ICCC (Indonesia Creative City Conference) II bertema “Menuju Kota Kreatif Indonesia Yang Berkelanjutan”(The road towards a sustainable creative cities of Indonesia) yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) bekerjasama dengan Indonesia Creative City Network (ICCN) dan Pemerintah Kota Malang.
Dalam event ini akan ada pameran dan festival yang dibawakan oleh para aktor kreatif Indonesia yang menampilkan inovasi terkini serta beberapa komoditi kreatif untuk menuju Kota Kreatif Indonesia yang berkelanjutan.
Jadwal dan Rangkaian Kegiatan:
A. Conference:
30 Maret – 1 April 2016
Hotel Harris Malang
B. EXPO:
01 – 05 April 2016
Halaman Luar Stadion Gajayana
C. FESTIVAL
Festival Film Malang
Lomba Fotografi
Pameran Lukisan
Pameran Wisata
Festival Kuliner
Fashion On The Street
Mural & Grafiti Festival
Malang Creative Week
Untuk informasi lebih lanjut silahkan mengunjungi link berikut ini:
Kampung Wisata Arema Dibidik Jadi Pilar Ekonomi Kreatif
Kampung Wisata Arema Dibidik Jadi Pilar Ekonomi Kreatif
Sukun, MC – Semangat ekonomi kreatif kini juga ditangkap Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang. Hal itu terpotret dari pengembangan Kampung Arema di Kelurahan Kasin Kecamatan Sukun Kota Malang yang diarahkan menjadi Kampung Wisata.
“Kami (Baznas) melihat di kampung Kasin dengan komunitas yang dimotori Slamet Samsul Karim sangat potensial dijadikan Kampung Wisata beraroma Arema,” ujar Ketua Baznas Kota Malang, Fauzan disela-sela peresmian Kampung Arema oleh Wali Kota Malang H. Moch. Anton, Minggu (20/3).
Ditambahkannya, selama ini Baznas bergerak semata hanya menyalurkan dana amal secara langsung kepada fakir miskin. Pada langkah berikutnya, kita ingin melakukan pola pembinaan yang bersifat produktif, sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan secara sistematik.
“Oleh karenanya bersinergi dengan komunitas Aremania di Kasin serta Kelurahan Kasin, kita akan kembangkan Kampung Wisata dan juga Kampung Religi di kawasan ini,” imbuh Slamet.
Sementara itu, Wali Kota Malang yang oleh warga Malang akrab disapa Abah Anton itu merespons positif visi pengembangan Kampung Wisata Arema. “Sekarang era ekonomi kreatif, keberanian Kota Malang menjadi tuan rumah ICCC (Indonesia Creative Cities Conference),” terangnya.
Dilandaskan pada fakta dan keyakinan di Kota Malang, lanjut Abah Anton, banyak potensi-potensi ekonomi kreatif yang bertebaran di 57 kelurahan yang ada di Kota Malang. Satu diantaranya produksimerchandise Arema dengan ragamnya seperti kaos, jaket, kamus bahasa walikan, slayer, topi, gantungan kunci, stiker, serta yang lainnya. “Saya lihat sangat prospektif dikembangkan sebagai pilar ekonomi kreatif di Kota Malang,” sambungnya
“Oleh karenanya, dengan mendeklarasikan Kampung Wisata Arema, maka saya minta kampung Kasin ini (berlokasi di RW 06_red), dikreasikan dengan aksen bola atau sepak bola. Termasuk dindingnya dibuat seni mural yang atraktif dan menarik,” pesan Abah Anton.
Slamet selaku tokoh Aremania Kasin yang juga pelopor pembuatan merchandise di Kasin, merasa optimis ekonomi berbasis Arema akan tumbuh pesat. Pada setiap pertandingan Arema saja tidak kurang 30-40 ribu suporter selalu setia menemani, belum lagi Aremania yang berasal dari luar Malang yang sering pesan merchandise Arema.
“Saya yakin dan saya senang Abah Anton melalui Baznas Kota Malang mau mengembangkan aset ini. Terlebih kini banyak juga pelancong yang ingin memperoleh cendera mata khas Arema,” terang pria yang akrab disapa Abah Slamet itu. (say/yon)
Abah Anton Tekankan Pentingnya Pembangunan Ekonomi Berbasis Lingkungan
Bertempat di Ruang Mahoni, Hotel Savana, Kamis (10/3) pagi, Wali Kota Malang, HM Anton menekankan pentingnya pembangunan ekonomi kreatif berbasis lingkungan di hadapan para pengusaha dan pejabat di lingkungan Pemkot Malang dalam acara ‘Malang Creatif Forum’ yang digagas perusahaan ternama Propan.
Abah menuturkan, luas Kota Malang sekitar 110 kilometer dengan jumlah penduduk yang padat ditambah masuknya mahasiswa baru tiap tahunnya, membuat pemerintah harus serius dalam meningkatkan pembangunan berwawasan lingkungan.
Contohnya, beberapa revitalisasi taman dan penambahan ruang terbuka hijau merupakan hal yang digalakkan pemerintah selama beberapa tahun terakhir. “Kampus di Kota Malang ada 50, tentunya itu menarik minat yang banyak bagi mahasiswa dari luar kota masuk ke Malang, karenanya pemerinrah perlu membangun ekonomi kreatif berbasis lingkungan,” kata Abah Anton.
Abah menjelaskan, bergulirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) membuat geliat ekonomi kreatif saat ini kembali hidup. Wawasan lingkungan kepada para pengusaja juga menjadi penting agar dunia usaha dan lingkungan bisa bersinergi baik.
“Pembentukan Malang Creatif Fusion bisa langsung beri fasilitatilor pada anak muda untuk menjadi pebisnis handal, namun mereka juga harus sadar lingkungan,” ungkapnya.
Abah juga berharap gelaran International Creative Cities Conference (ICCC) April mendatang bisa makin menumbuhkan para pengusaha muda yang sukses dan tampil baik di tingkat lokal maupun internasional. (Sa)