Pemerintah Kota Malang kembali meraih prestasi dengan meraih Penghargaan Terbaik III Pelaporan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2022.
Piagam penghargaan ini diserahkan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM di Gedung Negara Grahadi Surabaya usai upacara peringatan HUT ke-78 Provinsi Jawa Timur, Kamis (12/9/2023).
Atas raihan prestasi ini, Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyebutkan penghargaan ini menjadi bukti komitmen Pemerintah Kota Malang sebagai Kota Peduli HAM yang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia setiap warga masyarakat.
“Alhamdulillah, upaya kita dalam merespons setiap perkembangan dan dinamika di masyarakat mendapatkan apresiasi, khususnya tentang rencana aksi yang dilakukan Pemerintah Kota Malang lewat pelaporan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia,” jelasnya.
Wahyu juga menyampaikan bahwa ini merupakan manifestasi dari sikap mengayomi dan kepedulian yang sudah seharusnya dilakukan oleh penyelenggara pemerintahan. “Ini sebagai bentuk manifestasi sikap mengayomi dan peduli yang wajib dimiliki pemerintah daerah kepada masyarakat. Komitmen ini bisa jadi landasan penting dalam melindungi setiap hak asasi warga,” sambungnya.
Ke depannya, Wahyu berharapa prestasi ini dapat terus ditingkatkan, dan Pemerintah Kota Malang dapat selalu mengukir prestasi terbaik. “Kali ini mendapatkan terbaik ketiga. Semoga kita akan menjadi lebih baik lagi sehingga ke depan bisa menjadi terbaik pertama,” tutupnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggelar upacara Hari Jadi Provinsi Jawa Timur Ke-78 di halaman Balai Kota Malang, Kamis (12/10/2023). Upacara yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso, ST, MT yang juga dihadiri oleh jajaran Forkopimda Kota Malang ini berlangsung khidmat.
Sekda Erik mengungkapkan rasa syukur atas usia Provinsi Jawa Timur yang kini telah menginjak 78 tahun. Menurutnya peringatan Hari Jadi ini menjadi momentum bagi seluruh pihak untuk menguatkan sinergi dan kolaborasi guna membangkitkan pembangunan di Jawa Timur.
“Tentu peringatan ini menjadi sebuah momentum bagi kita untuk memupuk semangat gotong royong dan menguatkan jalinan kebersamaan guna membangkitkan pembangunan Jawa Timur di seluruh sektor sebagai bentuk kontribusi dalam mewujudkan Indonesia maju,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sekda Erik menyampaikan amanat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang menekankan pentingnya pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dan mampu menjadi ‘game changer’. Hal ini mengingat tantangan yang akan dihadapi ke depan serta krisis yang akan dihadapi.
Diantaranya krisis kebutuhan energi yang sehat, tantangan mengejar kedaulatan pangan, kebutuhan pendanaan yang besar pada masa transisi, tantangan digital, serta dorongan masif dalam riset dan teknologi. Sesuai dengan slogan dari Provinsi Jawa Timur yaitu Jer Basuki Mawa Beya, masyarakat Jawa Timur diingatkan untuk memiliki rasa bangga karena menjadi bagian dari Provinsi Jawa Timur.
Dalam sambutannya, Sekda Erik juga mengingatkan ada beberapa hal yang perlu digelorakan dalam semangat peringatan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur Ke-78 yaitu semangat inisiatif, kolaborasi, inovasi serta semangat Jatim bangkit, terus maju, dan terus melaju.
“Itu artinya warga Jatim ini mesti menjadi ‘game changer’ di era permainan dunia ini. Warga Jatim bukan follower tapi kita yang jadi game changernya, kita yang jadi penentu kemana arah Provinsi ke arah mana nasional bahkan dunia melaju,” imbuhnya.
Mengutip amanat Gubernur, Sekda Erik juga menyampaikan bahwa dalam proses pembangunannya Provinsi Jawa Timur memiliki prinsip ‘No One Left Behind’, yang artinya tidak ada satupun warga yang tertinggal. Ia menambahkan, saat ini Provinsi Jawa Timur tengah bergerak dan memastikan kesetaraan sosial-ekonomi tengah tercipta, kesetaraan yang dibangun melalui inisiatif untuk menurunkan angka kemiskinan.
“Jadi dari sana tadi kita perlihatkan angka-angka dimana secara indeks pengukuran pembangunan keberhasilan Provinsi Jawa Timur yang ditunjang Kabupaten/Kota di seluruh Provinsi termasuk Kota Malang sangat signifikan progresnya dibanding Provinsi lainnya,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, ia mengingatkan bahwa dalam pembangunan-pembangunan yang berhasil dilakukan oleh Provinsi Jawa Timur, ada beberapa hal yang perlu dijadikan patokan bagi Kota Malang dalam melangkah. Diantaranya, meskipun progres untuk menekan angka kemiskinan sudah cukup berhasil untuk ditekan, tapi menurutnya semua pihak tetap harus mengoptimalkan lagi upaya-upaya yang akan dilakukan.
“Sehingga seperti yang disampaikan tadi yaitu No One Left Behind artinya tidak ada satupun warga yang tertinggal baik warga yang nantinya kategori miskin, atau ada keterbatasan atau disabilitas ini nanti tertinggal di tengah kemajuan Indonesia, Provinsi Jawa Timur atau bahkan Kota Malang ini,” pungkasnya.
Memberikan edukasi dan mendukung kreativitas generasi muda Kota Malang serta mengarahkan tingginya animo masyarakat terhadap digitalisasi kepada hal-hal yang positif dan bersifat konstruktif, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Malang menggelar Bimbingan Teknis Layanan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bertajuk ‘Ngegame Asik dan Sehat’ di Hotel Savana Kota Malang, Rabu (11/10/2023).
Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM yang hadir sekaligus membuka kegiatan mengungkapkan bimtek ini adalah hasil usulan dari musrenbang tematik yang sudah dilakukan. “Salah satunya adalah dampak dari digitalisasi yang bisa memberikan pengaruh positif namun juga bisa memunculkan hal negatif. Untuk itulah perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi,” terang Wahyu.
Seperti halnya game, dikatakannya saat ini tidak hanya bisa digunakan sebagai sarana hiburan semata, namun sudah berkembang menjadi mata pencaharian. Faktanya di Indonesia saat ini ada 140.321 orang yang bekerja dalam industri game nasional.
“Bahkan dari Kota Malang sendiri, anak-anak muda di Kota Malang sudah mampu menciptakan game seperti Fairie Afterlight, Loading Story, dan masih banyak lagi game yang sudah mendunia,” jelas Wahyu lagi.
Disebutkan Pj Wali Kota Malang, di Kota Pendidikan ini juga memiliki sumber daya melimpah yang dapat menunjang minat kreatif game dan aplikasi. Terutama dengan kehadiran Malang Creative Center (MCC) yang merupakan rumah dan penunjang bagi 17 subsektor ekonomi kreatif di Kota Malang, termasuk di dalamnya game dan aplikasi. “Pada kesempatan ini saya menekankan kepada Dinas Kominfo untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat melalui sosialisasi yang rutin dan berkala,” pesan Wahyu.
Sementara itu Kepala Diskominfo Kota Malang Muhammad Nur Widianto, S.Sos mengungkapkan tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah mengenalkan lebih dekat dan teknis potensi ekonomi kreatif subsektor game. Ini juga menjadi bekal bagi generasi muda untuk membangun sikap mental yang tepat dan sehat merespons kemajuan teknologi, khususnya berinteraksi dengan game di era digital.
“Seiring berkembangnya digitalisasi, tingkat literasi masyarakat juga harus ditingkatkan. Kita sudah sangat aktif menggunakan internet, tentu harus diimbangi dengan budaya membaca atau literasi,” jelas Wiwid, panggilan akrab Muhammad Nur Widianto. Ditambahkannya, yang patut disyukuri adalah anak-anak memiliki perhatian tersendiri terhadap dunia game dan akhirnya muncul kesadaran dari Forum Anak bagaimana memanfaatkan game menjadi hal yang bermanfaat dan membangun. “Sengaja narasumbernya kami hadirkan dari para pelaku yang selama ini berkecimpung di dunia game. Narasumber yang sangat produktif dan produknya menembus lintas negara,” ujar Wiwid.
Pada kesempatan ini juga dihadirkan psikolog dari UIN Maliki yang dapat membantu anak-anak muda di Kota Malang menganalisa bagaimana menyikapi game secara positif. Bimtek Layanan Berbasis TIK ini diikuti peserta dari pelajar SMA/SMK hingga mahasiswa.
Penyelenggaraan pemerintah daerah dengan segala tantangan perubahan dan paradigma reformasi birokrasi serta peningkatan daya saing daerah, tentu akan diikuti dengan tuntutan adanya terobosan-terobosan inovatif guna melaksanakan urusan pemerintahan untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang baik. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Erik Setyo Santoso, ST, MM saat membuka Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Ekosistem Inovasi di Hotel Savana Kota Malang, Selasa (3/10/2023).
Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2017 tentang Inovasi Daerah menjadi payung hukum pada pemerintah daerah untuk membentuk lingkungan birokrasi yang inovatif. Untuk itu, Pemkot Malang berupaya dalam mengembangkan inovasi setiap perangkat daerah.
“Upaya memberikan pelayanan publik secara prima kepada masyarakat menjadi keharusan kita bersama. Dan salah satu kuncinya adalah dengan mengembangkan inovasi yang sedang berkembang, inovasi yang stagnan, serta inovasi yang tidak berlanjut,” ungkapnya.
Ditambahkannya, terdapat lima faktor yang berkontribusi dalam mendorong inovasi bekerja dan terus bertahan, yaitu kemampuan dan ruang kreativitas para inovator, keberadaan unit khusus untuk mengatasi hambatan inovasi, adanya strategi manajemen risiko inovasi, pemanfaatan kekuatan data, informasi, dan pengetahuan untuk berinovasi serta fleksibilitas sistem penganggaran dan alokasi anggaran untuk inovasi.
“Kegiatan FGD ini diharapkan mampu mendorong perbaikan ruang kebijakan kreatif bagi penciptaan dan keberlangsungan inovasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Malang. Khususnya yang bersentuhan langsung dengan problem-problem daerah, sehingga mampu memperbaiki ekosistem inovasi baru dan menjamin keberlanjutan inovasi yang telah ada demi mewujudkan percepatan kualitas pelayanan publik di Kota Malang,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Organisasi Setda Kota Malang Boedi Utomo, SE, M.Si mengungkapkan harapannya agar yang disampaikan narasumber dalam FGD ini bisa menjadi pedoman inovator dalam rangka mereviu apa yang menjadi fungsi agen perubahan.
Dalam laporannya, Budi menyampaikan bahwa sejak tahun 2019 hingga tahun 2022 tercatat 118 inovasi ada di lingkungan Pemerintah Kota Malang. “Semoga dari FGD ini dapat menghasilkan inovasi yang berfokus dalam pengentasan kemiskinan,” harapnya.
FGD yang diikuti peserta dari perangkat daerah ini menghadirkan dua narasumber yang berkompeten di bidangnya, yakni Wawan Sobari, PhD (Dosen Bidang Politik Kreatif, Kewirausahaan Politik, Kepemimpinan Politik dan Kebijakan Publik Magister Ilmu Sosial FISIP Universitas Brawijaya) dan Ibnu Asqori Pohan, MA (Dosen Kewirausahaan Politik dan Kebijakan Publik, dan Kepemimpinan Politik, Prodi Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya).