Mudik Gratis Bersama Pemkot Malang Kian Diminati

Animo masyarakat Kota Malang untuk mudik gratis bersama Pemerintah Kota Malang ternyata disambut positif. Terbukti dari kuota 933 calon peserta mudik gratis, kini sudah mendaftar sebanyak 863 orang ke Kantor Dinas Perhubungan Kota Malang, Selasa (21/5/2019).

Plt. Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Drs. Wahyu Setianto, MM

Plt. Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Drs. Wahyu Setianto, MM membenarkan saat ini kuota mudik gratis bersama Pemkot Malang sudah hampir penuh. Jika sudah penuh dalam minggu in, maka pendaftaran peserta mudik gratis akan segera ditutup.

“Mudik gratis dilaksanakan tanggal 31 Mei 2019, rencananya akan diberangkatkan langsung dari depan Balai Kota Malang,” jelas Wahyu.

Peserta mudik gratis ini, kata Wahyu, didominasi oleh masyarakat Kota Malang berasal dari Madura. Setelah itu, Bojonegoro, Trenggalek, Banyuwangi dan beberapa daerah lain di Jawa Timur.

Agar peserta mudik gratis nanti bisa berjalan dengan baik, Pemerintah Kota Malang menyiapkan sebanyak 18 bus dengan kapasitas kursi masing-masing 59 kursi. Pemerintah juga sudah menyiapkan makanan ringan sehingga para peserta mudik gratis dari Kota Malang semakin nyaman.

Terkait persyaratan untuk bisa mengikuti mudik gratis bersama Pemkot Malang ini, para peserta mudik gratis tinggal membawa KTP dan Kartu Keluarga untuk mendaftar.

Sutiaji Optimis Bangsa Ini Kembali Bersatu Pascapemilu

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-111 tahun 2019 dengan tema Bangkit Untuk Bersatu di halaman depan Balai Kota Malang, Senin (20/5/2019).

Suasana para ASN Pemkot Malang dalam upacara Harkitnas di depan Balai Kota Malang

Dalam sambutan Menteri Komunikasi dan Infomatika (Kominfo) RI yang dibacakan oleh Suatiaji mengatakan bahwa peringatan Hari Kebangkitan Nasional dimaknai dari teks Sumpah Palapa, di mana Gajah Mada tidak akan menghentikan puasanya sebelum menyatukan nusantara.

Seperti halnya sekarang, kata Sutaiji, yang sedang berada dalam situasi pasca pesta demokrasi yang telah menguras energi dan emosi sebagian besar masyarakat Indonesia. Ia mengaspirasikan pilihan yang berbeda-beda dalam Pemilu, namun semua pilihan pasti diniatkan untuk kebaikan bangsa.

“Oleh sebab itu, tak ada maslahatnya jika dipertajam dan justru mengoyak persatuan sosial kita,” kata Sutiaji.

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo 20 Mei 1908. Dalam kondisi kemajemukan bahasa, suku, agama, kebudayaan, di tengkah bentang geografis yang merupakan salah satu yang paling ekstrem di dunia.

“Kita membuktikan bahwa mampu menjaga persatuan sampai detik ini. Oleh sebab itu, tak diragukan lagi bahwa kita pasti akan mampu segera kembali bersatu dari kerenggangan perbedaan pendapat, dari keterbelakangan sosial, dengan memikirkan kepentingan yang lebih luas bagi anak cucu bangsa ini, yaitu persatuan Indonesia,” lanjutnya.

Lebih berkesan peringatan Harkitnas kali ini juga dilangsungkan dalam suasana bulan Ramadan. Bagi umat muslim, bulan suci ini menuntun untuk mengejar pahala dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah SWT seperti permusuhan dan kebencian, apalagi penyebaran kebohongan dan fitnah.

Hingga pada akhirnya, pada ujung bulan Ramadan nanti bisa seperti Mahapatih Gajah Mada, mengakhiri puasa dengan hati dan lingkungan yang bersih berkat hubungan yang kembali fitri dengan saudara-saudara di sekitar.

Usai upacara Harkitnas kali ini juga dilakukan penyerahan penghargaan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, yaitu:
1. Festival Karya tari sebagai penyaji terbaik yang diperoleh Sanggar Ngalam Beksa
2. Kakang Mbakyu Cilik Diacara Raka Raki Cilik Jawa Timur 2019;

  1. Gerald Ramadhan Yusuf (Pemenang Raka Cilik Jawa Timur 2019,
  2. Priawan Daniel Mahendra (Wakil 2 Raka Cilik Jawa Timue 2019),
  3. Ratu Bellatrix Yuwono (Wakil 2 Raki Cilik Jawa Timur 2019),
  4. Danish El Biruni (Finalis Raka Cilik Jawa Timue 2019),
  5. Archie Aksan Bintang Pratama (Finalis Raka Cilik Jawa Timur 2019),
  6. Astrella Zervinda Nunciata (Finalis Raki Cilik Jawa Timur 2019).

Serta pemenang Penyelenggaraan Otonomi Award Kecamatan dan Kelurahan Tahun 2019, yakni;
1. Pemenang Kecamatan dan TP PKK : Kecamatan Blimbing
2. Pemenang Kelurahan;

  1. Pemenang 1: Kelurahan dan TP PKK Kelurahan Tulusrejo
  2. Pemenang 2: Kelurahan dan TP PKK Kelurahan Dinoyo
  3. Pemenang 3: Kelurahan dan TP PKK Kelurahan Ciptomulyo
  4. Pemenang Harapan I: Kelurahan dan TP PKK Kelurahan Penanggungan
  5. Pemenang Harapan 2: Kelurahan dan TP PKK Kelurahan Kotalama

Emil Dardak: Kota Malang jadi Motor Penggerak Ekonomi Kawasan Selatan

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengatakan Kota Malang akan dijadikan motor penggerak ekonomi di kawasan Jawa Timur bagian selatan. Hal ini dikarenakan Kota Malang terlebih kawasan Malang Raya pada umumnya memiliki berbagai potensi dari wisata, ekonomi kreatif hingga bidang pendidikan.

Wakil Gubernur Jawa Timur Emi Dardak (lima dari kanan) saat membuka Festival Ramadan Jawa Timur di Taman Krida Budaya Sabtu (18/5/2019) malam

Pernyataan itu ditegaskan Emi Dardak saat membuka Festival Ramadan Jawa Timur di Taman Krida Budaya Sabtu (18/5/2019) malam. Dijelaskan, dengan diresmikannya jalan Tol Malang-Pandaan, maka infrastruktur jalan dari Surabaya ke Malang tidak menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi. Karena itu, lanjut Emil Dardak, upaya menjadikan Surabaya dan Malang menjadi koridor Industri 4.0 secara nasional akan bisa terealisasi dengan baik.

“Karena itu untuk membangun ekonomi di wilayah selatan bisa dimulai dari Malang Raya, khususnya dari Kota Malang,” kata Emil Dardak.

Mantan Bupati Trenggalek itu mengatakan, saat ini ia berbagi tugas dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam membangun daerah. “Kebetulan untuk kawasan selatan saya diberi amanah. Karena itu nanti saya akan sering ke Malang untuk mendorong agar pertumbuhan ekonomi dan pembangunan bisa berjalan dengan baik,” tukasnya.

Saat ini, kata Emil Dardak, jalur lingkar selatan yang menghubungkan Kabupaten Malang kawasan Pantai Balaikambang ke Blitar sudah beroperasi. Sehingga nanti diharapkan ke depan Malang Raya dan Yogyakarta bisa menjadi koridor pembangunan ekonomi.

“Saya berharap dengan adanya koneksitas yang baik ini, Kota Malang bisa menjadi penggerak ekonomi khususnya di kawasan selatan,” pungkasnya.

Sementara itu, Wali Kota Malang Drs. H. Suatiaji menyambut baik rencana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat untuk pembangunan sektor ekonomi di kawasan selatan.

“Pemkot Malang memang saat ini sedang fokus mengembangkan potensi ekonomi dan wisata. Beberapa program kami sudah mengarah kepada pengembangan tersebut,” kata Sutiaji.

Ia berharap, adanya koneksitas ini, Kota Malang mampu menjadi penggerak motor penggerak pembangunan khususnya ekonomi di kawasan selatan sebagaimana yang diharapkan.

 

Wali Kota Malang Siapkan Wilayah Kelurahan Tasikmadu Jadi Kampung Arema

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji tampaknya akan menambah wisata kampung tematik di Kota Malang, kali ini wilayah Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru akan menjadi lokasi dibangunnya Kampung Arema.

Audiensi Dukut Imam Widodo dan tim bersama Wali Kota Malang dan jajaran di Ruang Rapat Wali Kota Malang

“Kampung Arema ini diharapkan akan menjadi kampung tematik yang berbeda dari kampung tematik lainnya. Bukan hanya dari segi bangunan rumahnya, namun juga adat istiadat yang ada di sana semua akan memunculkan khas Malangan-nya,” kata Sutiaji saat audiensi bersama Dukut Imam Widodo dan tim di Ruang Rapat Wali Kota Malang, Selasa (14/5/2019).

Dukut Imam Widodo yang merupakan pengarang buku Malang Tempo Doeloe tersebut sengaja diundang oleh Wali Kota Malang untuk memaparkan ide-idenya dalam membangun Kampung Arema.

Menurut Sutiaji, Kampung Arema ini diharapkan akan mampu menarik wisatawan ke Kota Malang untuk datang berkunjung sekaligus mengenal lebih jauh budaya dan karakteristik Kota Malang.

“Mulai dari ciri khas bangunannya yang terkenal dengan limasan, makanan tradisionalnya, keseniannya sampai dengan bahasa walikan yang sudah membudaya sejak dulu di kalangan kera-kera Ngalam (arek-arek Malang, red). Semuanya itu akan diwujudkan sebagai satu kesatuan utuh di Kampung Arema,” urainya.

Sementara itu, Dukut Imam Widodo menyatakan kesanggupannya untuk turut serta membangun Kota Malang dalam rangka melestarikan kebudayaan yang ada. “Hal ini sebagai wujud Corporate Heritage Responsibility yang akan kami persembahkan bagi Kota Malang,” tuturnya.

Turut hadir pula pada audiensi kali ini Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Kepala Barenlitbang Kota Malang, dan Kabag Humas Setda Kota Malang.