Hadapi MEA, Komite Ekonomi Kreatif Kota Malang Dikukuhkan
Klojen, MC – Setelah mendeklarasikan Malang Creative Fusion (MCF) pada tanggal 3 Februari 2016 yang lalu, Kota Malang terus menggenjot berbagai aktivitas guna menghadapi persaingan di pasar global (Masyarakat Ekonomi ASEAN-MEA). Salah satu diantaranya yaitu mengukuhkan Komite Ekonomi Kreatif, Selasa (16/2) yang dilaksanakan di Ruang Sidang Balai Kota Malang.
Dengan adanya komite ini diharapkan bisa memperkuat dan menopang MCF sebagai wadah dari kalangan kreator yang mempunyai kreativitas tinggi. Di era sekarang ini, ekonomi kreatif menjadi pertaruhan dalam kompetisi pasar yang semakin ketat. Kota Malang yang mempunyai potensi besar di bidang ini mendapat dukungan sepenuhnya dari pihak Pemkot Malang.
Demikian yang disampaikan oleh Wali Kota Malang, H. Moch. Anton kepada wartawan setelah acara pengukuhan. Ditambahkannya, pihaknya ke depan akan memberi peluang di bidang ekonomi kreatif, seperti dunia perfilman, animasi, fotografi dan lain-lain dengan pemerintah kabupaten/kota yang ada di Indonesia.
“Selain itu, nantinya perwakilan negara ASEAN akan diundang ke Kota Malang pada bulan April dalam rangka ulang tahun kota (Malang) ini yang ke-102. Melalui momen ini kita akan memperkenalkan berbagai karya ekonomi kreatif dari Kota Malang. Dengan demikian nantinya akan ada bisnis yang saling menguntungkan di dalamnya,” imbuh pria yang kerap disapa Abah Anton itu, Selasa (16/2).
Ditambahkan politisi PKB itu bahwa Kota Malang mempunyai segudang ekonomi kreatif yang bisa bersaing di era MEA, dan oleh sebab itulah pihak Pemkot Malang akan memberikan dukungan sepenuhnya untuk kemajuan bidang tersebut. “Kita harus menjadi pemain, bukan penonton dalam MEA ini sehingga berbagai potensi harus dioptimalkan,” tegas Abah Anton.
Terpisah, Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif RI, Hari Sungkari mengatakan, berdasarkan hasil pengamatannya di Kota Malang, ekonomi kreatif di Kota Malang ini tidak kalah dengan kota lain. Bahkan menurut dia, di Kota Malang ini mempunyai potensi yang cukup besar, seperti di bidang animasi dan perfilman.
Jika melihat potensi di Indonesia, kata dia, potensinya sangat besar, dan selama ini banyak orang luar negeri yang datang. “Maka dari itu, kita harus bisa menjadi tuan rumah di negara sendiri, dan jangan sampai negeri ini dikuasai oleh orang asing, khususnya untuk bidang ekonomi kreatif ini,” tegas Hari. (say/yon)