Pj. Wali Kota Malang Lantik dan Ambil Sumpah 96 Pejabat

Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM mengambil sumpah jabatan dan melantik 96 pejabat administrator, pejabat pengawas, dan pejabat fungsional di lingkungan Pemerintah Kota Malang di Gedung Islamic Center Kota Malang, Jumat (3/5/2024).

Usai pelantikan, Pj. Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyebutkan mutasi yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur. “Mutasi ini fokusnya adalah pada kompetensi dan kemampuan individu pegawai. Semuanya dalam rangka meningkatkan kinerja Pemkot Malang secara keseluruhan. Semoga dengan ini mampu berdampak besar, karena sudah disesuaikan dengan kebutuhan organisasi,” tuturnya.

Diungkapkannya bahwa Tim Penilai Kinerja (TPK) ASN dari Sekretariat Daerah Kota Malang sudah melakukan pendataan kebutuhan dan mengajukan. Setelah melewati beberapa proses panjang, akhirnya Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyetujui usulan tersebut.

“Ada beberapa perangkat daerah, baik lurah, camat, kebetulan juga ada yang pensiun. Mau tidak mau organisasi ini harus settle. Maka dengan pertimbangan tersebut kita melakukan mutasi dan promosi. Prosesnya juga panjang, ini semua berdasarkan pengajuan kita ke BKN dan Kemendagri,” beber Wahyu.

“Kepada Bapak Ibu yang dilantik, mutasi ini membutuhkan proses yang lama dan sudah sesuai dengan prosedur yang ada sebagaimana tugas dan kewenangan saya sebagai Pj. Wali Kota Malang,” jelasnya lebih lanjut.

Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu mengatakan bahwa dinamika yang ada saat ini harus dijawab dengan figur yang punya kompetensi.” Jadi proses ini sesuai dengan kebutuhan organisasi, tentu semuanya dalam rangka meningkatkan dan mengakselerasi kinerja dengan sebaik-baiknya,” tutupnya

Kado Istimewa di Peringatan Hardiknas Kota Malang

Tak kurang dari 1.300 Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Kota Malang tahun ini direncanakan akan segera diangkat menjadi Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja (PPPK) maupun Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal ini mengacu kepada kebijakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPANRB). Pasalnya Kota Malang diberi kuota 3.600 tenaga kontrak yang bisa diangkat menjadi ASN.

Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM usai upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Balai Kota Malang, Kamis (2/5/2024) menambahkan bahwa selain itu, 40 sekolah yang terdiri dari SDN, SMPN dan TK, akan diperbaiki gedungnya serta sarana prasarananya akan ditambah.

Menurut Wahyu, sebagai kota yang mengusung label Kota Pendidikan, maka ditargetkan mutu dan kualitas pendidikan akan lebih baik lagi. “Dengan  demikian, nantinya akan melahirkan generasi masa depan sesuai harapan bersama,” imbuhnya.

“Selama ini memang ada beberapa hal yang harus kita perjuangkan saat ini. Salah satunya yang berkaitan dengan status dari tenaga-tenaga kontrak. Banyak keluhan-keluhan dari para GTT dan PTT, sehingga harapannya apa yang dikeluhkan mereka bisa terwujud, yaitu menjadi ASN,” urai Wahyu.

Disampaikan pria asli Kota Malang ini bahwa pihaknya beberapa waktu lalu diundang dan dikumpulkan oleh MenPANRB.” Ketika itu juga ada presentasi dari Pak Menteri Pendidikan, dan memang di tahun 2024 ini  mudah-mudahan semua yang menjadi harapan GTT dan PTT itu menjadi kenyataan,” jelasnya.

Pengangkatan GTT, PTT, perbaikan gedung dan sarana sekolah menjadi kado istimewa pada peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini, khususnya dari KemenPANRB. Pada kesempatan ini, Pemkot Malang juga menyerahkan sejumlah penghargaan bagi siswa berprestasi serta menerima bantuan untuk perbaikan beberapa gedung sekolah.

Rakor Pengendalian Inflasi, Mendagri: Aman Tapi Tetap Perlu Waspada

Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Malang mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang digelar secara daring melalui zoom di Ngalam Command Center (NCC), Senin (29/4/2024).

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang memimpin langsung rakor tersebut menyampaikan inflasi year on year (y-o-y) nasional naik dari sebelumnya di angka 2,75% menjadi 3,05%. Tito menjelaskan beberapa faktor baik internal maupun eksternal menjadi pemicu dari kenaikan inflasi ini. Diantaranya momen Ramadan dan Idulfitri serta kondisi global yang mempengaruhi permintaan dan penawaran akan barang dan jasa yang mempengaruhi gejolak inflasi nasional.

“Secara umum, kita bisa lihat kalau ini cukup baik karena target range inflasi tahun ini adalah 2,5 persen dengan toleransi sebesar plus minus 1 persen, sehingga rentangnya berada di antara 1,5 persen hingga 3,5 persen. Akan tetapi, meskipun angka inflasi saat ini masih dalam batas yang ditetapkan, perlu diwaspadai karena inflasi bulan Februari ke Maret naik sebesar 0,52 persen,” jelasnya.

Tito menambahkan terdapat sejumlah komoditas yang perlu menjadi perhatian bersama, sebab harganya mengalami kenaikan diantaranya bawang merah, bawang putih, gula pasir, daging ayam ras dan telur ayam ras.

“Ini penting menjadi perhatian kita karena kenaikannya paling tinggi adalah bawang merah, ada 314 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan dari 512 yang ada. Kemudian daging ayam ras dan daging sapi untuk di Jawa, daging ayam ras untuk di Sumatera sementara dan juga telur ayam ras yang sebabnya karena permasalahan pakan juga. Padahal kita sedang panen jagung,” tambahnya.

Sementara itu, untuk komoditas beras yang beberapa waktu lalu mengalami kenaikan harga dan menimbulkan polemik kini harganya cenderung menurun, jelas Tito lebih lanjut. Hal tersebut ditengarai akibat produksi padi pada periode April-Mei 2024 yang relatif tinggi, sehingga ada potensi produksi beras menjadi surplus.

Tito juga meminta kepada daerah untuk senantiasa melihat dan mengecek apabila harga beras ditingkat petani terlalu jatuh, sebab jika hal tersebut terjadi maka perlu diatur mekanisme distribusi beras sehingga beras bisa terserap secara memadai. Selain itu, ia juga mengingatkan Bulog untuk terus bekerja keras dan berkompetisi agar distribusi beras tidak dikuasai oleh para pedagang besar.

“Tolong di daerah-daerah untuk melihat dan cek kalau misalnya ada harga yang terlalu jatuh di tingkat petani seperti gabah misalnya, ini kasian petaninya. Ini perlu diatur mekanisme dan manajemen pasca panen. Dari Bulog juga perlu bekerja keras dan berkompetisi agar beras tersebut tidak diserap secara besar-besaran oleh pedagang besar dan hanya mereka yang diuntungkan karena mereka yang mengatur,” pungkasnya.

Kemeriahan Pawai Budaya HUT ke-110 Kota Malang

Masih dalam rangkaian peringatan HUT ke-110 Kota Malang, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggelar pawai budaya, Sabtu (27/4/2024). Berbeda dari sebelumnya, pawai budaya kali ini diikuti tidak hanya oleh jajaran Perangkat Daerah (PD) saja, akan tetapi juga diikuti oleh masyarakat umum.

Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat MM menjelaskan bahwa masyarakat turut dilibatkan dengan tujuan agar masyarakat bisa turut serta merayakan dan memeriahkan hari jadi Kota Malang.

“Pesertanya ini dari semua lapisan masyarakat, yang tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut serta dan bersama-sama merayakan HUT ke-110 Kota Malang,” ujarnya.

Wahyu bersama dengan Pj. Ketua TP PKK Kota Malang Dra. Hj. Hanik Andriani Wahyu Hidayat di pawai budaya ini mengenakan pakaian ala era kolonial dan berasa di depan memimpin rombongan pawai yang mengangkat tema Kolaborasi Kuno-Kini tersebut.

“Kesannya ini kan berbeda, ini menunjukkan Kota Malang dari history-nya dahulu kan dijajah oleh Belanda, dan sampai sekarang juga ada peninggalan kolonial yang masih ada. Jadi kita harapkan penampilan tadi bisa menunjukan Kota Malang yang kuno serta Kota Malang yang kekinian. Kota Malang di era kolonial dan Kota Malang di era milenial,” ungkapnya.

Selain itu Wahyu berharap dengan mengangkat tema tersebut, masyarakat Kota Malang dapat terus mengingat sejarah perkembangan berdirinya Kota Malang, sehingga peninggalan sejarah yang ada di Kota Malang bisa terus dijaga dan terus lestari hingga masa mendatang.

“Harapannya kita menolak lupa, jadi kita bisa melestarikan sejarah-sejarah yang menjadikan Kota Malang,” pungkasnya.

Pawai budaya yang dimulai dari Balai Kota Malang dan berakhir di Jalan Semeru ini tampak disambut antusias oleh masyarakat. Berbagai atraksi dan kreativitas ditampilkan para peserta, mulai dari penggunaan busana era kolonial, pakaian adat, atraksi kesenian bantengan, hingga miniatur gedung Malang Creative Center (MCC) yang memunculkan rasa takjub dari para penonton.

SUMBERSARI OKE

Exit mobile version