Candi Sumberawan

Candi Sumberawan ; Menelusuri Jejak Peninggalan Sejarah Buddhisme di Jawa Timur

Stupa Sumberawan

 Candi Sumberawan berupa sebuah bangunan stupa, berlokasi di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari.
Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Singhasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu.
Candi ini dibuat dari batu andesit dengan ukuran panjang 6,25 m, lebar 6,25 m, dan tinggi 5,23 m, dibangun pada ketinggian 650 m di atas permukaan laut, di kaki bukit Gunung Arjuna. Pemandangan di sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan (Candi Telaga)

 Lokasi dan Akses

Papan Penunjuk Arah ke Candi Sumberawan

Candi Sumberawan dapat dijangkau menggunakan kendaraan roda dua sampai di halaman depan candi, namun jika anda pengguna kendaraan roda empat, harus memarkirkan kendaraan di dekat plang pintu masuk seperti gambar di samping dan melanjutkan perjalanan menyusuri jalan setapak yang samping kiri berbatasan dengan areal persawahan penduduk dan sebelah kanan berbatasan dengan sungai kecil, yang ketika sore akan ramai digunakan mandi oleh penduduk setempat, baik anak-anak, orang muda maupun tua tumpah ruah disana,

Tampak hutan pinus yang mengelilingi areal sekeliling candi memberikankesan teduh dan eksotis ketika kami semakin mendekati areal candi.
Jalan setapak kecil dihiasi tumbuhan perdu-perduan yang tertata rapi diantara rimbunnya pohon pinus menambah suasana asri di Stupa Sumberawan ini.

 

Tak lupa kami mengisi Buku Tamu dan membayar biaya kebersihan

 Bentuk Bangunan Candi Sumberawan

Candi Sumberawan pertama kali ditemukan pada tahun 1904.
Pada tahun 1935 diadakan kunjungan oleh peneliti dari Dinas Purbakala.
Pada zaman Hindia Belanda pada tahun 1937 diadakan pemugaran pada bagian kaki candi, sedangkan sisanya direkonstruksi secara darurat. Pemugaran ini dipimpin oleh seorang ahli purbakala dari jawatan purbakala Hindia Belanda yaitu Ir. Van Romondt. Nama Sumberawan diduga berasal dari kata sumber dan rawan (telaga).

Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur.
Batur candi berdenah bujur sangkar, tidak memiliki tangga naik dan polos tidak berelief.
Candi ini terdiri dari kaki dan badan yang berbentuk stupa.
Pada batur candi yang tinggi terdapat selasar, kaki candi memiliki penampil pada keempat sisinya.
Di atas kaki candi berdiri stupa yang terdiri atas lapik bujur sangkar, dan lapik berbentuk segi delapan dengan bantalan Padma, sedang bagian atas berbentuk genta (stupa) yang puncaknya telah hilang.

Karena ada beberapa kesulitan dalam perencanaan kembali bagian teratas dari tubuh candi, maka terpaksa bagian tersebut tidak dipasang kembali. Diduga dulu pada puncaknya tidak dipasang atau dihias dengan payung atau chattra, karena sisa-sisanya tidak ditemukan sama sekali.
Candi Sumberawan tidak memiliki tangga naik ruangan di dalamnya yang biasanya digunakan untuk menyimpan benda suci. Jadi, hanya bentuk luarnya saja yang berupa stupa, tetapi fungsinya tidak seperti lazimnya stupa yang sesungguhnya.
Diperkirakan candi ini dahulu memang didirikannya untuk pemujaan.


Sebuah Pathirtan yang mengalirkan air jernih,segar dan berlimpah juga terdapat di areal Stupa Sumberawan

Para ahli purbakala memperkirakan Candi Sumberawan dulunya bernama Kasurangganan, sebuah nama yang terkenal dalam kitab Negarakertagama. Tempat tersebut telah dikunjungi Hayam Wuruk pada tahun 1359 masehi, sewaktu ia mengadakan perjalanan keliling. Dari bentuk-bentuk yang tertulis pada bagian batur dan dagoba (stupanya) dapat diperkirakan bahwa bangunan Candi Sumberawan didirikan sekitar abad 14 sampai 15 masehi yaitu pada periode Majapahit.

 

Bentuk stupa pada Candi Sumberawan ini menunjukkan latar belakang keagamaan yang bersifat Buddhisme.    

(dikutip dari http://swetadwipa.blogspot.co.id)

SUMBERSARI OKE