi akan Kampung 3G disampaikan Dirjen Otonomi Daerah, Kemendagri, Dr. Soemarsono MDM, yang memberikan perhatian khusus bagi perkembangan kampung 3G. Kemendagri menilai pembangunan kampung itu berbasis partisipatif dan sangat layak jadi rujukan bagi kepala daerah se-Indonesia.
“Pembangunan konsep Kampung 3G berbasis partisipatif ini sangat layak jadi percontohan,” kata Menteri Soemarsono, Sabtu (24/9)
Diinformasikan pula, jika dalam waktu dekat tim dari Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri, bakal mengunjungi Kampung 3G untuk melihat langsung pembangunan kampung yang ramah lingkungan dan melibatkan partisipasi masyarakat itu.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Malang, H. Moch Anton, sangat mengapresiasi Kampung 3G hasil inovasi mulia Ketua RW 23 Purwantoro, Bambang Irianto yang mampu menginspirasi para tokoh sosial kemasyarakatan (RT dan RW), tokoh komunitas, para akademisi hingga tokoh pemerintahan.
“Karya besar patut diapresiasi positif, karena merupakan contoh model pemberdayaan dan kepedulian warga terhadap lingkungannya, karenanya semangat warga harus dipelihara,” kata Abah Anton.
Kesuksesan Kampung 3G di kancah nasional merupakan bukti nyata jika dari lingkungan yang baik, mampu mengedukasi dan menumbuhkan potensi masyarakat, seperti potensi sosial berupa kerukunan antar warga dan kepedulian kepada lingkungan, serta potensi ekonomi, yakni hasil produk dari kampung itu berupa sayur mayur organik.
“Tentunya Kampung 3G ini adalah contoh nyata bagaimana ide dari masyarakat Kota Malang sangat inovatif dan diakui,” imbuhnya.
Abah Anton, sapaan akrab Wali Kota Malang memang memiliki cara unik dalam memajukan Kota Malang. Ketika beberapa daerah lainnya masih banyak menggunakan paradigma top down, yakni program dari pemerintah dijalankan masyarakat, justru Abah Anton, memilih paradigma bottom up, yakni menggali ide dan kreativitas masyarakat untuk dijadikan program pemerintah, dan hasilnya sangat maksimal dan sukses.
“Kalau program itu dari masyarakat, maka mereka akan serius untuk menjalankannya, berbeda ketika program itu dari pemerintah kepada masyarakat,” ungkap Abah Anton.
Ketua RW 23 Purwantoro, Bambang Irianto, mengakui jika ia dan Abah Anton akan menjadi narasumber bagi seluruh kepala daerah se-Indonesia. “Saya bersama Abah Anton akan menjadi narasumber dalam acara Rakornas Wali Kota dan Bupati se-Indonesia,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Drs. Wasto S.H.,M.H menegaskan jika seorang Ketua RW menjadi narasumber bagi bupati dan wali kota se-Indonesia merupakan sejarah baru.
“Wali Kota Malang Abah Anton dan Ketua RW jadi narasumber merupakan sejarah baru, sulit merumuskan kalimat atas prestasi membanggakan itu,” kata Kepala Bappeda.
Upaya menumbuhkan kampung tematik dengan cara menggali konsep dan ide dari masyarakat terus dilakukan, melalui program Festival Rancang Malang. “Semoga dengan adanya festival itu tumbuh kampung tematik di 57 kelurahan se Kota Malang,” tukasnya. (say/may)
Petinggi Gatra Puji Inovasi dan Keberhasilan Walikota Malang
Petinggi Gatra Puji Inovasi dan Keberhasilan Walikota Malang
Jaksel, MC – Wali Kota Malang, H. Moch Anton, menghadiri undangan redaksi Majalah Gatra di Jalan Kalibata Timur IV No 15, Jakarta Selatan. Pada kesempatan itu, Abah Anton, sapaan Wali Kota Malang yang juga ditemani Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Drs. Wasto S.H.,M.H, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Zulkifli Amrizal S.Sos., M.Si serta Kepala Bagian Humas, Muhammad Nur Widianto S.Sos memaparkan segala macam hal yang berkaitan dengan pembangunan di Kota Malang. Rombongan Wali Kota Malang diterima dengan baik oleh redaksi majalah tersebut, Kamis (22/9)
Majalah Gatra, khusus mengundang Abah Anton, karena selama ini menilai jika segudang prestasi yang berhasil diukir dalam berbagai bidang tak lepas dari sosok orang nomor satu di Kota Malang tersebut.
“Saya menilai Abah Anton ini cerdik, cepat, credible, cespleng, dan kami sangat salut dengan prestasi yang diraih,” kata Direktur Marketing Majalah Gatra, Teguh Slamet.
Abah Anton mengawali paparannya, menyebut jika Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya, karenanya banyak permasalahan yang harus diselesaikan, termasuk masalah kemacetan, kemiskinan, sampah hingga urbanisasi.
Guna menyelesaikan semua permasalahan itu, pada masa pemerintahannya dibuatlah site plan jangka panjang agar pembangunan bisa berkelanjutan dan berkaitan dengan kebutuhan masyarakat.
“Saya berpikir jangka panjang untuk memperbaiki Kota Malang. Kalau masalah jabatan jadi wali kota mungkin paling lama 10 tahun, tapi dengan site plan jangka panjang itu kita bisa bangun Kota Malang berkelanjutan,” jelas Abah Anton.
Kata kunci dalam membangun Kota Malang, lanjutnya, adalah kreativitas dan inovasi. Menggandeng berbagai perguruan tinggi yang ada, pemerintah menginginkan ada ide-ide baru dari kalangan akademisi dalam membangun Kota Malang. Wujudnya, yakni terbentuknya Kampung Warna Warni di Jodipan dan juga Kampung Glintung Go Green (3G) yang tak lepas dari peran serta perguruan tinggi.
“Kami mencoba menyelesaikan permasalahan melalui inovasi di kelurahan, kita ada 50 kampus dan benar-benar kita manfaatkan,” tukasnya.
Dalam rangka membangun, sambung Abah Anton, Pemkot Malang melihat skala prioritas dari masyarakat baik dari program blusukan maupun usulan program dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
“Kita pilih dan kita pilah mana saja yang prioritas di masyarakat, karena kalau program itu dari mereka, maka warga akan serius menjalankan, berbeda ketika program dari pemerintah, bisa jadi gak jalan,mindset itu yang kita ubah,” beber Abah Anton.
Konsep membangun dari arus bawah ini terus digelorakan, salah satunya dengan program Festival Rancang Malang yang bertujuan menciptakan smart kampung menuju terbentuknya smart city.
Kesuksesan Kampung Warna Warni di Jodipan, merupakan titik awal membentuk festival tersebut, karena selain mengubah wajah kampung menjadi lebih inovatif juga mengubah pola pemikiran masyarakat. “Contohnya sebelum ada Kampung Warna Warni banyak warga buang sampah di sungai, tapi setelah kampung itu bersih dan jadi tujuan wisata, warga sudah tidak lagi melakukan itu,” ungkapnya.
Dalam bidang ekonomi, saat ini Pemkot Malang juga fokus melakukan pengembangan Pasar Induk Gadang (PIG) yang akan mendapat bantuan dari pemerintah pusat. Pasalnya, dari PIG itulah inflasi bisa dikontrol dan Malang bisa menjadi pusat perdagangan, karena hasil pertanian dan peternakan akan ditampung di pasar tersebut, sebelum dikirimkan ke berbagai daerah lainnya.
“Pasar Induk Gadang ini saya rencanakan jadi sentra di Malang Raya, bahkan hingga sampai Blitar dan kawasan lainnya,” ujar orang nomer satu di Pemkota Malang itu.
Sementara itu, Kepala Bappeda, mengatakan bahwa kesuksesan Pemkot Malang dalam berinovasi, ternyata membuat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) angkat topi. Dalam waktu dekat, Abah Anton dan juga Ketua RW di Kelurahan Purwantoro akan menjadi narasumber untuk para wali kota dan bupati se Indonesia guna menjelaskan masalah sanitasi. “Kota Malang masuk dalam satu dari sepuluh kota di Indonesia yang dipercaya mengatasi sanitasi,” tuturnya.
Di sisi lain untuk menyelesaikan masalah kemacetan, Pemkot Malang juga sedang merencanakan jurus jitu yakni membuat monorel dengan menggandeng investor, karena jika menggunakan APBD postur anggaran tidak memungkinkan.
“Dalam mengatasi masalah kemiskinan, Abah Anton juga sering melakukan bedah rumah pada saat blusukan,” tukasnya. (say/may)