Arsip Tag: APEKSI 2017

Wali Kota se-Indonesia Serentak Tanam Pohon di Taman Singha Merjosari

Wali Kota se-Indonesia Serentak Tanam Pohon di Taman Singha Merjosari

Wali Kota se-Indonesia Serentak Tanam Pohon di Taman Singha Merjosari

Lowokwaru, MC – Keindahan Taman Singha Mejosari yang menjadi ikon baru Kota Malang tampaknya ke depan akan semakin indah. Pasalnya secara serentak 98 wali kota peserta Apeksi 2017 menanam berbagai jenis pohon khas asal daerah masing-masing, Kamis (20/7).

PENGHIJAUAN: Walikota Malang H. Moch Anton bersama dengan Wali Kota Tanggerang Selatan Airin Rachmi Diany saat menanam pohon, Kamis (20/7).

Seperti Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany menanam pohon rambutan parakan. Sedangkan Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso menanam kesemek. Begitu juga dengan Walikota Malang H. Moch Anton menanam pohon sukun.

Abah Anton, sapaan akrab Walikota Malang, mengungkapkan sengaja mengajak wali kota se-Indonesia datang ke Taman Singha Merjosari untuk bersama-sama mengobarkan semangat menanam pohon untuk penghijauan.

‘Kehadiran berbagai tanaman khas daerah se-Indonesia yang ditanam para wali kota, kami harapkan bisa semakin melengkapi koleksi taman. Sehingga taman ini ke depan tidak hanya semakin hijau dan rindang namun juga bisa menjadi taman edukasi yang komplet,” jelas Abah Anton.

Bukan hanya taman yang hijau, pada kesempatan itu Walikota Malang juga mengajak seluruh peserta yang hadir untuk memakai berbagai sarana dan prasarana yang ada di Taman Singha Merjosari. Para wali kota tampak senang mencoba berbagai sarana yang ada di Taman tersebut, seperti sepeda udara, fasilitas fitness, arena jogging sampai dengan menikmati angin sepoi-sepoi di gazebo Taman Singha Merjosari.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku senang bisa melihat langsung bagaimana Taman Singha Merjosari. Dari tempat ini dirinya banyak belajar bagaimana Kota Malang menyediakan sarana dan prasarana taman yang bagus dan digratiskan.

“Saya senang melihat taman ini, perawatan taman yang bagus membuat sarana dan prasarana di taman tetap layak fungsi dan bisa digunakan. Ini baik untuk dicontoh,” ucap Bima Arya disela-sela acara penanaman pohon. (cah/say/ram)

Rekomendasi Rakernas Apeksi XII

 Rekomendasi Rakernas Apeksi XII

Rekomendasi Rakernas Apeksi XII

Klojen, MC – Dalam rangka untuk menjamin tercapainya target pembangunan nasional dan memberikan perlindungan hukum serta kepastian hukum yang adil terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah agar dapat bekerja dengan tenang dan nyaman.

Maka untuk mencermati praktek-praktek penyelenggaraan pemerintahan daerah saat ini dan luasnya dampak yang ditimbulkan paska dikeluarkannya UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan daerah juncto UU No. 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintah.

Tepat Kerja Nasional XII Apeksi memberikan rekemondasi sebagai berikut:

A. REKOMENDASI UNTUK ISU-ISU PENEGAKAN HUKUM UNTUK MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP PEJABAT PEMERINTAH DAERAH

  1. Mendorong pemerintah untuk segera mengeluarkan Mou atau SKB antara Kementerian Dalam Negeri, Kepolisian dan Kejaksaan Tentang Mekanisme Koordinasi dan Kerjasama antara APIP dengan Aparat Penegak Hukum (APH);
  2. Penegakan Hukum harus memberikan akses yang seluas-luasnya untuk memberikan perlindungan hukum kepada pejabat atau aparatur penyelenggaraan pemerintahan di daerah berdasarkan atas azas keadilan serta tidak didasarkan pada motivasi untuk tebang pilih perkara;
  3. Bahwa ketentuan perlindungan hukum untuk pejabat pemerintah di daerah dalam UU Administrasi Pemerintahan dan UU Pemerintahan Daerah belum banyak dipahami, sehingga perlu dilakukan sosialisasi secara massif;
  4. Harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan peraturan di bidang perlindungan hukum penyelenggara pemerintah daerah antar institusi negara, baik penegak hukum maupun pengawas keuangan negara dan daerah.

B. REKOMENDASI UNTUK ISU-ISU PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

A. Bidang Pemerintahan Umum

  1. Segera melengkapi peraturan pelaksanaan terkait perundang-undangan yang berimplikasi pada kewajiban pemerintah daerah, yaitu Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (di antaranya adalah PP untuk pengaturan BAB XVI tentang Kawasan Khusus, PP untuk pengaturan BAB xVII mengenai Kerjasama dan perselisihan, UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, UU No. 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan;
  2. Mengeluarkan peraturan Pemerintah yang mengatur tentang vertikalisasi kelembagaan untuk memperjelas fungsi koordinasi dan kewenangan dengan pemerintah di daerah (contoh keberadaan kanwil/uptd/instansi vertikal lainnya) beserta ketentuan tata kelola keuangannya agar tidak terjadi kesenjangan dengan pegawai ASN di daerah;
  3. Mendorong pemerintah pusat untuk melakukan peninjauan ulang indikator-indikator yang digunakan untuk membobot urusan dalam PP No. 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah karena tidak mencerminkan kebutuhan riil daerah;
  4. Mengakselerasi konsep pembangunan infrastruktur dengan skema kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU);
  5. Mendorong pemerintah untuk melibatkan Apeksi dalam perumusan undang-undang atau peraturan yang berdampak pada warga perkotaan dan kinerja pemerintah kota.

B. Bidang Aparatur Sipil Negara

Mendorong Pemerintah untuk melakukan koordinasi dalam rangka pengawasan dan perlindungan hukum bagi Aparatur Sipil Negara;

C. Bidang Keuangan Daerah

  1. Segera mengeluarkan peraturan pengganti UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah, Provinsi, Kabupaten dan Kota;
  2. Mendorong Pemerintah agar pemotongan anggaran APBD tahun berjalan yang bersumber dari DAK dilakukan tahun berikutnya sehingga tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan pembangunan;
  3. Mendorong Pemerintah untuk memberikan alokasi dana yang lebih besar kepada pemerintah Kota mengingat kompleksitas permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Kota;
  4. Segera mengeluarkan Peraturan Pengganti tentang Gaji Pokok Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah;
  5. Kekuatan hukum hasil pemeriksaan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), jika sudah ditindak lanjuti.

D. Bidang Infrastruktur

Pendelegasian sebagian kewenangan dan pembiayaan untuk urusan pemeliharaan jalan-jalan nasional kepada daerah/kota.

E. Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup

  1. Merekomendasikan peningkatan kualitas lingkungan dengan pendekatan budaya atau gerakan Eco Culture City;
  2. Pelestarian, penataan dan perlindungan kawasan aliran sungai serta danau untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, pengembangan daerah tujuan obyek wisata di Indonesia perlu mendapat dukungan dari Pemerintah Pusat;
  3. Pengelolaan sampah nasional, khusus pengelolaan sampah di pantai dan laut harus dilaksanakan dengan bergotong-royong antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dengan melibatkan dunia usaha, dunia pendidikan dan masyarakat. Kampanye, diseminasi informasi, serta penyampaian edukasi kepada masyarakat harus terus dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mengelola sampah mulai dari sumbernya;
  4. Perlu peningkatan komitmen yang kuat, baik dari pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Pemerintah Nasional harus siap bekerjasama dengan para pelaku usaha dan masyarakat untuk membangun komitmen bersama dalam mengurangi sampah plastik yang terbukti sudah mencemari dan merusak lingkungan.

 F. Bidang Pendidikan

Segera mengeluarkan peraturan pemerintah sebagai petunjuk teknis bidang urusan pendidikan sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

G. Bidang Kesehatan

  1. Mendorong Pemerintah untuk memastikan tersedianya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan secara menyeluruh di seluruh daerah;
  2. Mendorong Pemerintah untuk pemberian DAK untuk kesehatan tidak dikurangi pada saat tahun anggaran berjalan, karena akan mempersulit dalam perubahan anggaran.

Malang, 20 Juli 2017

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia

Airin Rachmi Diany

Presiden Tutup Rakernas Apeksi 2017. Ini yang Disampaikan!

Presiden Tutup Rakernas Apeksi 2017. Ini yang Disampaikan!

Presiden Tutup Rakernas Apeksi 2017. Ini yang Disampaikan!

Klojen, MC – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ingatkan para wali kota se-Indonesia agar tidak terjebak dengan program-program yang bersifat rutinitas di Savana Hotel & Convention Malang, Kamis (20/7). Hal itu mengingat dunia yang bergerak cepat, maka dibutuhkan inovasi, kreativitas dan fokus untuk mengeksplorasi keunggulan suatu daerah, Kamis (20/7).

APEKSI: Presiden Joko Widodo (dua dari kiri) saat ditemani oleh Ketua Apeksi 2017 Airin Rachmi Diany bersama Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Kamis (20/7). Foto: Biro Pers Setpres

Dengan cara ini, setiap kota di Indonesia diharapkan memiliki cirri khas dan keunikan tersendiri yang bisa menjadi pembeda dengan daerah lain. Karena setiap kota pasti memiliki suatu keunikan dan keunggulan tersendiri dibandingkan daerah lain.

Dalam penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), Presiden Joko Widodo menegaskan untuk bisa bersaing dan berinovasi dalam memperbarui kreativitas.

“Kreativitas industri masyarakat kota luar biasa, tetapi jika tidak didukung pemerintah dengan baik, potensi yang sudah ada tentu akan sia-sia,” jelas Presiden Jokowi saat penutupan acara Rakernas Apeksi 2017.

Tugas pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah daerah adalah, menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni. Sehingga ke depan bangsa Indonesia bisa bersaing di tengah persaingan global yang semakin sengit.

“Fokus membangun kota sesuai dengan keunggulannya sangat penting. Contohnya, pembangunan Kota Bogor tidak sama dengan Denpasar. Harus berbeda,” kata Jokowi.

Dari kenyataan itu, Presiden Jokowi mengingatkan, agar wali kota merancang dan menyiapkan kota dengan baik dan jangan terjebak dengan rutinitas-rutinitas. Jika sudah terjebak dengan rutinitas strategi pembangunan, 50-100 tahun ke depan tentu tidak akan bisa maksimal.

Presiden mencontohkan di Kota Sunnyland, California, Amerika Serikat yang hanya khusus mengembangkan dan mengurusi golf. Satu kota memiliki 37 padang golf dan setiap hari ribuan pesawat pribadi datang kesana hanya untuk bermain golf. Di kota ini, kata Jokowi, isinya hanya resort dan golf, tidak ada yang lain.

Melihat hal ini, presiden percaya bahwa Indonesia sesungguhnya bisa melakukan hal yang serupa. Sebab, negara Indonesia memiliki berbagai ragam bahasa dan budaya yang perlu dieksplorasi dari tiap daerah.

“Mungkin tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat dengan hanya lima tahun ke depan. Tetapi dibutuhkan keseriusan seperti itu untuk bisa mengangkat derajat suatu kota,” ucap Jokowi.

Pada kesempatan itu, presiden juga mengingatkan setiap kota agar menggunakan anggaranya secara fokus. Bila sebuah anggaran pembangunan misalnya sebesar Rp 300 Miliar, maka 60-70 persen anggaran itu harus digunakan untuk anggaran yang diinginkan. Misalnya digunakan untuk memperbaiki trotoar.

Melalui cara ini, diharapkan pembangunan bisa semakin banyak membawa manfaat. Sama halnya dengan APBN, di mana saat ini Indonesia fokus membangun infrastuktur, baru selanjutnya pembangunan sumber daya sehingga lebih mudah dalam mengontrol. (cah/say/ram)

Mendagri Buka Rakernas Apeksi 2017 di Kota Malang

Mendagri Buka Rakernas Apeksi 2017 di Kota Malang

Mendagri Buka Rakernas Apeksi 2017 di Kota Malang

Blimbing, MC – Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Apeksi tahun 2017 dibuka secara langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo di Savana Hotel & Convention, Rabu (19/7).
APEKSI : Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Tjahjo Kumolo (empat dari kanan) saat acara pembukaan Apeksi 2017 di Svana Hotel & Convention, Rabu (19/7).

Dalam pembukaan Rakernas dengan peserta seluruh wali kota se-Indonesia itu juga selain dibuka Mendagri juga dihadiri langsung Pimpinan KPK Basaria Panjaitan hingga Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.

Mendagri Tjahjo Kumolo dalam sambutannya, mengatakan tugas seorang wali kota dalam pemerintah daerah tidaklah mudah, karena banyak aspek yang harus dikerjakan dengan tujuan utama adalah percepatan pembangunan.

“Kepala daerah dalam hal ini wali kota, harus memiliki imajinasi, dan dari situlah lahir konsepsi, dari konsepsi lahir keberanian untuk mengeksekusi dengan tujuan percepatan pembangunan,” kata Tjahjo Kumolo.

Dijelaskan pula struktur pemerintahan daerah tidak saja terdiri atas gubernur, wali kota dan bupati saja, namun di dalamnya termasuk TNI, Polri hingga mitra strategis yakni Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), karenanya dalam menjalankan pembangunan wali kota harus merangkul berbagai kalangan tersebut.

“Selain itu saya memberikan pesan kepada wali kota agar dalam mengambil kebijakan harus memahami area rawan korupsi, karena sudah banyak contoh bagaimana KPK masuk melakukan OTT di berbagai daerah,” tukasnya.

Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga kondusifitas daerah baik dari organisasi yang tidak sesuai dengan asas Pancasila dan UUD 1945 dan berbagai ancaman yang mampu menggoyahkan nilai kebersamaan lainnya.

“Secara umum di Jawa Timur saat ini kondisinya sangat aman dan nyaman, meskipun kita sebentar lagi akan menghadapi Pilkada di 18 kota/kabupaten dan di Provinsi Jawa Timur,” ujar Soekarwo.

Ketua Apeksi Airin Rachmi Diany, dalam kesempatan itu mengatakan bahwa Rakernas Apeksi kali ini ada dua topik besar yang akan dibahas, yakni manajemen pembangunan ekonomi dan kerja sama antara pemerintah daerah dengan swasta.

“Termasuk di dalam Rakernas Apeksi ini kita akan bahas bagaimana aspek hukum penyelenggaraan pemerintahan daerah,” kata Airin.

Wali Kota Tangerang Selatan itu menambahkan, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini, wali kota dan organisasi perangkat daerah sangat khawatir akan kesalahan administrasi yang berujung pada kasus hukum.

“Karena itu perlu pemahaman bersama tentang UU ASN, UU Pemda dan aturan tentang Administrasi Keuangan agar kita memiliki landasan hukum,” tukasnya.

Sementara itu, Walikota Malang H. Moch Anton selaku tuan rumah acara Apeksi menyambut baik kehadiran peserta Rakernas dan berharap acara ini mampu menguatkan jejaring pemerintah daerah khususnya pemerintah kota dalam rangka menopang dan memperkokoh nilai-nilai serta semangat kebangsaan, sekaligus membawa misi sinergitas di antara kebijakan pemerintah pusat dengan penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

“Semangat pembangunan yang tumbuh di daerah adalah semangat untuk mengembangkan kreativitas serta inovasi yang lahir di tengah-tengah masyarakat,” kata Abah Anton yang biasa disapa untuk Walikota Malang itu.

Dalam kesempatan itu, Abah Anton juga membeberkan berbagai inovasi dalam skema pembangunan Kota Malang. Dikatakan Abah Anton, kata kreatif dan inovasi yang ada tumbuh dari bawah, berjalan kuat dan menjadi sangat konstruktif sehingga memberikan dampak nyata secara ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan di bidang pariwisata.

“Contoh nyata yang terjadi di Kota Malang adalah, tumbuhnya kampung-kampung tematik seperti Kampung Tridi, Kampung Warna Warni, Kampung Putih, Kampung 100 Topeng, Kampung Konservasi Air dan Kampung Gintung Go Green,” imbuh Abah Anton. (say/ram)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2017/07/mendagri-buka-rakernas-apeksi-2017-di-kota-malang/#ixzz4nQcMbqzU