Musim Hujan Datang; WASPADA DBD (Demam Berdarah Dengue)

Musim Hujan Datang; WASPADA DBD (Demam Berdarah Dengue)

Musim Hujan Datang; WASPADA DBD (Demam Berdarah Dengue)

Datangnya hujan setelah lama kemarau, tentu menjadi anugerah tersendiri bagi berbagai lapisan masyaratak. Udara yang sebelumnya panas dan kering kini menjadi lebih teduh dan juga sejuk. Menjadi landasan syukur  bagi seluruh umat di Indonesia.

Namun bersamaan dengan itu, pola hidup mayoritas masyarakat Indonesia yang kurang peka terhadap lingkungan, sering menjadi bumerang bagi pelaku bahkan orang lain yang tidak bersalah. Sampah yang berserakan dimana-mana, ketika hujan akan tergenang air ketika hujan datang. Genangan air tersebut menjadi tempat berkembang biar bagi berbagai patogen terutama yang sering menjadi masalah di Indonesia adalah Nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan penyakit Demam Bedarah Dengue (DBD).

Apakah penyakit DBD (Demam Bedarah Dengue) itu?
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan antar manusia melalui gigitan nyamuk jenis Aedes (terutama Aedes aegypti). Nyamuk ini banyak terdapat hampir di seluruh Indonesia terutama daerah tropis (sangat jarang di tempat yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut (dpl)).

Faktor lingkungan memiliki peran penting dalam kejadian DBD ini, terutama kerbersihan lingkungan.





Bagaimana siklus penularan DBD?

Virus dengue biasanya akan menginfeksi nyamuk Aedes betina saat dia menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia), yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-12 hari (periode inkubasi ekstrinsik) sesudah mengisap darah penderita yang sedang viremia dan tetap infektif selama hidupnya.

Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain. Setelah masa inkubasi di tubuh manusia selama 34 hari (rata-rata selama 4-6 hari) timbul gejala awal penyakit.


Bagaimana ciri-ciri Demam Berdarah Dengue (DBD)?

Gejala awal DBD antara lain demam tinggi mendadak berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata dan nyeri punggung, kadang disertai adanya tanda-tanda perdarahan, pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, syok, hingga kematian. Masa inkubasi penyakit ini 3-14 hari, tetapi pada umumnya 4-7 hari.

Belum ada obat dan vaksin untuk mencegah DBD. Pengobatan terhadap penderita hanya bersifat simtomatis dan suportif, ujar Menkes.

Bagaimana cara mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD)?

Pola hidup yang sehat antar lini masyarakat terutama menyenai kebersihan, dapat sangat menekan prevalensi terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD) terutama dampak negatif yang timbul saat musim penghujan. Departemen Kesehatan RI sangat mewanti-wanti masyarakat Indonesia mengenai hal pencegahan DBD guna menekan pesakitan akibat Virus mematikan tersebut. Berikut brosur mengenai kewaspadaan terhadap Demam berdarah dengue (DBD).
Pencegahan DBD

Kota Malang Layak Dapat Julukan Kota Kreatif

Kota Malang Layak Dapat Julukan Kota Kreatif

Kota Malang Layak Dapat Julukan Kota Kreatif

Kedungkandang, MC – Setelah acara blusukan di Kelurahan Sawojajar Kecamatan Kedungkandang Kota Malang, Minggu (28/2), Wali Kota Malang H. Moch. Anton menyampaikan bahwa di wilayah Kecamatan Kedungkandang, khususnya Kelurahan Sawojajar banyak warganya yang kreatif. Dan menurutnya Kota Malang ini sebenarnya sudah cocok kalau mendapat julukan kota kreatif.

Wali Kota Malang H. Moch. Anton saat meninjau produk kreatif warga Kelurahan Sawojajar saat acara blusukan kampung, Minggu (28/2)
Wali Kota Malang H. Moch. Anton (menggunakan syal) saat meninjau produk kreatif warga Kelurahan Sawojajar saat acara blusukan kampung, Minggu (28/2)

Terkait hal tersebut, hal itu sejalan dengan dibentuknya Malang Creative Fucion (MCF) dan juga Komite Ekonomi Kreatif Kota Malang beberapa waktu yang lalu yang semuanya itu adalah untuk menjembatani kreativitas warga.

Ada permasalahan yang harus segera diselesaikan, yaitu selama ini masyarakat tidak tahu bagaimana mencari modal maupun pemasaran produknya. Melalui MCF dan Komite Ekonomi Kreatif itu, semua permasalahan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah_red) diharapkan bisa terselesaikan.

“Saya sudah bertanya kepada warga yang mempunyai usaha kreatif. Rata-rata mereka terjebak pinjaman yang tidak sehat, yaitu terjerat rentenir. Kejadian seperti itu sangat miris dan tidak seharusnya terjadi,” imbuh pria yang kerab disapa Abah Anton itu, Minggu (28/2).

Politisi PKB itu menambahkan, pihaknya akan memberi kemudahan-kemudahan, seperti pembuatan sertifikat untuk produk UMKM. Warga sudah bisa mengurusnya di masing-masing kecamatan dan prosesnya tidak akan lama. “Hal itu untuk upaya mendapatkan bantuan serta pinjaman modal yang cepat bagi pelaku UMKM,” sambung Abah Anton.

Pria ramah itu juga mengajak warganya untuk memanfaatkan semua program pemerintah pusat dan daerah. “Pak RT dan pak RW harus bisa memfasilitasi. Kami berharap ke depan tidak ada lagi permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM ini,” pungkasnya. (say/yon)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2016/02/kota-malang-layak-dapat-julukan-kota-kreatif/#ixzz41XdoELdr

GIAT BEDAH RUMAH TERUS BERLANJUT

Alhamdulillah Setelah selesai bedah rumah di Rt.03 / RW. I Pada Hari Minggu,
28 Pebruari 2016  Kembali dilaksanakan bedah rumah Swadaya Masyarakat
tahap 2 di Rumah Ibu Ponirah Rt.01 Rw.01 Kelurahan Sumbersari telah dimulai dengan kerja bakti masal. Mudah mudahaan Semangat Swadaya untuk menolong warga yang kondisi rumahnya kurang memadai, terutama atap bocor terus berlanjut dan mendapat dukungan dari semua pihak