Kota Malang Miliki Pasar Pintar Pertama di Indonesia

Kota Malang Miliki Pasar Pintar Pertama di Indonesia

Malang, MC – Berbagai upaya dilakukan oleh Pemerintah Kota Malang untuk menghadirkan dan mempertahankan keberadaan pasar tradisional, terutama di tengah menjamurnya pasar modern seperti saat ini. Hadirnya pasar pintar adalah salah satu jawaban untuk hal tersebut, di mana di pasar ini menghadirkan proses transaksi modern, yaitu dengan transaksi non tunai berbasis daring.

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji menyapa pedagang dan melakukan uji coba transaksi non tunai

Untuk bertransaksi, pedagang dan pembeli sebelumnya harus sudah mengunduh aplikasi Malltronik di Playstore yang dibenamkan di smartphone. Pasar yang bersih dan rapi ini berada di Jalan Joyo Agung, Kecamatan Lowokwaru itu, diresemikan oleh Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji pada Kamis (20/02/2020). Bagi pengelola diimbau wali kota agar jaringan internet tidak putus-putus atau lemot, karena akan mengganggu proses transaksi.

“Di sisi lain, edukasi kepada pedagang dan kebersihan makanan juga harus menjadi perhatian penting agar konsumen yang datang ke pasar ini merasa nyaman. Selain itu, dengan bertransaksi non tunai, maka secara otomatis akan memberi edukasi bagi para pedagang, terutama yang sudah lanjut usia,” imbuh pria berkacamata itu.

Di pasar ini, terang Sutiaji, pedagang tak perlu repot atau tak perlu menyediakan uang kembalian karena pembelian berapa pun akan dibayar pas. Sedangkan bagi pembeli, selain tidak perlu ribet membawa uang tunai, di pasar ini pada waktu tertentu juga diberikan banyak diskon atau potongan harga yang menakjubkan.

Misalnya saja harga durian yang dipatok Rp5000 per biji dan secangkir kopi hitam di hargai Rp1. Program-program promo seperti inilah yang akan membuat konsumen tertarik untu datang dan berbelanja di pasar pintar ini. Yang tak kalah menarik, aneka buah dan sayur yang dijual di pasar bernama Joyo Agung ini merupakan langsung dari petani alias masih segar.

Pasar pintar ini merupakan satu-satunya di Kota Malang atau bahkan di Jawa Timur dan di Indonesia yang nantinya juga akan diadopsi oleh sejumlah pasar tradisional lain yang ada di kota ini. Pada gelaran grand launching ini, sejumlah pedagang pun mendapat hadiah berupa gratis sewa stan selama satu bulan dan bantuan modal, karena mereka tergolong pedagang pintar, nilai transaksinya stabil dan bahkan di atas rata-rata.

Sutiaji pun mengimbau pengelola agar memberi pelatihan dan pendampingan bagaimana mengelola barang dagangan hingga omzet mereka. Sedangkan bagi perbankan, hendaknya juga memberi kemudahan kredit, terutama melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang selama ini berjalan dengan baik.

 

Hadiri Musrenbang, Sutiaji Ingatkan Pelaku UMKM

Hadiri Musrenbang, Sutiaji Ingatkan Pelaku UMKM

Malang, MC – Sebagai lurah harus tahu dan menguasai semua wilayahnya, terutama terkait apa saja yang dibutuhkan suatu daerah serta kebutuhan tersebut berdasarkan skala prioritas. Pernyataan itu yang disampaikan oleh Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di aula Kantor Kecamatan Lowokwaru pada Kamis (20/02/2020).

Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji membuka musrenbang di Kantor Kecamatan Lowokwaru dan menyampaikan beberapa hal penting

Sehingga saat mengusulkan program kerja dan tingkat kebutuhan saat musrenbang, terang pria berkacamata itu, benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat dan realisasinya maksimal. “Jangan sampai seorang lurah mengusulkan kebutuhan yang tidak dibutuhkan daerahnya dan terkesan memaksakan,” imbuhnya.

Selama ini, terang pria berkacamata itu, program atau usulan yang diajukan ke musrenbang selalu lebih banyak yang sifatnya fisik. Menurutnya, hal itu bukan tidak boleh, akan tetapi kurang tepat karena pengajuan program harus berbanding lurus. “Jangan hanya membuat gedung atau bangunan, berbagai pelatihan keterampilan bagi masyarakat saat ini sangat dibutuhkan,” jelas Sutiaji.

Akan tetapi, kata dia, jangan hanya mengadakan pelatihan saja. Namun setelah itu tidak ada tindak lanjutnya atau hanya bersifat seremonial saja. “Setelah dilatih, warga harus didampingi, dipantau perkembangannnya dan bahkan hingga pemasaran produknya seperti apa. Kalau perlu juga difasilitasi, seperti halnya diajarkan menjual produk via daring,” urai Sutiaji.

Dia juga mencontohkan banyaknya pasar retail modern yang ada di tiap kecamatan di Kota Malang yang jumlahnya ratusan, dan sejauh ini produk dari UMKM yang masuk relatif kecil jumlahnya dan bahkan tidak dimasukkan. “Kenapa bisa demikian? Sebenarnya pasar retail modern siap menampung produk UMKM. Namun para pelaku UMKM masih belum siap,” papar Sutiaji.

Lebih jauh dia mengatakan, bahwa Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama agar para pelaku UMKM lebih siap lagi memasuki pasar global. “Teknologi saat ini sudah canggih, di mana apa yang menjadi kebutuhan seseorang dapat terjawab atau bisa dicari dalam waktu sekejab. Maka dari itu, mari kita manfaatkan kemanjuan teknologi ini dengan baik,” pungkas Sutiaji.