Festival Malang Doeloe Ajang Nostalgia

Festival Malang Doeloe Ajang Nostalgia

Festival Malang Doeloe Ajang Nostalgia

Klojen, MC – Untuk mewadahi kreativitas kaum muda serta melestarikan budaya warisan nenek moyang yang beraneka ragam, seperti makanan serta mainan tradisional, digelarlah Festival Malang Doeloe (FMD) di sepanjang Jl. Simpang Ijen Kota Malang. Gelaran yang dimulai kemarin, Minggu (7/2) hingga hari ini, Senin (8/2) ini diramaikan dengan adanya pesta budaya, pesta kuliner tempo dulu dan modern, aneka kerajinan, dan lain sebagainya.

Salah satu stan makanan tempo dulu di area FMD dipadati pengunjung, Minggu (7/2)
Salah satu stan makanan tempo dulu di area FMD dipadati pengunjung, Minggu (7/2)

Event yang digawangi oleh Next Level Production ini akan menyuguhkan berbagai kesenian serta permainan tradisional. Di tempat ini juga kita bisa bernostalgia dan menikmati jajanan tempo dulu seperti cenil, kelepon, gulali dan lain-lain dengan harga terjangkau.

Di salah satu lokasi disiapkan panggung untuk tempat unjuk kebolehan para kawula muda seperti halnya tarian dan kesenian tradisional lain, misalnya saja hadrah. Di sebelah panggung ada pula permainan tradisional, yaitu gobak sodor dan egrang.

Ketua pelaksana event, Angga Krisna Nugroho mengatakan jika kegiatan ini bertujuan untuk mewadahi kreativitas kaum muda dan sekaligus memfasilitasi para pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah_red) yang ada di Kota Malang. “Kami berharap dari acara ini dapat muncul talenta-talenta muda baru. Selain itu, kami berharap agar generasi muda calon penerus bangsa ini tidak lupa dengan warisan nenek moyang,” harapnya, Minggu (7/2).

“Makanan tradisional seperti ketan bubuk, cenil, dan kelepon mungkin sudah jarang kita temui. Begitu juga dengan mainan tradisional seperti pesawat dari bambu dan egrang. Dengan event ini, kami berharap bisa bernostalgia dan mengingat jenis permainan anak-anak zaman dahulu,” imbuh Angga.

Lebih lanjut Angga mengatakan jika gelaran ini sengaja dibuat berbeda dengan event yang serupa pada tahun-tahun sebelumnya. Penyelenggaraan kali ini dipadukan dengan seni dan makanan modern, sehingga terlihat lebih meriah dan menarik. “Meski demikian, stan bazar tetap kami buat seperti tempo dulu sehingga nuansa tempo dulunya masih terasa kental,” pungkasnya. (say/yon)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2016/02/festival-malang-doeloe-ajang-nostalgia/#ixzz3zdU9h366

Pelaporan SAKIP Kota Malang Raih Predikat Terbaik

Pelaporan SAKIP Kota Malang Raih Predikat Terbaik

Pelaporan SAKIP Kota Malang Raih Predikat Terbaik

Surabaya, MC – Kota Malang dan Kabupaten Tulungagung menjadi dua daerah terpilih untuk pelaporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang mengalami kenaikan dan progres positif. Atas keberhasilan tersebut, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) RI menunjuk Wali Kota Malang dan Bupati Tulungagung untuk memaparkan kiat-kiatnya.

Wali Kota Malang, H. Moch. Anton memaparkan kiat-kiatnya, Jumat (5/2)
Wali Kota Malang, H. Moch. Anton memaparkan kiat-kiatnya, Jumat (5/2)

Kedua kepala daerah memaparkan kiatnya pada Forum Koordinasi Pendayagunaan Aparatur Negara dan Penyerahan Laporan Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Jatim dan Provinsi se-Sulawesi di Gedung Grahadi Surabaya, Jumat (5/2).

“Keberhasilan ini merupakan wujud komitmen untuk terus berbenah dan berbenah hingga terbangun sebuah sistem serta etos pelayanan publik yang baik di Pemerintah Kota Malang,” ujar Wali Kota Malang, H. Moch. Anton.

Sementara itu, Menteri PAN-RB RI, Prof. Dr. H. Yuddy Chrisnandi, ME dalam arahannya menekankan salah satu poin penting yang jadi pertimbangan untuk penilaian adalah komitmen pimpinan dan langkah langkah inovasi kepala daerah.

“50 persen skoring ditentukan oleh sejauh mana komitmen kepala daerah untuk melakukan perubahan tata kelola pemerintahan yang taat azas,” tegas Menteri Yuddy.

Disisi lain, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, ‘mengkritisi’ pola dan kriteria evaluasi kinerja pemerintahan yang diletakkan pada progres serapan anggaran. Penyerapan uang tidak selalu lurus sama dengan penyerapan proyek.

Ini karena rekanan lebih cenderung melakukan pencairan pada termin satu atau termin akhir (termin empat), sehingga terkesan pada triwulan dua dan tiga kegiatan tidak berjalan. Realitanya, proyek atau pekerjaan terus berjalan dan bergerak, namun karena tidak ada pencairan anggaran maka dinilai dan dievaluasi tidak ada progres.

“Kalau ini yang (semata) jadi ukuran, maka bisa menyesatkan dan mungkin kurang akurat untuk dijadikan tolok ukur kinerja SKPD atau pemerintah,” tegas Pakde Karwo, demikian Gubernur Jatim akrab disapa.

Acara yang juga menghadirkan kepala daerah se-wilayah Sulawesi ini mencatat ada sepuluh kota/kabupaten di Jatim yang mendapat skor C, 19 kota/kabupaten mendapat skor CC serta sepuluh kota/kabupaten mendapat skor B.

Sepuluh daerah di Jatim peraih skor B itu meliputi Kota Malang, Kota Surabaya, Kabupaten Bojonegoro, Kota Madiun, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Banyuwangi. Pada tingkat provinsi, hanya Provinsi Jawa Timur dan Provinsi DIY yang mampu meraih skor A. (say/yon)

OJK Dorong Daya Saing UMKM

OJK Dorong Daya Saing UMKM

OJK Dorong Daya Saing UMKM

Blimbing, MC – Makin banyaknya wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang ke Malang harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah_red) untuk bisa memasarkan produk-produknya. Dengan jumlah wisatawan yang mencapai 5,3 juta per tahunnya, pasar masih terbuka lebar.

Pertemuan tahunan industri jasa keuangan di Hotel Savana Malang, Kamis (4/2)
Pertemuan tahunan industri jasa keuangan di Hotel Savana Malang, Kamis (4/2)

Beberapa hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi XI DPR RI Andreas Eddy Susetyo dalam seminar yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Hotel Savana, Kamis (4/6). Ditambahkannya, pihaknya akan terus mendorong agar UMKM terus diperhatikan, dengan harapan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini UMKM bisa bersaing di negeri sendiri dan di luar negeri.

“Di Malang kurang lebih ada 450.000 pelaku UMKM yang terdaftar, jika dibina dan dimanajemeni dengan baik, ini bisa menjadi senjata ampuh untuk bersaing di kancah internasional,” jelas Andreas, Kamis (4/2).

Dengan penguatan UMKM, Andreas yakin bisa memberikan dampak positif terhadap penguatan ekonomi di daerah. Dimana dengan terciptanya lapangan kerja di daerah, otomatis akan banyak membawa manfaat.

Kepala OJK Malang, Indra Krisna mengungkapkan kegiatan yang diikuti sebanyak 200 perusahaan industri jasa keuangan ini digelar untuk mendorong industri keuangan agar lebih meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

“Kegiatan ini kami harapkan bisa semakin meningkatkan daya saing pelaku usaha di Indonesia, termasuk diantaranya ketika saat ini masuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” tegas Indra.

Di Indonesia, perekonomian di era MEA ini jelas mengalami semakin banyak tantangan sehingga diharapkan semua pilar jasa keuangan diharapkan mampu menjadi pilar pembangunan. Diantaranya dengan meningkatkan kemampuan dan daya saing UMKM serta pemanfaatan sektor jasa keuangan. (cah/yon)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id/2016/02/ojk-dorong-daya-saing-umkm/#ixzz3zdSvN9uD