Hari Lahir Pancasila, Jaga Kemajemukan Bangsa Sebagai Kekuatan Bersama
Klojen, MC – Pemerintah Kota Malang menggelar upacara peringatan Hari Lahir Pancasila dengan hikmat di halaman Balaikota Malang, Kamis (1/6). Upacara setiap 1 Juni itu dilakukan untuk mengagungkan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
Bertindak sebagai inspektur upacara H. Moch. Anton yang membacakan sambutan Presiden RI Joko Widodo. Inti dalam sambutan yang disampaikan oleh Abah Anton yang biasa disapa untuk H. Moch. Anton itu adalah, kembali meneguhkan perjuangan untuk menegakkan Pancasila. Dalam sambutan itu presiden mengungkapkan, bahwa Pancasila merupakan hasil dan satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila 1 Juni 1945 yang dipidatokan oleh Ir. Soekarno.
Abah Anton mengungkapkan, pada hakekatnya seluruh rakyat Indonesoa harus memahami Pancasila untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menjaga kemajemukan bangsa, karena itu merupakan kekuatan bersama.
“Kemajemukan adalah kekuatan bersama, kemajemukan harus bisa menimbulkan kebersamaan, kegotong-royongan jangan sampai menjadi alat perpecahan,” jelas Abah Anton.
Dari sambutan Presiden Joko Widodo itu, Abah Anton mengajak seluruh rakyat Indonesia menguatkan sendi-sendi Bhineka Tunggal Ika. Bahwa NKRI adalah harga mati, semua elemen masyarakat diharapkan dapat menjiwai Pancasila.
Dalam konteks kondisi Kota Malang, Abah Anton menegaskan bahwa Kota Malang merupakan kota dengan keadaan kondusif di Indonesia. Meskipun di Kota Malang dihuni oleh banyak suku, ras, etnis dan agama dari berbagai negara di Indonesia. Namun semuanya tetap hidup guyup dan rukun dalam bingkai NKRI.
“Kota Malang tetap kondusif, ini tidak lepas dari kebersamaan yang kuat. Ini harus tetap dipertahankan,” tegas Abah Anton.
Pancasila adalah jiwa besar Founding Father bangsa ini, para ulama dan pejuang di seluruh pelosok nusantara. Sehingga Indonesia bisa menjadi seperti sekarang ini. Dalam pidato Bung Karno tertulis bagaimana kesepakatan itu, sehingga Indonesia bisa membangun kesepakatan bangsa untuk mempersatukan Indonesia.
“Pidato presiden mengingatkan tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara semakin besar. Kebhinekaan sedang diuji, saat ini ada pandangan dan tindakan yang mengancam kebhinekaan di Indonesia,” ujar Abah Anton melanjutkan pidato Presiden Joko Widodo.
Pada sambutan itu, presiden juga mengatakan bahwa Indonesia harus belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui radikalisme, konflik sosial, terorisme dan perang saudara. Melalui Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, maka Indonesia akan terhindar dari berbagai masalah tersebut. (cah/ram)