Sejarah Di Balik Lokasi Strategis Stasiun Malang Kotabaru

Sejarah Di Balik Lokasi Strategis Stasiun Malang Kotabaru

Stasiun Kotabaru Malang di tahun 1950-an
Singoe_Stasiun_Malang.JPG_1428394336-Aprilia_citra_dewi-1038

Kota Malang merupakan salah satu Kota besar di Jawa Timur yang banyak dikunjungi masyarakat dari seluruh daerah di Indonesia. Hal ini dikarenakan banyaknya perguruan tinggi di Malang yang menjadi tujuan favorit para pelajar. Selain itu, besarnya potensi wisata di Kota Malang yang menarik wisatawan untuk mengunjungi Kota yang dijuluki Kota apel. Maka dari itu, transportasi menjadi sarana yang sangat penting bagi Kota Malang. Salah satu sarana transportasi yang paling di gemari masyarakat yaitu kereta api, sehingga sarana seperti stasiun kereta api dapat menjadi ikon yang menjadi ciri khas Kota Malang. Stasiun kereta api terbesar yang terdapat di Kota Malang yaitu Stasiun Malang Kotabaru yang terletak di Kecamatan Klojen.

Stasiun Kotalama di Malang, dibangun tahun 1879
Stasiun Kotalama di Malang, dibangun tahun 1879

Stasiun tertua di Kota Malang adalah stasiun Kotalama, berada paling selatan di Kota Malang. Stasiun itu dibangun pada tahun 1879. Penambahan nama Kotalama dimaksudkan untuk membedakan dengan Stasiun Malang yang dibangun belakangan, dan disebut juga sebagai Stasiun Kotabaru. Dari Stasiun Malang Kotalama itu terdapat percabangan rel menuju ke Dipo Pertamina.

Dibangun pada tahun 1940, stasiun Malang Kotabaru memiliki sejarah yang menarik. berbeda dengan saat ini yang terletak di sebelah Barat rel, pada tahun 1887 stasiun kereta api ini terletak di sebelah Timur rel. hal tersebut dikarenakan pada masa itu di Timur rel terdapat tangsi militer sehingga dibuat berhadapan langsung dengan stasiun.

Namun, dalam perencanaan pengembangan Kota ke arah Barat, hal tersebut diubah. Stasiun kereta api diubah menjadi di sebelah Barat rel kereta api sehingga dapat langsung menghadap Lapangan JP Coen (alun-alun Bundar) yang direncanakan sebagai pusat pemerintahan. Selain itu juga memudahkan akses menuju Jl. Kahuripan, Jl. Kayoetangan, dan Jl. Semeru, yang dijadikan sebagai titik pusat lalu lintas Kota. Pemindahan tersebut disetujui pada tahun 1930.

Perencana Kota Malang pada saat itu yaitu Ir. Herman Thomas Karsten. Stasiun kereta api menjadi elemen yang penting sehingga harus diletakkan di pusat Kota seperti halnya perencanaan kota-kota diEropa. Selain itu, pada tahun 1983 dibuat jalan kembar dari alun-alun Bunder menuju stasiun untuk menambah kesan monumental pada stasiun. Kemudian dibangun juga taman ditengah jalan tersebut agar terlihat indah. Arsitektur bangunan stasiun kereta api yang dirancang oleh Landsgebouwendienst (Jawatan Gedung Negara) itu menggunakan gaya arsitektur kolonial modern.

Secara keseluruhan ciri dari arsitektur kolonial modern, yang juga sering disebut sebagai Nieuwe Bouwen ini, mempunyai ciri-ciri berwarna putih, atap datar, gevel horizontal, dan volume bangunan yang berbentuk kubus. Sedangkan perancangan teknisnya oleh Jawatan Kereta Api sendiri berdasarkan karya J. van der Eb. Pelaksanaannya dikerjakan oleh biro Algemeen Ingenieurs en Architecten (AIA), sebuah perusahaan pelaksana bangunan dan perancangan yang terkenal pada masa itu.

Hal unik lain yang terdapat dalam sejarah pembangunan stasiun kereta api Kotabaru ini yaitu pembangungan stasiun pada masa itu yang bertepatan dengan adanya isu mengenai Perang Dunia II yang akan melanda Hindia Belanda. Maka, dibangunlah terowongan yang menghubungkan dari satuperon ke peron lainnya untuk mengntisipasi serangan udara. Struktur dan sistem kontruksinya juga dibuat menggunakan beton yang tahan ledakan bom dan kedap gas beracun. Hal tersebut dilakukan berdasarkan nasehat dari pihak militer. Barangkali hal ini merupakan keistimewaan stasiun Kotabaru yang jarang dijumpai pada stasiun kereta api kota-kota lainnya.

Lokasi Stasiun Kotabaru sangat strategis. Stasiun ini terletak beberapa puluh meter dari Alun-Alun Bundar, kompleks SMA Tugu (SMA Negeri 1, SMA Negeri 3, dan SMA Negeri 4 Malang), Gedung DPRD dan Balai Kota Malang, Pasar Klojen, Hotel Tugu Inn dan beberapa hotel lainnya, serta Markas Kodam V Brawijaya. Di seberang stasiun ini sekarang dibangun pula Taman Trunojoyo yang dilengkapi dengan air mancur nan asri dan fasilitas taman bermain untuk anak-anak. Di dekat taman itu juga terdapat sentra kuliner kakilima yang buka hingga malam hari.

(dikutip dari http://kereta-api.info)

SUMBERSARI OKE