Selamat, Abah Anton Raih Penghargaan Satya Lancana Bhakti Praja Nugraha

Selamat, Abah Anton Raih Penghargaan Satya Lancana Bhakti Praja Nugraha

Sukses Benahi Birokrasi, Wali Kota Anton Diganjar Penghargaan Satya LancanaFoto: M Aminudin/detikcom

Malang – 2,5 Tahun sudah Moch Anton memimpin Kota Malang, Jawa Timur. Ada banyak masalah yang harus diselesaikan. Sebagian di antaranya sudah diatasi. Karena itulah, Anton diganjar penghargaan tertinggi dari Presiden: Satya Lancana Bhakti Praja Nugraha.

Penghargaan diberikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam peringatan Hari Otonomi Daerah ke-20 di Kulonprogo, DIY Yogyakarta, Senin (25/4/2016). Anton merupakan satu dari 9 wali kota yang mendapatkan penghargaan tersebut. Selain itu, ada 10 bupati dan 3 gubernur yang mendapatkan penghargaan.

Anton selama ini terus menata ruang publik, perbaikan insfrastruktur di kampung-kampung, penanganan banjir dengan sistem Gerakan Menabung Air (GEMAR) dan sumur injeksi, dan menciptakan kota kreatif berbasis lingkungan. Belum bisa dikatakan sempurna, tapi jelas sudah ada perubahan. Dalam hal pelayanan publik, Anton meng-online-kan 57 kelurahan.

Dengan pencapaian itu, Malang dinilai mendapatkan predikat terbaik dalam penilaian LPPD ( Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah).

“Ini sinergitas semua elemen. Ini makin menguatkan bahwa Kota Malang sudah pada jalur yang tepat dalam gerak pembangunannya,” kata Anton kepada detikcom.

Anton menceritakan saat dilantik pada tahun 2013 lalu, dia merombak sistem birokrasi. Sebagai mantan ketua RW, dia tahu betul ada banyak masalah administrasi dan pelayanan. “Itu harus diubah,” kata politikus PKB ini.

Anton membangun Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di lingkungan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T), sehingga pengurusan izin bisa dilakukan secara cepat. Selain itu, dalam hal perpajakan, Anton menggunakan e-Tax yang digagas Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Malang. Hasilnya, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang pada tahun 2014 berjumlah Rp 160 miliar, menjadi Rp 500 miliar pada tahun 2016.

Foto: M Aminudin/detikcom

Malang memiliki 50 perguruan tinggi. Artinya ada banyak ahli dan orang pintar. Anton akan merangkul mereka agar bisa berkiprah membangun kota.

Anton mengatakan, inovasi lain yang dilakukannya adalah bedah rumah tiap dua minggu sekali. Program ini cukup istimewa, karena tidak menggunakan dana dari APBD melainkan dari Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

“Sudah ratusan rumah kita bedah, karena setiap dua minggu sekali ada 4-6 rumah warga kita bedah rumah dengan dana CSR,” tukasnya.

Khusus hal ini, Pemkot Malang menggandeng Kementerian Sosial guna menelurkan program ‘Desaku Menanti’ dimana beberapa rumah layak huni sudah dibangun agar para gepeng tidak lagi berkeliaran di jalanan. “Pemkot juga memberikan pemberdayaan ekonomi agar mereka tidak lagi meminta-minta tapi menjadi entrepreneur handal,” pungkas Anton.
(fat/try)

(dikutip dari www.detiknews.com)

SEMARAK LOMBA FASHION DAN MENGHIAS TUMPENG TP PKK SUMBERSARI

SEMARAK LOMBA FASHION DAN MENGHIAS TUMPENG TP PKK SUMBERSARI

Dalam Rangka memperingati Hari Kartini, TP PKK Kelurahan Sumbersari menggelar lomba Fashion Show Busana Nasional dan Lomba Menghias Tumpeng antar Pengurus PKK se Kelurahan Sumbersari.

KARTINIAN

Acara tersebut cukup meriah dan menampilkan Kemampuan Ibu Ibu PKK dalam fashion show bak peragawati.

Sejarah Hari Kartini, Perjuangan Kaum Hawa Di indonesia

Sejarah Hari Kartini, Perjuangan Kaum Hawa Di indonesia

HARI KARTINI 2016 – Berikut Sejarah Hari Kartini, Perjuangan Kaum Hawa Di indonesia

Bangsa yang baik andalah bangsa yang selalu menghormati jasa pahlawannya. Begitu juga dengan bangsa kita Indonesia yang bersiap menyambut Hari Kartini yang di peringati setiap tanggal 21 April. Lantas bagaimana dengan sejarah singkat Kartini hingga kini jasanya masih di kenang di bangsa Indonesia hingga kini ..??

Berikut Sejarah Singkat Hari Kartini 21 April

Kartini yang di lahirkan pada tanggal 21 April 1879 meruapakan anak dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan bupati Jepara saat ini. Dan ibunya bernama M.A. Ngasirah yang juga merupakan keturunan dari tokoh agama di Jepara yang di segani saat itu , Kyai Haji Madirono .

Hidup di lingkungan bangsawan membuat Kartini kecil berkesempatan bisa menuntut ilmu lebih baik di bandingkan dengan teman temannya yang dari kaum biasa, Saat itu Kartini sempat menimba ilmu di Sekolah di ELS (Europese Lagere School).

Tapi karena terbentur dengan norma yang berlaku saat itu , saat mulai memasuki usia 12 tahun Kartini harus berhenti sekolah karena harus menjalani tradisi di pingit atau saat itu larangan keluar rumah bagi para gadis . Meski begitu semangat belajar kartini tak surut dan dengan lewat bantuan surat surat yang di tulisnya , Kartini sering menghubungi dan bertanya kepada para sahabatnya yang kebanyakan saat itu dari Belanda untuk saling bertukar ilmu.

Dan akhirnya , Kartni di sunting KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang merupakan Bupati Rembang. Beruntung keinginan Kartini untuk mendirikan sekolah khusus wanita saat itu mendapat izin dan dukungan penuh dari suaminya

Namun takdir berhendak lain , Kartini justru meninggal dunia saat masih berusia 25 tahun pada 17 September 1904 setelah beberapa hari melahirkan anak pertama dan terakhirnya yang bernama Soesalit Djojoadhiningrat pada tanggal 13 September 1904.

Dengan melihat jasa Kartini yang cukup besar untuk memajukan emansipasi wanita pada saat itu agar di setarakan dengan kaum pria. Membuat setiap tanggal 21 April atau hari lahir Kartini bangsa Indonesia selalu memperingati ” Hari Kartini “. Sedangkan untuk surat surat yang sempat di tulisnya kemudian di kumpulkan dan di satukan menjadi satu di beri judul ” Habis Gelap Terbitlah Terang “.

Inovatif Kunci Sukses Otonomi Daerah

Inovatif Kunci Sukses Otonomi Daerah

Inovatif Kunci Sukses Otonomi Daerah

Jakarta, MC – Pemimpin atau Kepala Daerah yang inovatif memiliki peran penting dalam penyelenggaraan otonomi daerah saat ini. Apabila kepala daerahnya tidak inovatif, maka tidak akan tercapai tujuan pembangunan Indonesia.

Deputi Bidang Administrasi Negara dan Plt Deputi Bidang Kajian Kebijakan, Dr. Tri Widodo W Utomo memaparkan tentang Inovatif Kunci Sukses Otonomi Daerah, Selasa (19/4) di Jakarta
Deputi Bidang Administrasi Negara dan Plt Deputi Bidang Kajian Kebijakan, Dr. Tri Widodo W Utomo memaparkan tentang Inovatif Kunci Sukses Otonomi Daerah, Selasa (19/4) di Jakarta

Hal itulah yang ditekankan Deputi Bidang Administrasi Negara dan Plt Deputi Bidang Kajian Kebijakan, Dr. Tri Widodo W Utomo dalam Seminar Nasional bertajuk “Memperkuat Otonomi Daerah: Membangun Indonesia dari Daerah” yang diselenggarakan Lembaga Administrasi Negara, Selasa (19/4) di Jakarta.

Dalam kesempatan yang dihadiri kepala daerah dan wakil kepala daerah se-Indonesia itu, Tri menjelaskan jika gerak otonomi daerah sifatnya divergent. Artinya ada beberapa daerah yang sudah on the right track dalam menjalankan otonomi namun ada pula daerah yang masih off side atau keluar dari rel yang benar.

“Daerah yang on the right track menimbulkan optimisme, tapi bagi daerah yang offside adalah PR kita bersama,” kata Tri Widodo.

Beberapa daerah yang sudah menjalankan otonomi daerah sesuai rel yang benar diantaranya Kota Malang, Surabaya, Kota Bandung, Bantaeng, Pontianak, Denpasar dan beberapa daerah lain. Hal itu tak lepas dari peran kepala daerah yang betul-betul mengabdi kepada rakyat dan juga memiliki inovasi yang sangat baik.

“Pimpinan daerah yang inovatif ini adalah kunci utama daerah bisa berjalan di  track yang benar,” terang Tri.

Adapun beberapa ciri pimpinan inovatif menurut Tri Widodo bisa dilihat dari beberapa hal, pertama pemimpin harus memiliki visi yang kuat dan memiliki gambaran dalam pembangunan daerah.

Selanjutnya pemimpin inovatif harus percaya diri dan memiliki karakter yang kuat disamping pemimpin harus antusias dan terbuka serta mampu memanfaatkan perkembangan teknologi.

Ditambahkan dia, contoh yang ditunjukkan Pak Anton selaku Wali Kota Malang dan lainnya patut diapresasi karena cukup inovatif dan mampu memanfaatkan teknologi.

Karena itu, otonomi daerah yang berjalin kelindan dengan pemilihan kepala daerah secara langsung oleh rakyat, memiliki keunggulan tersendiri salah satunya yakni penentuan kebijakan yang sifatnya bottom up atau kebijakan yang berasal dari aspirasi rakyat sebagai efek dari Pilkada Langsung.

Selain itu, terang Tri, ada kedekatan rakyat dan pimpinan, karena rakyat sendiri memilih pemimpinnya. “Itu semua, akan berdampak positif pada pembangunan daerah yang bisa terus dipacu,” pungkasnya. (say/may)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2016/04/inovatif-kunci-sukses-otonomi-daerah/#ixzz46RwFbyYT

SUMBERSARI OKE